RSS

Teknik Menulis Cerita Dasar dan Tips Menulis

0 komentar

Banyak sekali kawan-kawan kita yang sibuk mencari-cari teknik dan tips-tips menulis. Sedangkan dia sendiri belum pernah menyelesaikan ceritanya.

Begitu banyaknya kawan-kawan kita yang bertanya demikian hingga seorang penulis mengeluarkan twett yang berbunyi : Tidak ada tips menulis, kecuali mulailah menulis sekarang juga.

Sebenarnya memang ada teknik-teknik dan tips-tips semacam itu. Tapi sangat tidak bagus jika kita hanya mengurusi teori saja tanpa berlatih menulis langsung. Sedangkan yang membuat kita lihai dalam mengolah kata dan rasa sebenarnya adalah pelatihan secara langsung. Bentuk pelatihan ini-pun bisa secara otodidak atau kursus atau yang lain.

Dan jika kawan-kawan benar-benar kosong dan tidak memiliki ide untuk menulis, berikut saya hadirkan teknik menulis cerita dasar beserta tips-tipsnya.

Ada dua komponen dasar dalam sebuah cerita, yaitu Tokoh dan Kejadian.

Jadi pertama : Buatlah sesosok tokoh.
Tips = Buatlah tokoh yang unik dan karakternya terlihat jelas.

Ke-dua : Buat kejadian. Buatlah serangkaian kejadian yang saling menyambung dan berkesinambungan yang pastinya bakal dihadapi si tokoh yang sudah kawan buat di atas.
Tips : Buatlah kejadian yang memberikan kesan berbeda bagi pembaca. Bisd dikombinasikan dengan pemihan sudut pandang, latar tempa atau waktu dan lainnya.

Oke, silahkan mulai menentukan tokoh dan kejadian-kejadian yang bakal dia hadapi.

Salam Karya.

Continue Reading...


Dalam Termenungku

0 komentar

Ini bukan sekedar sajak puisi
Bukan cuma prosa duniawi
Bukan juga drama dengan lakon basi

Inilah hidup itu
Kau harus tau nak,,

Bukan hanya tentang kisah dan perbedaan

Sedangkan yang kau lihat selama ini
Hanya beda kaya dan miskin,
Beda tinggi dan rendah,
Hingga hanya kulit pualammu saja yang kau haluskan.

Ingat anakku,,
Ini tentang hidup.

(Lantas kuhentikan lamunanku)
Surabaya 08 November 2011

Continue Reading...


Menulis cerita memiliki beberapa problem yang sebaiknya dihindari

0 komentar


Continue Reading... Label: , ,


Kerangka Cerita dalam Penulisan Karangan Cerita Pendek No.1

0 komentar

Tahukah anda bahwa beberapa karya tulis yang dimuat di koran sering kali memuat struktur kerangka cerita yang sudah pernah ada. Artinya memang ada beberapa kerangka cerita yang menarik dan bisa dicoba oleh penulis pemula seperti kita.

Kerangka karangan bagi penulis pemula seperti kita sangat penting. Ini akan membantu kita mengatur konsep cerita dalam mengarahkan alur logika pembaca. Jika pembaca sudah ikut dalam jalur logika yang kita tata, jalan menjadi penulis handal suda terbuka lebar.

Tema dan kejadian cerita harus dengan kreasi sendiri, tapi kita bisa menyajikannya dalam bentuk-bentuk berikut..

1) Kerangka Lamunan

Kenapa saya beri nama Lamunan, adalah karena kerangka ini biasa di usung dengan menyajikan lamunan sang tokoh. Gimana sih bentuknya..

Konflik pemeran utama yang sedang dihadapi - Melamunkan sejarah kemunculan konflik - Kembali ke keadaan sekarang

Kerangka jenis ini meiliki beberapa ciri-ciri :
-Alur maju mundur
-Kejutan di akhir cerita
-Konflik tidak tertangani sampai tuntas

Contoh cerpen semacam ini bisa kita simak di (klik) sini


Akan di-update kerangka-kerangka yang lain secara bertahap.
Continue Reading... Label: , , , , , , , ,


Penerbit Surabaya, Berikut Daftar Lengkapnya

13 komentar

Mayoritas buku yang kita baca penerbitnya dari jogja, bandung dan jakarta. Lalu banyak yang menanyakan "Ada apa tidak ya penerbit dari Surabaya??". Banyak yang tidak tahu, ternyata Surabaya juga memiliki beberapa penerbit yang pantas untuk dipertimbangkan.




Berikut daftar Penerbit Surabaya :


-PENERBIT KALAMEDINA
Jl. Jemur Andayani 50. Kav. A1-2
Surabaya-Jawa Timur
Tlp/Fax. 031-8416967
Email: penerbit_kalamedina@yahoo.com
Site: kalamedina.blogspot.com/

- Penerbit NidyaPustaka
Jl. Rangkah Buntu 2/22
Surabaya 60135 Indonesia
Telp/Fax : 031 3760698
Phone : 031 71160918, 081 55085655, 081 938007921, 081 330790222

 Site: nidyapustaka.com 

- Penerbit Bina Ilmu
Jl. Tunjungan No. 53-E,Surabaya 60275 Jawa Timur,Indonesia
Jawa Timur
No Fax. (031) 5315421
No Telepon. (031) 5323214, No Telepon. (031) 5315421, No Telepon. (031) 5340076


- Penerbit Bintang
Jl. Putroagung III No. 41-C,Surabaya 60135 Jawa Timur,Indonesia
Jawa Timur
No Fax. (031) 3715941
No Telepon. (031) 3770687


- Djojobojo Yayasan Penerbit
Jl. Embong Malang No. 69-H,Surabaya 60261 Jawa Timur,Indonesia
Jawa Timur
No Fax. (031) 5313329
No Telepon. (031) 5341169, No Telepon. (031) 5312027


- Jawa Pos
Gedung Graha Pena, 4th Floor
Jl. Jend. A. Yani No. 88,Surabaya 60231 Jawa Timur,Indonesia
Jawa Timur
No Fax. (031) 8294573
No Telepon. (031) 8202243, No Telepon. (031) 8202244, No Telepon. (031) 8202245


- Kelompok Berlian (Tabloid Oposisi)
Graha Pena, 2nd Floor,Jl. Jend. A. Yani No. 88,Surabaya 60231 Jawa Timur,Indonesia
Jawa Timur
No Fax. (031) 8294612, No Fax. (031) 8202121
No Telepon. (031) 8202100, No Telepon. (031) 8202120, No Telepon. (031) 8202009



- Gramedia Pustaka Utama
Jl. Berbek Industri I No. 29-31, Waru – Sidoarjo,Surabaya 61256 Jawa Timur,Indonesia
Jawa Timur
No Fax. (031) 8483032
No Telepon. (031) 8483033, No Telepon. (031) 8483034, No Telepon. (031) 8483035
Continue Reading... Label: , , , ,


Latihan menulis untuk cerpenis dan novelis pemula

0 komentar

Sejak kapan kita disebut penulis? Tentu saja sejak kita pertama kali menggoreskan tinta pena kita di atas kertas. Sejak saat itulah kita berhak menyandang titel sebagai penulis.

Seperti juga pada keahlian-keahlian yang lain, keahlian menulispun membutuhkan tahap-tahap tertentu untuk mempelajarinya. Untuk tahap pemula, adalah tahap awal bagi kita untuk memulai pengajaran menulis.

Sebelumnya, alangkah baiknya kalau kamu simak kunci sukses menulis dalam catatan (klik) berikut ini.




Mari kita lanjutkan.

Setelah membaca pengenalan kunci menulis tersebut, adalah hal yang sangat penting untuk berlatih dan terus berlatih dengan tujuan mendapatkan keahlian menulis yang lebih baik dan tingkatan penulis yang lebih tinggi. Maka itu latihan menulis sangat penting untuk diterapkan para penulis pemula.

Kelihaian menulis adalah tergantung dari seberapa banyak dia membaca dan berlatih. Membaca akan membuat imajinasinya semakin lancar dalam merangkai cerita seperti yang sudah dijelaskan (klik) di sini. Sedangkan latihan menulis akan membuat kita semakin lancar dalam permainan plot, pengaturan kata dan diksi serta mendapatkan keluwesan dalam mengatur keindahan gerak-gerik cerita.

Maka tidak boleh tidak, seperti juga atlit olah raga yang berlatih setiap hari, atlit pena pun harus berlatih dengan pena dan buku-bukunya.


Selamat latihan menulis.
Continue Reading... Label: , , , ,


Menulis buku dan menghasilkan karya sendiri itu mudah

0 komentar

Menulis buku dan bisa menghasilkan karya merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi seorang penulis pemula. Apalagi kalau buku itu ternyata tembus masuk penerbit. Dan akhirnya kamu dikenal sebagai penulis yang oke punya. Gimana dong caranya..

Artinya buku karya kamu itu harus buku yang bagus dan benar-benar berkualitas. Buku kamu harus berbeda dan berdiri sebagai karya yang unik dan bukan jiplakan. Karya kamu harus menonjol dan memiliki berbagai kelebihan yang membuatnya diingat pembaca selalu.

Gimana buatnyaa...

Yang perlu diingat sebelumnya adalah LATIHAN MENULIS secara continue. Ini akan membantu kamu semakin gemulai dalam mengembangkan konflik, karakter maupun alur.
#Untuk belajar menulis dari dasar, silahkan baca yang (klik) ini dulu.
#Untuk keterangan tentang latihan menulis lanjutan, silahkan baca yang ini dulu.

Barikut hal-hal yang sebaiknya kamu lakukan untuk menulis buku setelah kamu memiliki keluwesan/kegemulaian dalam menulis cerita.

1. Tema
   Dengan tema ini kamu sudah punya arah dalam menentukan karakteristik, alur, setting, konflik dan lain-lain. Artinya, karakteristik, alur, setting, konflik dan lain-lain itu nantinya harus selaras dan sesuai dengan tema yang kamu ambil. Inilah fungsi utama tema dalam sebuah karya, membatasi perkembangan cerita sehingga cerita tetap fokus pada inti cerita.

