tag:blogger.com,1999:blog-85634607869510383162024-02-20T09:43:49.566+07:00Buku Online. Puisi. Cerpen. Novelbuku online, buku kuliah, novel, menulis, cerpen, puisi, puisi cinta, menulis cerpen, teknik menulis, buku bekas, cari buku, beli buku online, buka buku, buku murahSIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.comBlogger42125tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-48057461236491427842015-02-10T15:34:00.000+07:002015-02-10T15:35:58.714+07:00Pengertian Cerita untuk Kamu Para Calon Penulis<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<b>Pengertian Cerita </b>- Kawan pembaca blog sekalian, kali ini kita akan sedikit pengetahui pengertian cerita secara umum.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi anda para calon penulis handal tanah air pastinya sangat perlu untuk memahami pengertian cerita ini lebih mendalam. Tentu kurang afdol jika tiba-tiba menulis tanpa tahu pemahaman dasar tentang pengertian cerita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
KBBI pengertian cerita menyebutkan bahwa pengertian cerita adalah tuturan yg membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian, dsb). Jadi di sini, anda sebagai calon penulis benar-benar tahu bahwa ketika anda menulis sebuah cerita berarti anda sedang menuturkan peristiwa-peristiwa yang saling terkait. Bagaimana suatu konflik bisa terjadi ternyata karena ada perbuatan-perbuatan tokoh yang keliru sebelumnya. Jadi penuturan kita bermula ketika tidak ada masalah, sumber-sumber masalah, ketika masalah-masalah benar-benar muncul dan bagaimana tokoh-tokoh menyelesaikan masalah-masalah tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Benar-benar terbentang lengkap dari latar belakang masalah, inti masalah hingga penyelesaian masalah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9mfdevUXa742vLpFPSjzcm9Pbyu47MI_cjzwty8jfiuqsKF3Ec3wIiq_N0qcactErQLOjJ58tzaa6ZRPr6CM3JWqQASC_pC2qTIeaihbudaDx9Nl3seH13DUs7ttIHionuZ4dG2DluX95/s1600/pengertian+cerita,+pengertian+cerita+rakyat,+pengertian+cerita+ulang,+pengertian+dan+ciri+ciri+cerpen,+pengertian+cerita+anak,+macam+macam+sastra,+pengertian+alur+cerita,+pengertian+cerita+lucu,+pengertian+cerita+fiksi,+pengertian+cerita+pendek.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="pengertian cerita, pengertian cerita rakyat, pengertian cerita ulang, pengertian dan ciri ciri cerpen, pengertian cerita anak, macam macam sastra, pengertian alur cerita, pengertian cerita lucu, pengertian cerita fiksi, pengertian cerita pendek" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9mfdevUXa742vLpFPSjzcm9Pbyu47MI_cjzwty8jfiuqsKF3Ec3wIiq_N0qcactErQLOjJ58tzaa6ZRPr6CM3JWqQASC_pC2qTIeaihbudaDx9Nl3seH13DUs7ttIHionuZ4dG2DluX95/s1600/pengertian+cerita,+pengertian+cerita+rakyat,+pengertian+cerita+ulang,+pengertian+dan+ciri+ciri+cerpen,+pengertian+cerita+anak,+macam+macam+sastra,+pengertian+alur+cerita,+pengertian+cerita+lucu,+pengertian+cerita+fiksi,+pengertian+cerita+pendek.gif" height="396" title="pengertian cerita, pengertian cerita rakyat, pengertian cerita ulang, pengertian dan ciri ciri cerpen, pengertian cerita anak, macam macam sastra, pengertian alur cerita, pengertian cerita lucu, pengertian cerita fiksi, pengertian cerita pendek" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka sebaiknya untuk menjadi penulis yang dahsyat kita sebaiknya berlatih mengidentifikasi masalah. Seumapama ada masalah di sekitar kita, kita analisa apa penyebabnya, apa pihak yang bersangkutan sadar akan terjadi masalah itu, bagaimana yang bersangkutan menderita menghadapi masalah tersebut dan bahagaimana solusi penyelesaian yang diambil.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pengertian cerita</b> diatas semoga bisa memberikan anda dasar yang baik untuk mulai menjadi penulis cerita handal tanah air.</div>