2. Referensi
   Kamu harus punya banyak pengetahuan dong, tentang hal2 yang akan kamu ceritakan. Seumpama kamu mau buat buku biografi tentang seorang tokoh, misal Kahlil Gibran. Maka kamu harus paham akan jalan kehidupan tokoh tersebut. Bagaimana kehidupan Kahlil Gibran kecil, remaja dan dewasa. Bagaimana dia lahir dan meninggal. Bagaimana kisah asmaranya dan bahkan kamu juga harus tahu bagaimana sifat dan sikapnya dalam menghadapi masalah-masalah hidupnya.
Kalau kamu mau menulis buku tentang perjuangan di tahun 1940-an, kamu harus tahu bagaimana situasi dan kondisi saat itu. Nama-nama yang dipakai manusia saat itu. Perilaku-perilaku manusia saat itu. Kamu harus menguasai keseluruhan kondisi di tahun-tahun itu.

Banyak-banyaklah membaca. Karena kesemuanya itu akan berpengaruh pada konsep buku kamu dari awal cerita hingga akhir.

Mau tau pengaruh membaca bagi seorang penulis? simak di sini.

3. Pahami EYD dengan baik
   EYD adalah hal yang sangat penting. Banyak pakar bahasa dan sastra yang menakar kualitas sebuah tulisan dari sisi EYD-nya.

4. Koreksi
   Koreksi sangat penting agar buku yang dihasilkan bisa sesempurna mungkin. Hal ini juga dapat meminimalisir kesalahan tata bahasa maupun tata cerita.

5. Cari Penerbit yang cocok
   Kamu nulis buku fiksi apa non fiksi. Buku pelajaran sekolah atau buku umum. Maka kamu harus memilih penerbit yang sesuai dengan bentuk buku yang sudah kamu tulis.
Untuk daftar penerbit, silahkan dicek listnya di sini (maaf blm tersedia).


Silahkan menulis buku.
Continue Reading... Label: , , , , ,


Puisi kematian, puisi karya Kahlil Gibran

0 komentar

Kahlil gibran memang penyihir kata yang hebat dan pantas untuk dikenal dunia. Sya'ir-sya'irnya selalu mampu membawa kita pada kesadaran dan rasa yang baru. Amanat dalam rasa itu begitu dalam sehingga memaksa pembaca untuk ikut merasakan apa yang dirasakannya, memahami apa yang dipikirkannya dan dan menuruti apa yang dianjurkannya.

Berikut salah satu contohnya :

"Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta... terus hidup... sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan..." (Kahlil Gibran)







Apalah arti sebuah puisi yang tidak memiliki amanat. Adalah sampah yang dipercantik. Maka di sini Kahlil Gibran memang benar-benar mampu memberikan amanat itu di setiap karyanya.
Continue Reading... Label: , ,


Pengertian alur, alur novel dan alur cerpen

0 komentar

Pengertian Alur :
Alur menurut Stanton (dalam Nurgiyantoro, 1995 : 113), adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra.



 Di sini sudah dijelaskan ya, bahwa alur menyebabkan keterkaitan keterangan, petunjuk dengan setting waktu dan tempat. Artinya, keterangan atau petunjuk atau deskripsi akan suasana, dan keadaan kejadian dengan keterangan tempat dan waktu harus sesuai dan seiring dalam membangun citra deskripsi itu sendiri.

Keterkaitan ini bagaikan batu bata dan lapisan semen yang saling selaras dalam pembangunan cerita. Bisa kita bayangkan bila setting waktu adalah malam hari, namun suasana yang dideskripsikan adalah suasana terang benderang dengan matahari yang bersinar terang. Tentu citra deskripsi cerita itu akan hancur karena ketidak-terkaitnya keterangan dan kejadian.

Maka pentinglah bagi kita untuk menyelaraskan semua komponen cerita yang saling berkaitan itu pada suatu bangunan yang utuh dan kokoh cerita.

Sumber berita di sini
Continue Reading... Label: , , , , ,


contoh cerita pendek, beserta teknik penulisannya

0 komentar


 Contoh cerita pendek, atau yang biasa kita sebut cerpen kali ini mengusung satu teknik penunjang penarik perhatian pembaca. Coba kita simak dulu ya.





KACAMATA LALA
Oleh :Putrowangi

Dua lenganku selalu mengait kedua telinganya. Tercantol begitu di wajahnya yang imut. Lala mulai memakaiku setelah vonis dokter bahwa matanya minus. Aku menemaninya setiap waktu. Aku bertugas membantu penglihatannya, tugas yang membuat aku tahu setiap apa yang diketahuinya. Aku juga harus melindungi matanya. Pernah suatu ketika beberapa anak laki-laki kelasnya, teman-temannya yang tergabung dalam gank brandal cilik, menyemburkan pasir ke wajah lala. Membuat wajahnya kotor penuh tanah debu, kecuali bagian mata. Tapi dia tidak menangis, aku tak melihat air setetespun di matanya. Walau ceria dan centil, dia adalah gadis cilik yang kuat dan tangguh. Selain bisa melihat apa yang dia lihat, aku juga bisa menoleh ke belakang untuk melihat matanya. Ketika dia melihat seragam barunya dengan mata gembira, ketika dia melihat teman-teman barunya dengan sorot mata keakraban, ketika dia melihat kilat petir dengan mata terkejut, dan yang paling sering adalah ketika akhir-akhir ini matanya selalu tersayat-sayat penuh emosi dari adegan-adegan yang bahkan sama sekali tak dipahaminya, Sinetron.
Dulunya dia tidak begitu. Dulu dia tak suka sinetron. Dia adalah anak normal, seperti juga teman-temannya, seperti juga anak-anak TK dimana-mana, suka bermain boneka, bongkar pasang dan masak-masakan. Dulu dia juga adalah anak kecil yang setiap sore membawa kardus penuh mainan keluar ke teras rumah, mencetak tanah basah menjadi bentuk-bentuk kue-kue, atau juga mengejar kupu-kupu atau capung. Selalu aktif dan ceria. Bahkan beberapa kali menjuarai lomba baca puisi tingkat TK se-kecamatan. Semua tetangga dan gurunya turut membanggakannya. Namun yang seharusnya adalah orang yang paling bangga malah meghancurkan semuanya. Kekreativitasan Lala, masa kecil dan masa depan Lala, harus hancur atas ulah ibunya sendiri. Wanita gendut dengan mata yang berkilat-kilat ketika mendengar gosip baru artis atau ketika dapat bocoran kejelekan salah satu tetangganya.
Ibu Lala-lah yang dulu terlihat kelewat serius memelototi kemelut di-TV yang tak pernah reda. Tak ketinggalan pula acara gosip-menggosip dari semua chenel TV. Selalu saja ada sesuatu yang baru, tak pernah habis konflik demi konflik mendera mata dan otak. Dan dari semua itu, tak boleh ada yang tertinggal bagi Ibu Lala. Ibu Lala tak akan beranjak mencuci baju sebelum semua gosip ditelannya habis. Otak dan telinganya tumpul tak berfungsi ketika adegan paling seru-semrawut atau gosip terpanas mak-nyos ditampilkan di TV. Tak akan ada tamu yang dibukakan pintu walau telah mengetuk pintu selama dua jam sekalipun, tak akan ada panci air yang akan diangkat dari kompor walau sudah kering-gosong juga. Dipersembahkannya hidup demi melihat sinetron dan mendengar gosip. Dunianya berhenti di titik itu. Dan semua tingkah polah ibunya ini, terekam baik di mata Lala.
Ketika Lala minta diambilkan makan sepulang dari sekolah, tak akan diterimanya sebutir nasi-pun sebelum acara gosip siang berakhir. Ketika dia ingin melihat spongebob, sampai menangis seperti apapun, tak akan chenel berpindah hingga adegan terakhir sinetron petang episode hari itu usai. Pernah juga anak dan ibu itu bertengkar seru memperebutkan remot TV. Ku tengok ke belakang, terlihat mata lala yang mengalirkan air kebencian begitu derasnya. Kupandang ke depan, terlihat ibunya mendelik merah, berkacak pinggang dengan remot tetap nyaman terlindungi dan tak pernah lepas dari genggaman eratnya. Mulut ibu lala juga mangap-mangap saat itu. Pasti-lah nama setiap hewan yang ada di kebun binatang Surabaya disebutnya satu-persatu untuk menghinakan Lala. Peperangan yang sungguh tidak sepadan. Bukan hanya tentang lawan yang tak sebanding tetapi juga karena penyebab yang begitu tidak pantas.
Keadaan seperti ini terus saja terjadi. Setiap waktu aku harus menyaksikan pertengkaran anak-beranak yang tak pernah terselesaikan. Tangisan dan cacian menjadi sesuatu yang tak terelakkan. Setiap hari terdengar dari ruang tengah, ruangan yang berisi seperangkat sofa-meja, rak dan TV 29”, lengkap dengan VCD dan Sound system. Hingga akhirnya, makan siang yang telat dan chenel yang tak pernah terganti membuat Lala putus asa. Dia menyerah dan mulai ikut saja menonton sinetron dan gosip. Terus saja dia menahan lapar siang dan kerinduan akan tawa spongebob. Dia tahu bahwa dia kalah. Dia juga tahu bahwa keadaan tak akan pernah berubah. Maka dia turut mengalir saja mengikuti hulu-hilir sungai adegan-adegan yang tak pernah rampung. Turut tertipu masalah-masalah remeh yang malah menambah konflik di otak. Seperti pecinta-pecinta sinetron lain yang merasa belum cukup dengan kemelut hidupnya sendiri dan sehingga menambahi dengan kemelut-kemelut lain yang pastinya mbulet khas sinetron. Masih belum cukup kesulitan hidup mereka, pasti batin mereka masih cukup luas untuk menampung dan menanggung beban kehidupan tokoh-tokoh tipuan itu. Waktu-waktu mereka pun pasti telah kelewat banyak digunakan untuk hal-hal berguna, pasti sudah sangat banyak yang digunakan untuk menyelamatkan wanita dan anak-anak dari trafficking, pasti juga sudah terlalu banyak digunakan untuk menorehkan tanda-tanda jasa sehingga telah waktunya waktu-waktu itu harus mereka gunakan untuk hal yang tidak berguna.
Selintas Lala melihat kalender. Mungkin menghitung hari ulang tahunnya yang masih dua bulan lagi. Aku tidak, aku malah menghitung bahwa hari itu adalah hari ke-tujupuluh empat setelah Lala menyerahkan matanya untuk gosip dan sinetron. Saat itu Lala telah terbiasa ikhlas nimbrung dengan ibunya terayun-ayun kerumitan yang dibuat-buat. Keduanya selalu murung-merenung menghayati cerita. Tak ada humor, tak ada tawa. Tak ada spongebob, tak ada ceria. Yang ada hanya ketegangan, emosi, amarah, dendam, kebencian, kekerasan dan gumpalan-gumpalan kotor lain yang selalu menyesaki dada. Kegeraman yang membara tak jarang terlihat pada dengusan mereka berdua. Tidak lagi karena terpaksa, kini Lala mulai menyukai semuanya. Apalagi kini sinetron dan infotainment lebih berariasi dengan karakter masing-masing. Tapi, padahal sama saja, intinya ruwet dibikin-bikin dan membongkar aib. Masa kanak-kanak Lala telah hilang dari sinar matanya. Telat makan siang tak pernah lagi jadi masalah. Perutnya tak pernah lapar di kala sinetron siang mulai disuguhkan. Hanya mata-lah yang selalu lapar akan keruwetan masalah orang dewasa. Sinetron dan infotainment yang setiap jam seperti selalu ada, bergantian, susul-menyusul-lah yang memenuhi waktu-waktu mereka berdua. Dan yang membuat bu Wati, guru TK dimana Lala sekolah, kawatir adalah PR Lala yang tak pernah dikerjakan satupun, garis paras Lala yang semakin hari semakin kaku, kukuh dan tegang. Selain itu, ternyata minat bermain Lala juga terkuras habis. Boneka dan capung tak pernah lagi tersentuh. Tak ada teman akrab yang berbagi bekal, tak ada lompat tali, dan tak ada puisi lagi yang keluar dari bibirnya. Kehidupan kanak-kanaknya telah hancur mendebu.
Tiap hari Lala diam di kelas. Meletakkan pipi di meja dan mulai mengenang adegan-adegan terdahsyat yang dia ingat. Ketika tokoh utama, seorang gadis yang cantik dan baik hati, dianiaya majikan wanitanya yang jahat, kriting dengan wajah yang tak pernah enak dipandangan mata, persis ibunya sendiri. Ketika seorang suami menampar istrinya yang baik. Ketika seorang anak laki-laki yang tampan ditinju bapak tirinya. Ketika harta warisan diperebutkan lima bersaudara yang antagonis semuanya. ketika seorang istri selingkuh dan menimbulkan prahara. Ketika seorang wanita diperebutkan dua pria dan sebaliknya. Ketika anak-anak putih abu-abu saling berebut pacar. Cinta si kaya dan si miskin yang terhalangi. Semuanya begitu sistematis terangkum dalam lembar-lembar hikayat otak Lala. Sambil berdiam diri di bangku, dikeluarkannya-lah lembar demi lembar itu. Diterawangnya jelas-jelas, seperti kacaku adalah layar TV saja. Layar kaca pribadi. Bahkan teman sebangku tak akan bisa melihat adegan-adegan yang dilihat Lala di kacaku. Semua akan terlihat begitu nyata bagi Lala, mengalir, hingga dia tertidur.
Yang seperti itu terjadi terus, semakin hari semakin mengakar parah. Hingga suatu hari, tiba-tiba Lala menghajar Dimas, salah satu teman sekelasnya yang termasuk dalam gerombolan gank berandal cilik, tanpa sebab. Bukan karena dia ditaburi pasir lagi atau dijambak rambutnya sehingga marah, ini benar-benar tanpa sebab yang bagaimanapun. Tak urung membuat ibu-ibu wali murid dan siswa-siswa lainnya mengerubungnya. Sebagian dari penonton-penonton itu adalah tetangga Lala yang juga mulai heran dengan perubahan Lala yang akhir-akhir itu tak lagi ceria, tak pernah lagi meminta buah jambu atau sekedar numpang bermain dirumah mereka. Segera setelah mengetahui konflik itu, bu Wati cepat-cepat merenggutnya dari kerumunan dan menggendongnya ke ruang guru untuk diIntrogasi.
Sesampainya di ruang guru, mula-mula bu Wati mengelus-elus rambutnya landai-landai, mencoba menenangkannya, lalu dibetulkannya tata letakku di wajah Lala dan digenggamnya kedua pundak Lala demi mendapat perhatian fokus dari Lala. “ kenapa Lala pukul Dimas??.. ..  “. Diperhatikannya raut wajah Lala yang masih saja kaku tak bersalah persis batu pondasi. Kesadaran bahwa Lala telah melewati sesuatu yang salah membuat bu Wati tahu bahwa ada yang harus diperbaiki, bukan pada diri Lala, tapi pada apa yang telah mempengaruhi Lala. “ di film di TV orang baik pasti susah bu, pasti dihajar, ditinju, pokoknya disakiti terus,  Lala pengen jadi orang jahat aja, dan orang jahat itu harus balas dendam bu.. . .. “. Jawabnya lugas dan logis.




02 Agustus 2009
Di rongga triplex



Teknik menulis cerpen yang diusung kali ini sudah jelas. Bahwa penulis memberikan sentuhan akhir yang cukup mengesankan dan dapat menancap kuat di hati pembaca tentang sebuah amanat yang jelas dan gamblang.
Cerpen seperti ini tidak seperti cerpen yang ber-plot normal yang dimulai dari perkenalan-konflik dan diakhiri penyelesaian, tapi malah menyajikan permasalahan baru di akhir cerita. Tapi pada kenyataanya kejutan-kejutan di akhir cerita seperti ini seringkali berhasil mengikat dan memikat hati pembaca.


Selamat berkarya.
Continue Reading... Label: , , , , , ,


Puisi anak memiliki gaya bahasa berbeda dengan puisi dewasa

0 komentar

Coba kita perhatikan puisi-puisi anak. Puisi anak cendrung memiliki gaya bahasa yang sederhana dengan amanatnya yang tersurat. Puisi anak tidak memiliki maksut untuk menohok masalah-masalh aktual politik, moral dan budaya.

Puisi anak memiliki gaya bahasa dan isi yang ringan dan polos. Sangat minim motif-motif majas dan diksi. Banyak yang masih bersajak AB AB, tapi beberapa sudah bebas tanpa sajak. Walaupun penulisnya sudah dewasa, tentu penulis tak akan berani memberikan majas terlalu banyak dan makna tersirat yang sulit dipahami anak-anak.

Dan justru gaya yang seperti ini terasa alami, dan apa adanya. Puisi-puisi polos seperti itu memberikan rasa yang berbeda daripada rasa pada puisi dewasa. Puisi yang apa adanya itu justru memiliki semacam keterbukaan, apapun yang di rasa dan dipikirkan penulis seringkali keluar dengan lancar.

Problem yang sering muncul adalah hubungan antar bait yang sering tidak nyambung. Hal ini tentu saja dapat kita latihkan kepada anak-anak bagaimana mengoneksikan baris satu dengan yang lain dan bagaimana menghubungkan bait satu dengan bait yang lain.

Berikut contohnya :

Nelayan

Kesana kemari engkau berlayar
Dengan sangat bersemangat
Demi keluarga tercinta

Nelayan...
Jasamu sangat besar
Mencari ikan siang malam
Walau tak pernah mendapat upah sepadan

Nelayan...
Dalam ombak besar engkau terus berlayar
Hingga perahumu terguling
Dan jatuh ke dasar laut

Nelayan...
Terimakasih atas perjuanganmu



Yovia Galuh [yovia_galuh @yahoo .co.id]




Puisi "nelayan" telah ditampilkan di http://www.ceritaanak.org

Dengan keterbukaan semacam ini, orang tua dapat menyimak perkembangan intlektual maupun emosional si anak.

Latihlah anak anda menulis puisi mulai dari sekarang.
Continue Reading... Label: , , , , ,


Cerita asyik punya rahasia unik dalam cara pembuatannya

0 komentar

Cerita asik seperti Harry Potter, Laskar Pelangi dan Supernova masih saja mampu menarik perhatian kita. Masih saja kita ingin membacanya walau sudah puluhan kali buku itu kita bolak-balik lembar demi lembarnya. Kok bisa ya menulis cerita jadinya asik banget seperti itu? Bagaimana caranya? Apa yang dimiliki cerita asik yang tidak dimiliki cerita lain?

Cerita asik punya rahasia-rahasia tersembunyi dibalik pembuatannya. Di sinilah rahasia-rahasia itu akan kita bongkar.



Seperti yang sudah kita bahas (klik) di sini bahwa unsur cerita pada dasarnya ada dua, tokoh dan kejadian. Sudah kita bahas pula (klik) di sini bahwa tokoh adalah ruh cerita yang mampu menghidupkan cerita, yang mampu membawa pembaca kepada kejadian yang dialaminya, dirasakannya atau dilihatnya dalam cerita itu.

Itu fungsi tokoh dalam cerita, lalu apa fungsi kejadian dalam sebuah cerita. Ini lah kunci keasikan cerita. Kejadian berfungsi sebagai pengembang tema hingga membentuk cerita yang unik dan menarik. Para pembaca biasanya bilang asik.

Coba saja kita baca dengan kejadian-kejadian yang biasa seperti cerita tentang seorang anak tiri yang menderita oleh ulah ibu tirinya, lalu kita baca cerita Harry Potter yang penuh akan kejadian-kejadian unik dan aneh di dalamnya.

Maka, jika kita ingin membuat cerita yang unik dan asik, buatlah serangkaian kejadian-kejadian yang aneh, berbeda dan menarik untuk tokoh kita dalam cerita itu. Atau setidaknya kita harus membuat pembaca percaya bahwa kejadian itu menarik untuk disimak.

Silahkan mengimajinasikan berjuta kejadian aneh yang menarik untuk tokoh-tokoh dalam cerita-cerita kita.


Salam semangat.