</div>
SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-65899183369758502442015-02-10T15:12:00.002+07:002015-02-10T15:36:26.759+07:00Pengertian Alur Untuk Membuat Cerita Dahsyat<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<b>Pengertian Alur</b> - Halo kawan pembaca sekalian. Kali ini kita akan membahas pengertian alur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengertian alur dalam bahasan umum adalah : lekuk memanjang (di tanah, kayu, sungai, bagian tubuh, dsb), atau bisa juga diartikan sebagai jalan atau aturan, atat tata cara atau adat yg benar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_sVshDtwmIVuryt6rItweOi3_1Ptk3M-M4v0t6vg4NJNIsCsMmxQ5-r0NicE040EjYZKuhc9iXnJc8oDBZcs2ALQST_Wi7t2acOcU12PwpxZnnlRoXl_h0V4R7rT2m-PEGZnkHZWzy-NA/s1600/pengertian+alur,+pengertian+alur+maju,+pengertian+alur+cerita,+pengertian+alur+cerpen,+pengertian+alur+campuran,+pengertian+alur+progresif,+jalan+cerita,+cerpen+pengertian,+apa+arti+cerpen,+pengertian+alur+dram.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="pengertian alur, pengertian alur maju, pengertian alur cerita, pengertian alur cerpen, pengertian alur campuran, pengertian alur progresif, jalan cerita, cerpen pengertian, apa arti cerpen, pengertian alur drama, pengertian alur/plot, arti kata latar" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_sVshDtwmIVuryt6rItweOi3_1Ptk3M-M4v0t6vg4NJNIsCsMmxQ5-r0NicE040EjYZKuhc9iXnJc8oDBZcs2ALQST_Wi7t2acOcU12PwpxZnnlRoXl_h0V4R7rT2m-PEGZnkHZWzy-NA/s1600/pengertian+alur,+pengertian+alur+maju,+pengertian+alur+cerita,+pengertian+alur+cerpen,+pengertian+alur+campuran,+pengertian+alur+progresif,+jalan+cerita,+cerpen+pengertian,+apa+arti+cerpen,+pengertian+alur+dram.jpg" height="284" title="pengertian alur, pengertian alur maju, pengertian alur cerita, pengertian alur cerpen, pengertian alur campuran, pengertian alur progresif, jalan cerita, cerpen pengertian, apa arti cerpen, pengertian alur drama, pengertian alur/plot, arti kata latar" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan pengertian alur dalam bidang sastra dipahami sebagai rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan saksama dan menggerakkan
jalan cerita melalui kerumitan ke arah klimaks dan penyelesaian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti pada gambar di atas, kita bisa mendapatkan gambaran bagaimana biasanya cerita diawali aksi awal para pemain, mengarah kepada munculnya konflik, konflik puncak, adanya usaha penyelesaian masalah hingga masalah benar-benar telah selesai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pengertian alur</b> yang sudah dijelaskan berdasarkan pada penjelasan di <a href="http://kbbi.web.id/alur" target="_blank">KBBI pengertian alur</a> dan sumber lainya. </div>
</div>
SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-17512464580891760352014-12-05T17:42:00.000+07:002014-12-05T17:42:22.079+07:00Sukses Besar dengan Ketahui Pengertian Pengembangan Diri<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<b>Pengertian Pengembangan Diri -</b> Halo kawan pembaca, kali ini B3 akan membahas tentang pengertian pengembangan diri. Pengembangan diri sangat penting bagi kesuksesan kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika kita berpikir bahwa kemampuan kita yang sekarang cukup untuk mencapai kesuksesan, pada umumnya pikiran itu salah. Terkadang kita seperti anak kecil yang tidak sadar akan pembelajaran, tidak sadar bahwa banyak di luar pemikiran kita dan keahlian kita yang perlu dipelajari lagi. Padahal kita tahu bahwa anak kecil itu harus terus tumbuh dan menambah pengetahuan serta berbagai kemampuannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita pun tidak jauh, kita masih harus berlatih kemampuan dan memperluas pengetahuan. Ini merupakan salah satu sudut pandang untuk memahami betapa pentingnya pengembangan diri. Lalu apa pengertian pengembangan diri?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipgBswELld6lmm1py6FArI9T3fNexKS1p7MaULifNhkYxwFOkwuxDdx2E8wVIF_8Bi5N8nBrMJB6dptpvmR3IbOhosG3U9wJlupCFWPJJ2neL3jx8_dr6j1P1I5_KqDfx4cOiNCPFGB_M2/s1600/pengembangan+diri,+pengertian+pengembangan+diri,+pengembangan+potensi+diri,+materi+pengembangan+diri,+pengembangan+diri+adalah,+artikel+pengembangan+diri,+contoh+pengembangan+diri,+definisi+pengembangan+diri.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="pengembangan diri, motivasi sukses, artikel motivasi, motivasi untuk sukses, pengertian pengembangan diri, buku pengembangan diri, makalah pengembangan diri, pengembangan potensi diri, materi pengembangan diri, motivasi diri untuk sukses, pengembangan diri adalah, ebook pengembangan diri, artikel pengembangan diri, contoh pengembangan diri, program pengembangan diri, definisi pengembangan diri" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipgBswELld6lmm1py6FArI9T3fNexKS1p7MaULifNhkYxwFOkwuxDdx2E8wVIF_8Bi5N8nBrMJB6dptpvmR3IbOhosG3U9wJlupCFWPJJ2neL3jx8_dr6j1P1I5_KqDfx4cOiNCPFGB_M2/s1600/pengembangan+diri,+pengertian+pengembangan+diri,+pengembangan+potensi+diri,+materi+pengembangan+diri,+pengembangan+diri+adalah,+artikel+pengembangan+diri,+contoh+pengembangan+diri,+definisi+pengembangan+diri.jpg" height="424" title="pengembangan diri, motivasi sukses, artikel motivasi, motivasi untuk sukses, pengertian pengembangan diri, buku pengembangan diri, makalah pengembangan diri, pengembangan potensi diri, materi pengembangan diri, motivasi diri untuk sukses, pengembangan diri adalah, ebook pengembangan diri, artikel pengembangan diri, contoh pengembangan diri, program pengembangan diri, definisi pengembangan diri" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pengertian pengembangan diri</b> seperti yang dikutip oleh B3 dari <a href="http://www.motivasihidup.info/2014/10/pengertian-pengembangan-diri.html" target="_blank">www.motivasihidup.info tentang pengertian pengembangan diri,</a> bahwa pengembangan diri artinya adalah suatu usaha dimana seseorang bisa belajar, berkembang menjadi lebih
maju, baik melalui opini, pengalaman diri sendiri atau orang lain dan