Continue Reading... Label: , , , ,


Penokohan dalam pembentukan ruh cerita

0 komentar

Penokohan atau pembentukan karakter tokoh bisa kita gunakan sebagai pemerkuat pembentukan jati diri cerita. Sering kali penulis-penulis sukses menggunakan nama-nama yang tidak wajar untuk tokoh di dalam ceritanya, seperti beningnya, dia yang tidak boleh disebut namanya, dia yang kau tau siapa bahkan ada seorang penulis terkenal tanah air yang menandai tokohnya dengan sebutan tokoh kita, tanpa memberinya nama yang ternyata malah mampu memperjelas bentuk cerita.

Seperti yang sudah dijelaskan (klik) di sini bahwa menulis cerita sangat penting akan adanya pembentukan tokoh yang matang. Tokoh adalah pelaku kejadian, apapun kejadian yang anda ciptakan, tokoh ini yang akan mengalaminya di dalam cerita. Jika tokoh tidak berkarakter dan kurang jelas bagaimana wujud jasmani-rohaninya, maka cerita ini akan kehilangan roh. Sehebat apapun kejadian-kejadian yang ada di dalamnya.

Buku cerita 7 jilid kesayangan kamu juga memberlakukan hukum yang demikian bukan? bagaimana si harry itu, bagaimana sifat ron dan harmony, bahkan peran-peran pembantu telah memiliki karakter utuhnya masing-masing.

Nah, bagaimana cara menciptakan tokoh dengan karakter utuhnya yang kuat? silahkan disimak (klik) di sini.


Salam karya...
Continue Reading... Label: , , , ,


Menulis cerita itu gampang lho.. Jangan merasa sulit

0 komentar

Menulis cerita, banyak sekali orang ingin bisa melakukannya. Namun keinginan itu seringkali tidak terlaksana dengan berbagai sebab, diantaranya, kurang pede, merasa tidak bisa, dan putus asa.

Padahal menulis itu mudah, asal tahu kuncinya. Segala hal juga seperti itu, akan menjadi mudah jika kita telah memiliki kuncinya.

Kali ini akan kita bahas dua kunci yang bisa membuat kita merasa pede dalam menulis cerita. Kunci pertama adalah kunci untuk membuat cerita. Setelah bisa membuat cerita, kita akan membahas kunci ke dua tentang bagaimana membuat cerita yang berkualitas.

Kunci No.1 Membuat cerita
Seperti yang sudah dibahas (klik) di sini, bahwa cerita pada dasarnya adalah kejadia yang dialami tokoh. Bisa juga dibilang tokoh yang mengalami kejadian. Jadi ada dua unsur yang harus ada di dalam sebuah cerita, yaitu tokoh dan kejadian. Tokoh "A" yang mengalami kejadian "Z" dan Kejadian "Z" yang dialami oleh si tokoh "A". Kedua-duanya harus masuk dan menyatu dalam harmoni kata, maka cerita itu ada.

Mudah bukan, tentukan saja tokoh yang seperti siapa yang kamu inginkan. Pilih saja kejadia yang seperti apa yang kamu ingin tokoh itu alami.

Bisa juga kita mulai dari kejadian. Tentukan dulu kejadian yang seperti apa yang ingin kamu ceritakan. Lalu pilih korban yang seperti siapa yang akan mengalami kejadian buatanmu itu.

Ceritakan saja apa-apa yang dialami si tokoh, kejadian di rumah tokoh, kejadian di mobil tokoh, kejadian di dalam hati tokoh, kejadian percakapan antara tokoh satu dan tokoh yang lain dan sebagainya.

Kunci pertama sudah kamu dapatkan, silahkan mulai menulis.

Kunci ke dua menyusul yah..  ^_^
Continue Reading... Label: , ,


Masalah menulis dan hal-hal yang perlu dihindari penulis pemula

0 komentar

     Penulis pemula ternyata masih perlu menjauhi beberapa hal. Masalah menulis ini berupa berbagai macam masalah intern penulis maupun masalah external. Salah satunya adalah tulisan terasa datar dan menjenuhkan pembaca. Terasa kurang bumbu dan hambar.



Hal ini seringkali dikarenakan penulis begitu ambisius memaparkan kejadian-kejadian yang ada sehingga mengesampingkan rasa. Rasa yang dimaksud di sini adalah pergolakan jiwa terhadap permasalahan dan konflik yang dialami si tokoh dalam cerita.

Penulis kurang mendeskripsikan konflik karena sibuk dengan berbagai kejadian. Inilah jika kita terlalu banyak memasukkan kejadian-kejadian untuk cerita kita. Bumbu-bumbu seperti konflik, penokohan, dan keunikan latar menjadi terabaikan.

Apalagi bila cerita telah kehilangan klimaks, tentu saja sudah tidak ada lagi puncak (maaf) organsme pembaca. Ini bisa mengurangi ketertarikan pembaca.

Maka alangkah baiknya bila dalam suatu cerita, kita ambil satu atau dua kejadian saja yang selanjutnya kita kupas habis dengan segala konflik lahir-batin yang mampu membuncahkan rasa pembaca. Rasa gelora hati inilah yang nantinya menjadi daya tarik karya kita bagi pembaca.

Semangat selalu.
Continue Reading... Label: , , ,


Pengaruh banyak membaca bagi seorang penulis

0 komentar

"disuruh baca, emang masih SMP harus baca muluk?"

Dan bahkan profesor masih saja banyak membaca. Karena membaca memang merupakan cara pembelajaran yang paling utama. Itu mengapa awal mula pembelajaran di SD (sekolah dasar/awal) adalah membaca.

Bukan berarti kita akan membaca di saaat-saat bersekolah saja. Karena sebenarnya pelajaran-pelajaran sekolah hanyalah bekal untuk pelajaran-pelajaran selanjutnya di saat dewasa, di saat siswa itu harus belajar sendiri tanpa bantuan guru.

"jadi walau udah gede, status siswa-ku masih nempal di aku ya?"

Yap, benar. Bahkan hingga tua bangka, manusia akan menemukan hal-hal baru yang harus mereka pelajari. Atau mereka akan ketinggalan peradaban dunia.

"hubungannya dengan menulis?"

Kebayang gak, orang ketinggalan peradaban dunia, dia bakal dinilai kuper, jadul, atau ketinggalan abis (kayak yang nulis nih.. puftt... . . .)
Apalagi kalau penulis yang sampe ketinggalan peradaban karena tidak mau membaca.

Suatu tulisan bisa menggambarkan tentang suatu peradaban di waktu tetentu. Kitab-kitab kuno bisa membantu kita untuk mengetahui bagaimana peradaban nenek moyang kita di masa itu. Begitu pula tulisan-tulisan masa kini yang bisa memberi tahu kita bagaimana peradaban saudara-saudara kita di tempat lain. Bukan hanya dari isi cerita, tetapi juga dari gaya tulisan dan gaya bahasa.

Artinya, membaca bisa memberikan pengetahuan yang tidak terlihat oleh kita. Artinya pengetahuan kita akan lebih luas daripada ketika kita hanya mempelajari hal-hal yang bisa kita lihat. Hal yang dapat kita lihat tentu saja sangat terbatas. Dan dengan membaca, kita bisa menembus batas-batas itu.

"siapa yang pengen nembus batas, baca aja yang banyak.... "



Bukan hanya pengetahuan kita yang akan menembus batas penglihatan dan pendengaran. Bahkan nantinya imajinasi kita juga akan menembus batas rasio otak dan logika.

Kita bisa menemukan cerita-cerita yang seharusnya tidak ada, karena memang tidak ada di dunia nyata. Pada akhirnya, imajinasi ini akan bisa mendeskripsikan suatu rupa, suatu kejadian dari suatu wujud dengan baik dan jelas.

Inilah salah satu kunci kepenulisan, kuatnya deskripsi mempengaruhi imaji pembaca.

Maka, jadilah dia penulis yang mampu menguasai ceritanya dan mampu menarik hati para pembaca ceritanya.

Artinya lagi, banyak membaca itu benar-benar merupakan solusi jitu pencarian ide bagi seorang penulis. Seperti yang sudah di bahas (klik) di sini.

Banyak membaca menjadikan kita memiliki wawasan yang luas, dan wawasan yang luas akan membuat kita mampu memahami banyak hal, dan berpikir dengan lebih cerdas dan bijaksana.
Continue Reading... Label: , , , , , , , , ,


Alur cerita yang mampu menyeret pembaca

0 komentar

Alur yang berbeda/unik bisa juga kita pergunakan untuk mencuri perhatian pembaca jika kita sedang menulis tema cerita yang sedang trend. Seperti yang sudah di bahas di sini.

Bagaimana membuat alur yang unik dan memikat?

Sebagaimana telah kita pelajari di bangku sekolah, alur, pada dasarnya ada tiga. Maju, mundur dan campuran.

-Alur maju adalah cerita dari awal mula hingga kisah terakhir. Berisi jalinan kejadian yang dialami tokoh cerita yang bersifat maju. Dari tanggal satu ke tanggal dua, hingga berakhir ke tanggal lima.

-Sebaliknya dengan alur mundur, dimana kejadian di tanggal lima yang malah didahulukan. Dan berlanjut hingga selesai di kejadian yang terjadi pada tanggal 1.

-Sedangkan alur campuran adalah alur yang paling fleksibel dan alur yang sangat menantang kreativitas penulis.
Dengan alur campuran inilah kita bisa berkreasi membuat kejadian-kejadian yang urutannya bervariasi.
Kejadian lima puluh tahun yang lalu, kita hubungkan dengan kejadian sekarang, lalu kembali lagi ke lima puluh tahun yang lalu, akan mampu mencuri perhatian dan kekaguman pembaca bila bisa kita sajikan secara jelas, masuk akal dan nyambung.

Selamat berkreasi dengan alur anda. trims.
Continue Reading... Label: , , , , , ,


Membangun karakter tokoh yang kuat dengan nama unik/aneh

0 komentar

Karakter/Penokohan

Membuat cerita dengan tema yang sedang populer memiliki beberapa problem, seperti yang sudah dijelaskan di sini.

Nah, inilah salah satu solusi untuk menanggulanginya.



Yaitu dengan menonjolkan karakter tokoh. Hal ini bisa kita buat dengan cara pendeskripsian yang kuat tentang tokoh-tokohnya. Bagaimana sifat, bagaimana rambut dan wajahnya, bagaimana badan dan kakinya. Semua harus benar-benar jelas dan mantap menjelaskan siapa sebenarnya tokoh kita ini. Dengan tujuan menunjukkan seberapa unik dan berbedanya si tokoh dalam cerita kita ini. Dengan demikian, ada hal yang mampu menarik perhatian pembaca, hal ini bisa memberikan keunggulan tersendiri bagi cerita kita dibandingkan cerita-cerita lain yang bertema sama.

Penokohan/pembangunan karakter tokoh ini bisa kitadukung dengan penggunaan nama yang aneh dan unik. Nama yang aneh dan unik mampu membuat karakter tokoh kita semakin kuat dan berbeda (unggul) daripada karakter-karakter di cerita yang lain. Tentu ini mampu mengangkat cerita kita menjadi lebih unggul dibandingkan cerita yang lain.

Trims.


Goo.. Writing...
Continue Reading... Label: , , , ,


Cerita unik dengan sensasi berbeda, Solusi tema booming

1 komentar

Tema Cerita.

Assalam alaikum,

Kadang-kadang kita tercenung akan sebuah cerpen di koran. Padahal hanya terdiri dari beberapa lembar folio saja. Gaya bahasanya tidak muluk-muluk. Tapi aku sangat tertarik dan memang menikmatinya.
Ada apanya ini cerpen ya?


Cerpen, untuk menarik perhatian pembaca, haruslah menonjolkan setidaknya satu unsur intrinsiknya daripada yang lain. Boleh saja memakai setting tempat biasa seperti pasar, tapi kita tonjolkan unsur di tema. Misalkan di pasar itu terjadi tawuran antar pedagang sayur depan dan pedagang daging di belakang. Atau sebaliknya. Itu tema yang unik dan tidak biasa.



Kita bisa menonjolkan tema (Silahkan baca pembahasannya di sini), menonjolkan setting waktu, menonjolkan latar tempat (Silahkan baca pembahasannya di sini), menonjolkan jalinan alur/plot (Silahkan baca pembahasannya di sini).atau bahkan bisa kita buat saja mengunikkan nama tokoh sebagai pembentukan sosok karakter tokoh yang kuat dan berbeda seperti yang sudah di bahas (klik) di sini.

Sedikit tentang tema, sudah saya jelaskan (klik) di sini bahwa kita boleh saja mengambil tema yang sedang trend atau boleh juga menentukan tema kesukaan kita sendiri.

Nah, kalau kita ikut trend seperti cerpen bertema ramadhan, atau liburan, kita akan memiliki banyak pesaing yang juga mengincar tema yang sedang rame-ramenya itu. Wah!! apa ada solusinya? Nggak asik dong, kalau semua cerita jadi sama isinya.

Tentu saja ada, ingat!!
Kuncinya : Salah satu dari unsur-unsur intrinsik saja, kalau kamu berhasil menonjolkannya dengan baik, logis dan tidak dipaksakan (terlalu).

Jadi, kalau tema banyak yang menyamai, kita harus mencari keunikan di unsur instrinsik yang lain untuk membuat karya cerita yang berbeda.

Banyak kan, antara lain ada alur, penokohan, setting waktu dan tempat serta yang lainnya.

Dan jangan mundur untuk berkompetisi menjadi jawara di tema-tema trendy.
Continue Reading... Label: , , , , , , ,


Menemukan ide cerita dan menentukan tema cerita untuk cerpen dan novel

0 komentar

Assalamu'alaikum,,




Biasanya sebelum menulis, kita bingung. mau nulis apa ya.. ini artinya kita sedang tidak memiliki ide untuk dituangkan.

Apa ide tidak bisa kita dapatkan? apa tidak bisa kita usahakan?



Tentu saja bisa. Kita bisa berusaha agar mendapatkan ide atau gagasan untuk menulis. Berikut beberapa tips dalam usaha memunculkan ide untuk tema cerita kita.

1. Jangan memenjarakan pikiran dalam satu pertanyaan saja "apa yang akan saya tulis?", mulailah melebarkan imajinasi dengan beberapa pertanyaan berikut :
- Sekarang lagi trend apa ya?
- Sekarang lagi musim apa ya?
- Tadi bu Maemunah marah-marah di kelas kenapa ya?
  Atau bahkan hal-hal remeh yang kita temui tadi siang,
- Tadi ada ribut-ribut di jalan ada apa sih? masakan demo? atau tabrakan? atau cuma anak-anak liat topeng monyet?

Pertanyaan-pertanyaan kecil ini jika kita telusuri dengan imajinasi kita, akan menimbulkan aluran cerita yang bisa kita kembangkan menjadi konflik-konflik asik untuk cerita kita.

2. Tema, ada penulis yang tema tulisannya selalu up to date dan selalu tentang hal baru yang sedang ngetrend, sedang rame-ramenya, sedang naik daun. Penulis macam ini mungkin adalah penulis yang terlalu mudah terbawa suasana, atau mungkin juga dia adalah seorang penulis yang kejar target, entah target penjualan ataupun target ketenaran, ada juga yang dikejar target pesanan. Kebanyakan penulis macam ini kurang terlihat karakter dan gaya penulisannya.

Ada juga penulis yang tidak tersentuh trend, mereka menulis apa yang ingin ditulis tanpa pengaruh trend. Kalau sedang ingin menulis tentang berkebun, walau tidak ada prospek hasil, dia akan tetap mengambil tema itu. Biasanya penulis model ini bergaya, berbusana dan berbicara dengan cara yang berbeda dengan kebanyakan orang. Nyentrik, biasanya seniman itu nyentrik, begitulah kata orang.

Jangan berfikir tentang karakter dulu. Ini hanya wawasan, sebagai pertimbangan, mau ambil tema yang sedang IN atau mau menemukan tema-mu sendiri. Tidak ada yang salah di antara keduanya. Kamu bebasa memilih.

Teruslah menulis, karakter itu akan muncul dengan sendirinya karena Allah telah mempersiapkannya untuk mu. Amin

3. Selalu Up date
Banyak-banyaklah membaca, nonton film, mendengarkan musik, menyimak berita dan dialog, melihat foto-foto yang menarik dan memperhatikan hal-hal kecil yang di dalam maupun yang di luar diri kita. Karena semakin banyak wawasan, maka semakin lebarlah imajinasi kita akan cerita-cerita yang memiliki beraneka tragedi, berjuta warna dengan bermacam gaya.

Sudah terbukti bahwa banyak membaca sangat bermanfaat bagi pendapatan ide-ide bagus bagi seorang penulis, seperti yang sudah di bahas (klik) di sini.

NB :
Air yang akan dikeluarkan sebuah teko adalah air yang kita masukkan ke dalamnya. Ide yang akan keluar dari otak kita adalah hasil dari apa-apa yang kita masukkan ke dalamnya.
- Membaca buku yang baik akan membuat otak kita memiliki ide-ide yang baik.
- Menonton film yang baik akan membuat otak kita memiliki ide-ide yang baik.
- Melihat gambar yang baik akan membuat otak kita memiliki ide-ide yang baik.
- Memperhatikan hal-hal kecil yang baik akan membuat otak kita memiliki ide-ide yang baik.
- Mendengarkan suara/ucapan yang baik akan membuat otak kita memiliki ide-ide yang baik.
Continue Reading... Label: , , , ,


Pengertian Cerita. Cerpen. Novel dan dongeng.

2 komentar

Pengertian Cerita : Novel atau Cerpen atau Cerita pada dasarnya adalah jalinan kejadian yang di alami oleh tokoh-tokoh di dalamnya dengan alur serta setting waktu dan tempat yang relevan.

Maka di dalam sebuah cerita yang baik harus ada setidaknya jalinan kejadian yang teratur dan logis, tokoh yang mengalami kejadian dan keterangan-keterangan.

Keterangan ini bisa berupa keterangan waktu dan tempat maupun keterangan suasana.

Tanpa keterangan-keterangan ini, cerita akan sulit mendeskripsikan diri kepada pembaca tentang dirinya sendiri. Cerita tidak akan tersampaikan kepada pembaca dengan baik. Karena pembaca butuh keterangan-keterangan untuk ikut merasakan bagaimana keadaan di dalam cerita yang sebenarnya.

Tokoh merupakan inti cerita yang saling bertautan dan saling membutuhkan dengan kejadian. Kejadian tidak pernah ada tanpa ada si pemeran dalam kejadian itu. Sedangkan pemeran tak akan bisa menimbulkan cerita tanpa adanya kejadian.

Maka pada awal belajar menlis, mari kita mulai berlatih tentang pembentukan sesosok tokoh, dan berbagai kemungkinan kejadian yang bisa terjadi.

-Tentang penokohan kita bahas (klik) di sini.

-Untuk kejadian kita bahas (klik) di sini.

Berikut pembahasan tentang keterangan-keterangan :

-Untuk pengeksplorasian Keterangan setting tempat, bisa kita pelajari (klik) di sini.

Berikut artikel Pengertian Cerita  ini, bila ada kritik dan saran mohon tinggalakan komentar. 
Continue Reading... Label: , , , ,


Intrinsik latar tempat bisa membuat karya semakin menarik

0 komentar

Unsur intrinsik cerpen/ karya sastra asalah satunya dalah setting, baik setting waktu, setting tempat maupun setting suasana.


Dan ternyata unsur intrinsik yang satu ini bisa kita mainkan untuk menambah gejolak pembaca dalam menghayati cerita. Latar/setting tempat bisa kita lebih tonjolkan daripada unsur-unsur yang lain.

Contohnya saja, setting tempat dalam buku novel Ayat-ayat cinta karya Habiburrahman el-syerazi. Disana tidak hanya menggunakan latar belakang yg relevan dengan alur cerita, tetapi juga memilih latar belakang yang unik, berbeda, memaksa kita untuk membayangkannya lewat deskripsi-deskripsi yang disajikan. Ini menjadikan rasa yang berbeda bagi pembaca, memberikan sensasi imaji baru yang menyegarkan otak.