juga lingkungan pergaulan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka yang perlu diperhatikan di sini adalah sisi internal diri kita sendiri dan sisi eksternal berupa lingkungan kita. Di sisi internal kita, kita bisa menilai sendiri seberapa ego dan emosi amarah sering menguasai kita sehingga seakan kita justru tidak bisa menguasai badan dan pikiran. Selain itu yang perlu dinilai oleh kita sendiri adalah seberapa luas wawasan kita, seberapa rapih tampilan dan kepribadian kita yang bisa ditunjukkan dengan seberapa disiplin kita, seberapa sombong dan ramahnya kita, seberapa panjang pemikiran kita dan seberapa luas pemahaman kita atas lingkungan sekitar serta masih banyak lagi sisi diri kita yang perlu dilist. Setelah semua unsur diri kita didaftar dan ditakar, kita bisa mendahulukan bagian-bagian yang paling penting untuk diperbaiki dahulu dengan memperluas wawasan dan melatih keahlian di bidang yang terkait.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di sisi eksternal lingkungan kita bisa mulai mengenali lebih jauh orang-orang yang ada di sekitar kita. Kita bisa belajar dari mereka, kita juga bisa terpengaruh oleh mereka, disinilah butuh banyak kehati-hatian. Bahkan kita juga harus memperhatikan rumah-rumah, pohon-pohon dan berbagai benda dan tata ruang di rumah kita. Benda-benda apa dan tata ruang seperti apa yang bisa membuat kita tumbuh, nyaman dan selalu dalam kondisi positif.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pengembangan diri</b> sangat penting untuk dilakukan secara terus-menerus karena diri yang lebih baik yang bisa mengubah berbagai hal menjadi lebih baik lagi.</div>
</div>
SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-34503801772582514492014-12-04T12:14:00.000+07:002015-01-23T18:20:06.311+07:00Cerpen Anak - Rumah Misterius di Pak Doni<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Cerpen anak</b> berjudul "<b>Rumah Misterius di Pak Doni</b>"<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJuksMjRrdVibUDcH5xoyJOXUbNwTgT18zS5KgxiqjG-SSF1eZ_iSHQfUnPLH46c5vWhbo3vGq_eGeRiDXO0Sre0nEndJ299ueyvyGQBpHXFbamTF1XmUOqa3GHpQYeVxwlb-n95S-UEPR/s1600/cerpen+anak,+cerpen+anak+sekolah,+cerita+pendek+anak,+cerpen+anak+anak,+kumpulan+cerpen+anak,+dongeng+anak+anak,+cerita+anak+pendek,+contoh+cerpen+anak,+cerpen+anak+bobo,+kumpulan+cerpen+anak-anak,+cerpen+anak+sd.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="cerpen anak, cerpen anak sekolah, cerita pendek anak, cerpen anak anak, kumpulan cerpen anak, dongeng anak anak, cerita anak pendek, contoh cerpen anak, cerpen anak bobo, kumpulan cerpen anak-anak, cerpen anak sd" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJuksMjRrdVibUDcH5xoyJOXUbNwTgT18zS5KgxiqjG-SSF1eZ_iSHQfUnPLH46c5vWhbo3vGq_eGeRiDXO0Sre0nEndJ299ueyvyGQBpHXFbamTF1XmUOqa3GHpQYeVxwlb-n95S-UEPR/s1600/cerpen+anak,+cerpen+anak+sekolah,+cerita+pendek+anak,+cerpen+anak+anak,+kumpulan+cerpen+anak,+dongeng+anak+anak,+cerita+anak+pendek,+contoh+cerpen+anak,+cerpen+anak+bobo,+kumpulan+cerpen+anak-anak,+cerpen+anak+sd.jpeg" height="223" title="cerpen anak, cerpen anak sekolah, cerita pendek anak, cerpen anak anak, kumpulan cerpen anak, dongeng anak anak, cerita anak pendek, contoh cerpen anak, cerpen anak bobo, kumpulan cerpen anak-anak, cerpen anak sd" width="400" /></a></div>
<br />
Sudah dua hari ini Sora, Miranda, Syarif dan Angel mengintai rumah itu. Rumah yang belum satu bulan ini ditempati seorang bapak-bapak itu memang sekarang terlihat misterius. Sora dan kawan-kawan berpikir pasti bapak-bapak yang biasa dipanggil Pak Doni itu menyembunyikan sesuatu di dalam rumah di sudut perumahan itu. Pak Doni selalu terlihat mencurigakan ketika keluar masuk rumah itu sebelum hari terang. Tapi kalau sudah siang, Pak Doni terlihat tidak mencurigakan melakukan aktifitas di rumah itu. Pasti agar para ayah dan ibu tidak tahu bahwa ada rahasia yang dia sembunyikan.<br />