Setting tempat di mesir, dengan sungai nil, dan berbagai tempat menarik yang belum banyak dikunjungi oleh orang-orang indonesia akan menimbulkan pengetahuan baru lewat deskripsi-deskripsi yang dijelaskan di sana.

Begitulah hingga beberapa penulis berusaha memahami tempat-tempat yang sebelumnya tidak pernah terjangkau oleh kebanyakan orang agar bisa memberikan deskripsi yg baik tentang tempat baru yang asing, unik dan asik bagi kebanyakan pembaca.

Sebagian dari mereka terjun langsung ke dunia perang agar bisa mendeskripsikan keadaan ditempat-tempat peperangan. Terkadang mereka masuk hutan untuk menulis deskripsi alam liar demi karya fabelnya. Atau bahkan sering menyelam untuk menciptakan novel putri duyung. Dengan harapan mematangkan deskripsi mereka tentang tempat yang diceritakan.

JK. Rowling pun tidak akan sembarangan memilih tempat kemana saja si harry, harmony dan ron akan berpetualang. Deskripsi tempat sangat ditonjolkannya disini. Bagaimana Hogwarts dan bagaimana bangunan gedung kementrian itu.

Inilah kabar baik bagi kita, bila kita bisa membuat sebuah tempat yang asing dan unik bagi cerita kita, dan bisa mendeskripsikannya dengan baik, cerita ini tidak akan dianggap sembrangan.


Selamat menulis.
Continue Reading... Label: , , , , , ,


Cerpen sekolah, tidak harus di lingkungan sekolah

0 komentar

Cerpen sekolah tentu saja bukan hanya cerpen yang bersetting di ruangan kelas atau lingkungan sekolah saja, tetapi juga bisa dari tempat-tempat lain. Asalkan cerita tetap nyambung dan tidak timpang. Seperti juga film, film tentag anak sekolah juga bisa terjadi di jalan atau bahkan pasar. Jika penulis telah mampu membaurkannya, tentu cerpen ini akan tetap nyambung dengan nilai plus pada segi kreativitas.

Selamat menikmati,



KEMALAMAN

Kulambaikan tangan. Bus itu menyalakan lampu kirinya yang berwarna merah, dan berhenti di depanku. Sedangkan suara iqomah dari mushalla yang telat masih mempercantik udara yang kian kelam menghitam. Jingga mega sore kian lenyap dari atap Bumi. Hari mulai malam dan aku naik tangga bus satu-persatu.
Sepi, sepi sekali. Hanya ada suara angin yang terbelah, mesin bus, kaca jendela yang kocak dan rengekan anak kecil yang tak lagi betah duduk di pangkuan ibunya dalam bus pengap ini.
Bus itu berhenti di terminal selanjutnya dan menaikkan seorang penumpang wanita yang memilih duduk di sampingku. Lalu senyap kembali. Kernet yang tadinya berkoar-koar mencari penumpang-pun diam terduduk lesu. Ini malam dan malam adalah capek. Suasana seperti ini memberi hanya tiga kegiatan yang bisa kita pilih, tidur, menggerutu dan mengenang. Dan aku terpancing pada kail yang terakhir.
Tadi beberapa kawan MTS berkumpul di rumah Nisa. Dan karena begitu indah, aku lupa waktu dan kemalaman. Yang termasuk point terpenting tadi sore adalah, bahwa rumah nisa dekat dengan rumah yang dulu kami sekeluarga pernah ngontrak disitu. Ketika keluargaku utuh dan bersemayam dengan damai dirumah itu. Yang harus kupikirkan saat itu hanyalah belajar dan belajar, bukan uang bulanan yang hampir habis pada tanggal dua puluh atau hutang pada teman yang belum lunas walau sudah dicicil selama tiga bulan.
 Ku pandangi bekas rumah kami itu sepuas hatiku merasa. Rumah itu adalah salah satu fase pertumbuhanku. Berbeda memang dulu dan kini. Segalanya telah mengalami pergantian waktu.
Perbedaan atau pergantian waktu ternyata tidak hanya berdampak pada kata telah, belum, sekarang, sesudah itu, dua hari yang lalu atau keterangan waktu yang lain, tetapi juga berdampak pada kata-kata sifat yang lain yang bukan keterangan waktu, seperti sedih, bahagia, gila, sehat. Untuk skala lebih luas lagi, ternyata kata waktu masih sangat mempengaruhi semua kata, baik kata benda, maupun kata kerja. Misalnya saja sebuah benda yang dikatakan sebagai “Almari”, setelah mengalami pergantian waktu sekian tahun akan berubah, orang akan mengatakannya sebagai “Kayu bakar”. Atau yang lebih instant saja, sebuah benda akan disebut “Bangkai” setelah tiga detik sebelumnya orang mengatakan “Ayam keracunan”. Lebih jauh, ternyata ini tidak hanya mengenai nama-nama dan kata-kata, ternyata pergantian waktu juga berdampak pada seluruh benda dalam Alam Raya ini, apapun. Juga benda-benda yang tak bernama, tak dikata. Jadi, pantaslah kiranya ALLAH, dalam Kitab sucinya, berjanji atas nama Waktu.
Pergantian waktu-lah yang berhasil mengubah marahnya Ayah dan omelan Ibu yang dulu terasa panas di telinga menjadi tatah yang kini mengukir senyumku. Kepahitan-kepahitan yang sekarang-pun akan menjadi kenangan indah besok-besok. Itulah, kenapa, kesedihan apapun yang terjadi kini, tak kan mampu membuatku putus asa. Dan untuk kesabaran itu, sekarang aku mengenang.
Di pemberhentian selanjutnya kawan dudukku mulai angkat bicara.
-          “ di kota sekolah?? ”, ucapnya sambil menolehku. Hancur deh acara kenang-mengenangku. Kujawab saja, tak terbayangkan jika aku tetap bergeming dan tak menggubrisnya.
-          “ iya “ sambil kukeluarkan senyum tipis. Senyum tipis, kayak apa??...
-          “ sekolah dimana ”. dewasa sekali kelihatannya.
-          “ SMK Negeri, kamu?? ”. Maksudku “kamu masih sekolah apa sudah kerja?”. Tapi jawabannya langsung,
-          “ MAN “.
-          “ O..ooo.. “.
-          “ kamu namanya siapa?? “ tanyanya lagi.
-          “ udi “.
-          “ kamu kelas berapa? “.
-          “ dua “.
-          “ jurusan?? “.
-          “ TI-TKJ “.
-          “ seragam identitas sekolah kamu apa?”.
-          “ beda jurusan beda warna “.
-          “ jurusanmu?? “. Eh, anak ini, kalau tanya kok bisa tanpa rem begitu?. – kurasa memang aku yang belum siap dan belum terbiasa dengan keadaan seperti ini, menghadapi perempuan yang tadinya terlihat anggun dan jual mahal yang tiba-tiba akrab dan berubah jadi anak kecil yang rame. Memang aku yang tak begitu paham tentang bagaimana seorang wanita menjaga kesan pertama. Memang aku yang kuper ini yang tidak ahli dalam komunikasi sosial dalam suasana yang demikian. Memang aku yang salah-.
-          “  seragam jurusanku warna atasannya kuning, bawahannya hijau. Kamu kelas berapa?? ”. Inilah pertanyaan pertama dari program balas dendamku.
-          “ satu “, hoo  Ooo… ternyata masih kelas satu.
-          “ nge-kos? “.
-          “ di rumah kakak “.
-          “ rumahmu di mana?? “.
-          “ Gambiran “.
-          “ kok nggak ngambil man yang di Genteng aja, kan lebih deket??”.
-          “ yang di Banyuwangi kan malahan di sampingnya rumah mbak-ku “.
-          “ danemnya brapa? “.
-          “ dua tiga-tiga mapel “.
-          “ lulusan mana? “.
-          “ MTs Cluring, udah ah, kamu nanya banyak amat… .  “. Eh nggak ngerasa dia kalau aku ini balas dendam.
-          “ kok nggak nanya namaku ??”. HAH!!!.. ..  oko..  oke.. aku Tanyain deh….
-          “ emang nama kamu siapa? “.
-          “ intan, nih buktinya, ini identitasku “, sambil dipamerkannya sebuah gelang bertuliskan namanya. “Intan”. Emang siapa peduli dia bohong atau tidak. Kalaupun nama aslinya “ MURSID “ aku tak akan menuntutnya. Anak aneh.
Sebenarnya kali ini aku lagi-lah yang keliru. Aku masih terkungkung dalam alamku sendiri, belajar dan belajar. Tak tahu bahwa seharusnya aku mulai lebih melebarkan jendela mataku untuk melihat Dunia, bahwa aku harus segera berlatih untuk berinteraksi, bukan hanya dengan keluarga dan saudara, tetapi juga pada kawan dan lawan di manapun aku berada. Begitulah, aku samasekali tak peduli akan kawan dudukku dan tak berharap untuk tahu dan menghafal namanya, karena aku merasa kami tak akan bertemu lagi, tak harus berbasa-basi sebagai wujud interaksi sosial lagi, singkatnya aku tak akan berurusan dengannya lagi setelah kami turun dari Bus itu, ciri khas otak yang berpandangan pendek. Kenapa aku begitu, adalah karena keluargaku telah memberikan semua kebutuhan jasmani dan ruhaniku, membuatku merasa tidak butuh pada yang lain.
Sampai bus itu mulai meninggalkan Srono, dia berkata lagi, “ nanti kalau hampir sampai di Saweri Gading dekat patung kuda, tolong kasih tahu aku ya.., aku dijemput mbakku di situ. Aku nggak pernah naik bus sendiri seperti ini, jadi nggak tahu”. Oh!, jadi gitu, aku iyakan saja. Yang aku bingungkan adalah sikap pertama dia duduk di sini tadi lho… . , seperti orang yang sudah bekerja, dewasa dan tenang sekali. Ternyata masih kelas satu, ternyata masih pemula dasar naik bus sendiri. Ah!, wanita, jika seorang wanita terus saja dimata-matai, kadang dia akan terlihat kuat dan tak butuh siapapun, terkadang mewek memanja, kadang rela menyerahkan apa saja, kadang begitu tenang dan kadang begitu bernafsu. Ketidak tegasan seperti inilah yang membuatku –yang kadang sebagai ketua kelas- selalu bingung berinteraksi dengan mereka, bingung menghadapi mahluk terindah.
- “ eh, daerah Kabat itu mana yah?“. Dia Tanya.
- “ Kabat itu sesudah Rogojampi“.
- “ ini sudah Rogojampi??“.
- “ belum, sebentar lagi”.
- “ soalnya, katanya, kami mau kemah di daerah Kabat itu”.
- “ O..oo…. “.
Kemah, teringat waktu masih MTs dulu, kami kemah di air terjun Lider. Dari perkemahan yang berada di kawasan kampung menuju air terjun yang dimaksud adalah kawasan kebun kopi yang sangat luas, dan kami harus melintasinya dengan berjalan kaki. Membuat kaki kami serasa memar dipukuli godam. Panas matahari menjilati kepala membuat kami terlihat lusuh dan kacau. Sudah begitu, kakak-kakak Pembina masih juga tega menyuruh kami mencari semut laki-laki, tes morse dan baris-berbaris. Lebih-lebih ketika sampai di pos terakhir, kami langsung disuguhi hutan di bawah sana. Tidak hanya curam, tapi juga licin. Jurang asli, dan kami harus turun masuk hutan itu. Jalan terjal khas jurang, berbatu, basah, tak tentu alurnya, tak tentu bentuknya. Tak ayal siswi-siswi menangis karena sukarnya. Mereka terpeleset-peleset mengikuti alur, tersaruk-saruk takut ketinggalan. Belum lagi teriakan beberapa anak laki-laki barisan depan yang sok berani langsung menceburkan kaki ke air, karena beberapa lintah langsung memeluk kaki-kaki itu erat-erat. Semua anak serasa tak mampu menanggungkan beban seberat ini. Di mana-mana terdengar rintihan, keluh-kesah, tangisan, gerutu, umpatan, teriakan dan do’a. Lebih parah lagi, ada Pembina yang, dalam keadaan seperti itu, segenting itu, sehancur itu, pacaran. Entahlah, saat itu suasana sungguh kacau. Sebagai kami tak akan bisa pulang ke rumah lagi.
Sampai di Sawerigading, gadis teman dudukku turun. Aku turun di terminal Karang Ente, Naik Lin nomor 8, Turun di kawasan Cungking dan siap mengikuti rutinitas seorang pelajar untuk esok harinya. Selamat tinggal kenangan, aku harus mengejar masa depan yang beberapa tahun lagi akan menjadi kenangan juga seperti kamu. Sampai jumpa, selalu ada-lah untukku dan selalu hadir-lah jika kupanggil. Ku buka pintu rumah Kos-ku.



                                                                                       21 September 2007
                                                                                           Di Cungking
Continue Reading... Label: , ,


Cerpen kehidupan, yang mampu menyadarkan.

0 komentar

Cerpen kehidupan memiliki daya tarik tersendiri, cerpen macam ini seringkali memiliki tema unik yang mampu menohok pembaca akan sebuah kesadaran baru tentang suatu hal. Kesadaran, merupakan hal utama yang di tujukan oleh penulis.

Tema yang menonjol tersebut tentu saja mampu menarik perhatian pembaca. Artinya di sini, pembaca berhasil mendapatkankeindahan sastra dari rasa pada tema yang diajukan oleh penulis.

Selamat menikmati,




KEMUNING

            Desa Kemuning, desa damai dipinggir hutan tenang itu tiba-tiba gempar-cemarut. Lolongan seorang wanita menuik menguasai udara. Aktivitas pasar, sawah dan segenap dapur terhenti. ”suara siapa itu?”,, ”itu mbah nah, tetanggaku”, laki-laki sang penjawab yang ternyata bernama Kasno itu segera menggaet sepedahnya dan mengayuh cepat-cepat, pulang. Semua orang di pasar mengikutinya tanpa satupun tertinggal. Juga semua orang di sawah dan di rumah-rumah. Semua memiliki satu pertanyaan yang sama. ”apa yang bisa membuat seorang wanita tua  bersedia memberikan lolongan terkerasnya??”.
            Tiba-tiba saja gubuk yang hampir ambruk itu dikrubuti orang. Sebagai pusat kerumunan adalah seorang wanita tua yang melolong tak terkendali. Beberapa laki-laki dan perempuan mencoba menenangkan, tapi tak berpengaruh, nenek-nenek yang dipanggil mbah nah itu malah kosel-kosel meronta-ronta gila. Istri kasno dan ambar, janda yang rumahnya terhalang lima meter tanah kosong tempat di mana mbah nah melolong ngeri, tak tahu apa sabab-musababnya. Semua orang tercenung dan tak dapat berkomentar apapun. Angin siang yang panas berhembus menarik-narik rambut mbah nah yang putih, ikal, kusut dan trurai,, Lama kemudian,, lolongan itu tetaplah berwujud lolongan, tak reda. Bahkan seperti tak akan pernah reda.
            Tersebutlah Parka, Parka adalah menantu dari keponakan cicitnya adik almarhum kakak ipar mbah nah. Mungkin hubungan persaudaraan itulah yang membuat dia merasa berhak untuk mencoba memulai penyelidikan. ”mungkin dia kehilangan uang banyak”, katanya. Sontak saja semua mata serentak memburunya, membuat dia gugup dan kagok. Untungnya tak lama kemudian semua mata beralih ke Kasno ketika dia bertanya, ”kau pikir seberapa banyak uang mbah nah sehingga dia menjadi gila karena kehilangan uang itu, parka?”. ”bukankah kita semua tidak tahu berapa banyak uang yang dimiliki mbah nah,,, siapa tahu mbah nah punya simpanan uang banyak, dan sekarang hilang, mungkin yang curi orang-orang dekat sini saja”. kembali perkataan Parka ini membuat semua mata serentak menghujam mentalnya, membuat dia kembali gugup dan merunduk. Kasno yang merasa tersinggung menimpali,, ” darimana dia mendapat uang sebanyak itu, sedangkan saudaranya tak pernah memberi nasi se-pincukpun. Malah kami yang dekat-dekat ini yang berusaha membantu”. Semua mata kembali berpindah menyorot Kasno, mencoba memahami rasa ketersinggungannya. Kalau saja tak banyak orang di situ, mungkin sudah hancur parka itu dihajar kasno. Masih kecil, bodoh dan lamban sudah tajam lidahnya, minta ditumpulkan pakai tinju rupanya. Lalu, setelah beberapa sa’at, mata-mata itu kembali menagih parka, menanti kalimat yang mungkin akan muncul dari mulutnya. Tapi tidak, parka tetap diam dan merunduk gugup. Mungkin dia merasa salah, kalah, atau mungkin juga dia tak sanggup lagi menahan siksaan mental ketika harus menghadapi pandangan dari sebegitu banyaknya orang. Dia berhenti. Ini juga yang membuat segenap warga menghentikan lempar-lemparan pandang yang sejak tadi serempak meraka lakukan. Kini semua mata kembali ke satu titik. Mbah nah.,, mbah nah dan mulutnya yang masih menembangkan lolongan paraunya.
            “mungkin dia kesurupan”. Kata ambar tiba-tiba. Segenap warga yang tadinya hening jadi nggremeng, Bicara tak jelas ke kanan-kirinya. Menimbulkan suara yang mirip suara lebah berdengung. Lain lagi dengan pak sapuan. Tanpa kepenuhan bicara, dengan tegas dan tlikas dia memerintah beberapa orang untuk bergegas keluar dari kerumunan dan secepatnya pergi kerumah wak kaji. Di Kemuning, wak kaji-lah yang dipercaya mampu mengusir setan dan menyuruhnya pindah ke hutan. Pernah idris, anak bungsu ambar itu ketempelan jin ketika mandi di kali. Mungkin karena tak sengaja mematahkan ranting tempat tinggal sang jin, membuat sang tuan rumah marah. Muka si idris itu separuh merah dan separuh hijau lebam. Dia berteriak dan menggelinjang tak terhenti jika didekati manusia sehingga oleh ambar disembunyikannya anaknya itu di dalam kamar. Segera setelah tiba, wak kaji menyalaminya dengan jabatan sekaligus ucapan. Gemeratak bunyi garam dalam genggaman tangan antara keduanya membuat mata idris melotot seperti mata barong. Tak merenggang eratnya genggaman wak kaji, malah ditahannya genggaman itu beberapa menit. Dan pada akhirnya, diawali dengan perkenalan basa-basi dan ditutup dengan sedikit ancaman tajam,, ternyata sudah cukup untuk membuat jin itu pergi mencari rumah baru. Untuk pekerjaan semacam ini, wak kaji tidak pernah menerima upah. Tapi, tidak setiap orang dia mau mengobatinya. Tak pernah ada yang tahu bagaimana rumusan yang dia gunakan untuk memilih-milih dan mempertimbangkannya.
Sementara itu, pak sapuan yang memang terbiasa jadi ketua panitia di berbagai acara desa, kini kembali membentuk panitia kilat yang bertugas sebagai tim penggeledah rumah mbah nah. Kasno diangkat sebagai pemimpin tim penggeledah Karena menurut pak sapuan, dia-lah yang paling paham tentang arsitektur artistika gubuk mbah nah. Secepatnya tim itu bolak-balik-keluar-masuk rumah mbah nah. Segala sudut-sisi, gelaran-lipatan dan luar-dalamnya rumah mbah nah diperiksa seteliti mungkin, mungkin saja ada hal yang bisa ditemukan dan dijadikan petunjuk. Ketika itu, di samping kesibukan-kesibukan itu, mbah nah masih saja terus menyalakkan lolongan tajamnya. Melengking-lengking di langit desa.
            Wak kaji dan rombongan sampai di lokasi. Tak langsung menolong, wak kaji yang menggenggam segenggam garam itu berhenti dan diam sejenak mengamati situasi, saat itulah tim penggeledah keluar dan merenggut semua tatapan mata yang memancarkan rasa harap-harap cemas. Ternyata hasilnya NIHIL… Namun ternyata hal itu-lah yang malah membuat wak kaji semangat melangkahkan kakinya dan mulai menembus kerumunan. Langkahnya yang mantap tiba-tiba terhenti setelah matanya menangakap sorot mata mbah nah. Ada yang berbeda,, ”dia tidak ketempalan jin. ..  matanya manusiawi kok, ,,”.  Hening sejenak sebelum wak kaji mengulang lagi kata-katanya, ”dia tidak kesurupan..!!”. Dan membuat semua orang tak mampu lagi berfikir, semua hanya diam dan mubazir.
            “panggillah dulu mbah marin, siapa tahu dia tahu apa permasalahan temannya ini”. Kasno menerima bisikan ini dari istrinya. Kasno yang merasa hanya memiliki tenaga dan sepeda onthel tua untuk bisa membantu, berusaha memberikan dua potensi itu se-maksimal mungkin. Diraihnya si onthel dan dikayuh cepat menyusul mabah marin.