<br />
Sejak lama rumah itu kosong, sejak Sora dan kawan-kawan masih kecil. Lalu tiba-tiba Pak Doni datang dan membersihkan rumah itu. Malam hari-nya Pak Doni mengundang Ayah Sora dan ayah kawan-kawan Sora untuk menggelar pengajian di rumah itu. Sekarang Pak Doni tinggal di rumah itu dan sering mengendap-endap keluar rumah dan masuk rumah ketika hari masih gelap. Sepedah motornya juga dimatikan. Pak Doni tidak mau mengeluarkan suara sama sekali. Pasti dia melakukan kejahatan dan menyembunyikannya. Kalau tidak, untuk apa dia mematikan sepedah motor dan menuntunnya dari gerbang perumahan sampai rumahnya ketika hari masih gelap, itu kan jauh sekali jaraknya. Tidak pernah ada orang yang mau melakukan hal itu, kecuali Pak Doni.<br />
<br />
Dibawah pohon jambu Syarif, Sora dan kawan-kawan membicarakan Pak Doni dan rumah misteriusnya itu.<br />
<br />
Sora : ”Pasti ada yang disembunyikan Pak Doni di dalam rumah itu”.<br />
<br />
Miranda : ”Apa itu?”<br />
<br />
Sora : ”Tidak tahu, mungkin dia sebenarnya menyimpan bom di dalam rumah itu”.<br />
<br />
Syarif : ”Mungkin juga Pak Doni adalah seorang pencuri barang berharga”.<br />
<br />
Miranda : ”Apa itu?”<br />
<br />
Syarif : ”Mungkin kalung emas, sepedah motor, TV atau jam tangan mahal. Lalu barang curiannya disimpan di dalam rumah itu. Buktinya Pak Doni keluar rumah dan pulang ketika hari belum terang. Pencuri memang bekerja malam-malam ketika gelap”.<br />
<br />
Angel : ”Sebenarnya tidak baik kalau kita berburuk sangka begini. Seperti kata Bu Guru, tidak baik berburuk sangka. Tapi Pak Doni memang misterius. Kita harus cari tahu apa yang dia sembunyikan di rumah itu. Siapa tahu memang ada yang disembunyikannya di rumah itu”.<br />
<br />
Miranda : ”Apa itu?”. Tanya Miranda untuk yang ketiga kalinya.<br />
<br />
Angel : ”Ya nggak tahu Mir. Kita akan cari tahu, kamu jangan tanya apa itu terus dong”. Jawab Angel kesal karena mendengar Miranda yang terus saja bertanya apa itu.<br />
<br />
Sora : “Oke, kita akan cari tahu apa yang ada di rumah Pak Doni dulu. Kita akan selidiki rumah itu ketika siang-siang Pak Doni bekerja, dia kan pulang agak sore. Gimana Mir, Angel dan Syarif? Apa kalian mau?”. Tanya Sora tegas.<br />
<br />
Syarif : “Aku mau”.<br />
<br />
Angel : “Aku juga ikut. Gimana kamu Mir, jangan bilang 'apa itu' lagi ya”. Kata Angel sambil menoleh kepada Miranda.<br />
<br />
Miranda : “Iya aku ikut”.<br />
<br />
Sora : “Oke, besok setelah makan siang, kita kumpul lagi di sini terus ke rumah Pak Doni kita lihat apa yang ada di dalamnya”.<br />
<br />
Lalu mereka pulang ke rumah masing-masing untuk mandi karena hari sudah sore. Besoknya setelah makan siang, mereka berkumpul lagi di bawah pohon jambu Syarif.<br />
<br />
Mereka segera menuju rumah Pak Doni. Seperti biasa, sepi rumahnya. Sepedah motor Pak Doni tidak ada di beranda, berarti sekarang Pak Doni tidak ada di rumah itu. Lalu mereka mulai mengintip ke dalam, ke salah satu kamar melalui jendela yang masih kotor karena belum sempat dibersihkan.<br />
<br />
“Siapa itu, uhk uhk uhk.... . .” Tiba tiba terdengar suara dari dalam kamar di rumah itu. Sora dan kawan-kawannya langsung terbirit-birit lari menjauh meninggalkan rumah itu. Mereka bingung dan ketakutan, lalu Sora mengajak mereka kembali ke bawah pohon jambu Syarif.<br />
<br />
Sampai di bawah pohon jambu Syarif, nafas mereka ngos-ngosan dan kaki terasa capek sekali karena tadi berlari sekencang-kencangnya. Mereka duduk beristirahat sebentar, lalu mulai membicarakan rumah misterius Pak Doni lagi.<br />
<br />
Sora : “Kalian lihat siapa yang ada di dalam kamar tidur itu tadi?”. Kata Sora sambil masih ngos-ngosan.<br />
<br />
Miranda : “Apa itu?”<br />
<br />
Angel : ”Mir jangan tanya 'apa itu' terus dong. Kita juga lagi bingung nih. Jadi tambah bingung kalau kamu tanya begitu terus”. Jawab Angel kesal.<br />
<br />
Syarif : “Aku sih lihatnya ada nenek rambut putih tidur di kasur. Serem sekali nenek itu, acak-acakan bajunya juga. Jangan-jangan dia nenek penyihir”.<br />
<br />
Sora : “Atau itu nenek-nenek yang diculik Pak Doni dari jauh sana”.<br />
<br />
Angel : “Wah gawat dong. Kalau nenek itu nenek sihir, kita bisa kena sihir jadi tikus. Kalau nenek itu nenek yang diculik Pak Doni, nanti besok-besok kita yang bakal diculik juga sama Pak Doni”.<br />
<br />
Semua terdiam kebingungan. Mereka juga takut kalau-kalau besok mereka yang diculik.<br />
<br />
Miranda : “Kita tanya Ayahnya Syarif saja yuk. Ayahnya Syarif kan sekarang di rumah?”<br />
<br />
Sora, Angel dan Syarif saling berpandangan. Tumben Miranda memberi ide, idenye juga ide yang bagus. Lalu Sora, Angel dan Syarif mengangguk bersamaan. Empat anak itu bangkit bersama dan masuk ke rumah Syarif.<br />
<br />
Syarif : “Ayah, tadi kami lihat ada seorang nenek di dalam kamar rumahnya Pak Doni. Apa dia nenek sihir ayah?”. Mendengar pertanyaan itu, ayah Syarif tertawa terbahak-bahak.<br />
<br />
Ayah Syarif : “Ayah juga tidak tahu. Sepertinya Pak Doni sudah pulang kerja, ayo kita tanya langsung”.<br />
<br />
Sora : “Tapi kita takut Om, nanti kalau kita disihir atau diculik bagaimana?”. Sekali lagi Ayah Syarif tertawa.<br />
<br />
Ayah Syarif : “Kan ada Om yang nanti nolongin kalian. Ayo kita tanya Pak Doni, Pak Doni orang baik kok, jangan takut”.<br />
<br />
Beberapa menit kemudian semuanya sudah berada di rumah Pak Doni.<br />
<br />
Ayah Syarif : “Pak Doni sudah pulang kerja? Ini Pak, anak-anak mau bertanya pada Pak Doni”.<br />
<br />
Pak Doni : “Iya Pak, Sabtu begini saya setengah hari di kantor. Silahkan adik-adik mau tanya apa?”. Pak Doni terlihat bingung merasa digrebek anak-anak kecil.<br />
<br />
Sora : “Maaf Pak, yang di dalam kamar depan di rumahnya Pak Doni itu siapa ya?”. Tanya sora sedikit takut.<br />
<br />
Pak Doni : “Oooh.. Itu ibu saya. Beliau sakit dan tidak bisa turun dari kasur”.<br />
<br />
Syarif : “Jadi nenek itu bukan tukang sihir ya Pak?”.<br />
<br />
Angel : “Bukan nenek orang yang Pak Doni culik ya?”.<br />
<br />
Pak Doni : “Hahahahaaaa....... Bukan, saya dan ibu saya bukan orang jahat. Kami bukan tukang sihir, penculik maupun pencuri”. Ungkapnya menahan tawa.<br />
<br />
Sora : “Terus kenapa Pak Doni kalau subuh-subuh kok dituntun sepedah motornya? Biar tidak ketahuan orang ya? Itu biasanya habis ngapain Pak?”<br />
<br />