mbah marin adalah sahabat dekat mbah nah sejak kecil. Mereka adalah cicit-       cicit dua keluarga pembabat desa itu, dua keluarga pembuka Kemuning. Tak pernah dan tak boleh ada rahasia diantara kedua sahabat itu. Mbah nah akan langsung tahu permasalahan yang ada setelah dilihatnya mata sedih mbah marin, asli tanpa penjelasan yang bagaimanapun. Sebaliknya pula jika mbah nah yang tertimpa masalah.
Rumah mbah nah tepat di ujung utara desa Kemuning, sedangkan rumah mbah marin berada di tepian selatan desa. Ada yang percaya bahwa mereka berdua adalah lambang penjagaan desa dari segala macam balak dan bahaya. Kini keduanya diperkirakan berumur sembilan puluh-an. Masing-masing tak mampu lagi saling berkunjung untuk bercengkrama. Tapi, konon mereka berdua dapat saling berkomunikasi batin. Kasno dan istrinya sangat tahu tentang hal ini. Jadi, walaupun telat, mereka pikir, pasti mbah marin tahu dan paham apa yang sebetulnya terjadi, bagaimana akarnya hingga membuahkan lolongan yang sampai saat itu belum juga berhenti,, lolongan yang terus mengiris hati setiap orang,, lolongan yang terus menyengat telinga semua pendengar,,

,, lolongan yang terasa memiliki sisi simetris antara mistis dan spiritual yang agung ,,

            Setibanya kasno dan mbah marin, keadaan tetap tak berubah. Memancarkan lelah dan putus asa dari semua pihak. Mbah marin menembus kerumunan dengan papahan kasno. Nenek renta itu malah tersenyum setelah melihat keadaan mbah nah yang semakin mengenaskan, membuat semua orang tambah bingung. ”kasno, dan apalagi kamu ambar. Tentu kalian tahu kayu sebesar lengan yang tingginya kira-kira satu depa dan tadinya tertancap di tempat temanku si nah itu,    ya , , tepat di situ. Tahu tho?”, kata-kata mbah marin terhenti sebentar oleh sedikit batuk bau tanah khas orang tua. Membuat suasana kembali hening menunggu… ”kayu itulah yang hilang, bukan sekedar uang atau giwang. Kayu itu bahkan lebih dia jaga daripada anaknya yang mati tak terurus itu. Keyakinannya, entah karena apa, dia letakkan di kayu itu. Dan sekarang kayu itu hilang. Dia tak akan pernah bisa terima”.
            Sepi, semua melongo. Yang paham memaklumi walau tetap tidak bisa setuju. ”keyakinan kok ditaruh di kayu, tak boleh seperti itu, syirik namanya, menyekutukan Tuhan. Haram, Neraka”. Yang tak paham, tanpa pikir panjang, mulai mengeluarkan celotehan, memamerkan keahliannya mengolah lidah,, , ”orang kehilangan kayu saja kok edan, di rumahku banyak kayu bakar, mau yang segede apa juga ada. Tiwas rebut-ribut gini, bikin capek orang saja, masak orang sekampung gini ngumpul Cuma disuruh bahas kayu ilang , mungkin Cuma gara-gara kudisnya kumat jadi kayak gitu, mungkin kudis itu kudis parah yang gatalnya minta ampun”. Membuat dengungan-dengungan kembali keluar dari mulut-mulut.
            Wak kaji yang mulai memahami dan menyadari titik inti ini mulai berbicara lagi, ”jadi mbah nah kita ini kehilangan keyakinan, saudara-saudara sekalian. Saya-pun akan gila jika Tuhan yang saya yakini dengan teguh tiba-tiba lenyap atau musnah. Syukurnya ALLAH tak kan pernah hilang atau musnah…. (jeda sejenak) …Dia tidak kerasukan mahluk halus, melainkan kerasukan keyakinan yang dia buat dan dipercayainya sendiri. Tidak ada gangguan dari luar. Maslah ini murni berasal dari dalam diri sendiri”.
            Tapi ternyata ada yang tidak terima. Pak sapuan menyela,, ”saya kira ada juga apa yang disebutkan sebagai gangguan dari luar itu. Bagaimana tragedi kayu itu bisa hilang adalah karena dicuri, entah oleh manusia atau rayap, yang penting itulah kesalahan dari luar. Saya kira, sebaiknya kayu keyakinan itu harus diketemukan agar supaya keadaan daripada mbah nah cepat semakin membaik pula. Dia hanya akan tenang jika dan hanya jika kayunya ia pegang kembali, jika dan hanya jika keyakinannya ia peluk kembali”,,  Pak sapuan ini adalah orang yang dipandang penting dan intlek di desa Kemuning itu. Maka, setiap berbicara, selalu akan ditumpahkannya seluruh perbendaharaan kata-kata yang terlihat baku, mantap dan berwibawa walau hasilnya akan menjadi kalimat yang akan dihina guru bahasa Indonesia dan tidak dipahami khalayak penduduk.
Setelah kalimat pak sapuan terlontar, mulut-mulut kembali tak tahan untuk mengumbar clometan masing-masing...”mungkin ambar atau istrinya kasno yang ambil untuk kayu bakar”,, ”agh!... Cuma kayu ilang, sampe gila, kasihan daganganku tak tinggal”,, ”ayo!!... langsung aja dicari kayunya, kasihan mbah nah udah lemes gitu”,, ”kayu kok diyakini ini gimana tho??”,, ”mbah nah pasti sudah gila sebelum kayu itu hilang”,, ”jadinya mbah nah ini kehilangan kayu bakar apa kehilangan apa tho??” ,,.. dan sebagainya….  Semua punya opini, tapi diungkapkan kekanan-kiri dengan tidak jelas, menciptakan suara dengungan-dengungan aneh di udara. Sedangkan mbah nah masih saja melolong, walau telah lumat-lemas badan, mata dan mulutnya, meski telah hancur suaranya, ia tetap konsisten pada lolongannya, pada teguh keyakinannya. Udara sore itu dipenuhi dengungan dan lolongan… .. langit senja dengan lengang berbunyi yang aneh.. . .…
            Kasno yang tak sabar dengan keadaan yang tak pasti itu angkat Tanya. “jadi kayunya dicari apa tidak??, saya manut saja”.. Seketika itu, sebelum seorangpun berfikir untuk menjawab, wak kaji dengan segera melompatkan sergahannya ,, “jangan!!!..., keyakinan itu hanya untuk ALLAH, bukan untuk kayu. Jangan Bantu mbah nah pergi ke neraka bersama kayunya,, Bagi yang tega ikut-ikutan mencari, berarti dia tega kalau tak kan pernah aku mau mengobati anaknya kalau sewaktu-waktu kesurupan. Percayalah, Ini kerja SETAN!!! Kalian dengar…..  SETAN!!!....”. Kemudian wak kaji meninggalkan kerumunan itu. Sebagian yang sudah capek dan kesal, terutama beberapa orang yang dari pasar, turut pergi tanpa suara. Terhuyung-huyung mereka kembali ke tempat masing-masing dengan hati tak menentu, mungkin karena mereka belum tahu penyelesaian cerita aneh mbah nah ini. Tapi tak ada manfa’atnya juga kalaupun tetap di situ, pikir mereka.
            “sekarang gimana pak?”. Kasno yang sudah gatal kesabarannya bertanya lagi. “Genahnya kita harus gimana??, saya pusing dari tadi bingung-bingungan terus”. Arah pandangan maupun arah pertanyaan kasno kali ini tepat memburu pak sapuan yang menurutnya paling mampu mengatur dan berbicara. Dia dan yang lain pantasnya menjadi pihak yang menerima perintah-perintah itu. Jadi jelas siapa yang harus memerintah dan siapa yang harus trima untuk diperintah.
            Pak sapuan, semua mata memandang dirinya. Membuat dia merasa tertimbun tanggungan penyelesaian masalah. Dia terpaku, kenapa dia yang tiba-tiba terkena tanggung jawab??,, kasno tak punya otak, kasno seperti mewakili warga melongsorkan tanggung jawab ini padanya. Lalu bagaimana pula penyelesaian yang harus dia ambil untuk masalah konyol seperti ini. Benar-benar bukan permasalahan yang seharusnya dia pikirkan.
            Dan, yang akhirnya keluar dari mulut pak sapuan adalah, “ ah… kita kan sudah tahu mbah nah begini karena kehilangan barang. Ya… sudah, kita cari saja barang itu. Semua berpencar dan cari kayu itu!!...”. Seketika buyarlah semua orang, ada yang bertekat ikut mencari kayu keramat itu, ada yang tidak ikut karena takut ancaman wak kaji, ada pula yang lebih memilih pulang dan makan.
            Sedangkan keadaan mbah nah, tetap dengan tingkah yang sama. Mbah nah masih saja melolong,      sendirian…  .
Walau bernada lebih rendah dan sangat serak, lolongan teruslah berupa lolongan.

mana kayuku… .. . ??  mana keyakinanku.. ..  .”,,

-          Hingga sore menjelang malam.



`Kamis, 23 juni 2009
Di Rongga triplex
Continue Reading... Label: , , , ,


ARTIKEL MENARIK LAINNYA

 

Follower

Anda Pengunjung ke

Return to top of page Copyright © 2010 | Flash News Converted into Blogger Template by HackTutors