Pak Doni : “Waaahh.. Kalian perhatikan saya ya Hahahahahaaaa... Iya, sudah kebiasaan saya kalau masih petang begitu sepedah motor saya matikan, biar tidak berisik. Mungkin masih ada tetangga kita yang masih capek dan tidur jam segitu kan mengganggu mereka kalau saya bunyikan sepedah motornya. Terus kalau subuh-subuh itu saya beli obat untuk Ibu saya, harus beli setiap hari. Penjualnya juga hanya ada pas subuh-subuh begitu. Jadi subuh-subuh setiap hari saya harus beli obat. Begitu ceritanya”.<br />
<br />
Angel : ”Terus dimana keluarga Pak Doni yang lain?”.<br />
<br />
Pak Doni : “Hari ini mereka akan sampai sini, habis ini saya nyusul ke stasiun kereta. Saya punya isteri dan seorang anak laki-laki, namanya Ardi. Tolong nanti kalian berteman dengan Ardi anaknya Pak Doni ya. Tapi Pak Doni heran, kenapa kalian bisa tahu kalau ada nenek-nenek di kamar itu?”. Tanya Pak Doni sambil menunjuk jendela kamar depan rumahnya. Sebenarnya Pak Doni tahu kalau anak-anak ini pasti sudah mengintip lewat jendela sehingga mereka melihat ibunya yang ada di dalam.<br />
<br />
Angel : “Maaf Pak Doni, tadi kami mengintip kamar itu dan melihat ada nenek-nenek di dalam. Tadinya kami kira Pak Doni penjahat dan menyembunyikan rahasia di rumah ini”.<br />
<br />
Miranda : “Iya Pak Doni, kami minta maaf”.<br />
<br />
Pak Doni : “Iya, tidak apa-apa. Saya maafkan”.<br />
<br />
Sekarang semua tahu bahwa Pak Doni bukan orang jahat dan tidak menyembunyikan rahasia kejahatan di rumah itu dan sebentar lagi mereka akan punya kawan baru, anaknya Pak Doni, Ardi.</div>
SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-24949663234219318372014-12-01T10:29:00.000+07:002014-12-01T11:32:42.559+07:00Cara Menggambarkan Watak Tokoh Cerita yang Dahsyat<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<b>Karakter tokoh</b> - Halo kawan pembaca sekalian, kali ini kita akan mencoba membuat tokoh yang dahsyat untuk cerita kita. Bagaimanapun juga tokoh yang unik dan dahsyat akan membuat cerita dan cerpen kita akan semakin menarik dan semakin terlihat hebat. Pada dasarnya karakter yang baik bagi cerita kita adalah karakter yang semua bagiannya menyatu dan sesuai. Apa saja bagian-bagian karakter yang harus menyatu itu?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicOMdBmOdA9Lf5UE2QvEhjkvLVULuQlO4BNJc-dNruQ4teR_Bq-bcIbsixIocVdx9Ev9wEF8_OeSjhdOdop_OrVvqGzW2SEb33PjNZcTvdM4rTI4dpX-ZJFBXHFhayXS1CK5rWBPxv09r0/s1600/karakter+toko,+pengertian+tokoh,+tokoh+adalah,+maksud+tokoh,+tokoh+utama,+pengertian+tokoh+dan+penokohan,+karakter+tokoh+cerita.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicOMdBmOdA9Lf5UE2QvEhjkvLVULuQlO4BNJc-dNruQ4teR_Bq-bcIbsixIocVdx9Ev9wEF8_OeSjhdOdop_OrVvqGzW2SEb33PjNZcTvdM4rTI4dpX-ZJFBXHFhayXS1CK5rWBPxv09r0/s1600/karakter+toko,+pengertian+tokoh,+tokoh+adalah,+maksud+tokoh,+tokoh+utama,+pengertian+tokoh+dan+penokohan,+karakter+tokoh+cerita.jpg" height="176" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Berikut bagian-bagian karakter cerita yang harus menyatu sehingga membentuk karakter yang baik beserta penambahan tips agar karakter tersebut terlihat dahsyat.<br />
<br />
<b>1. Nama</b><br />
Pemilihan nama sangat penting dan sangat mempengaruhi imajinasi pembaca. Ketika pembaca pertama kali tahu bahwa tokoh kita bernama 'Bejo', mereka langsung bisa mengartikan bahwa kemungkinan besar tokoh kita berkarakter kurus, miskin dan merupakan penduduk desa atau orang desa yang baru ke kota. Tentu saja hal seperti ini merupakan penghematan karena tanpa kita tulis panjang lebar pembaca sudah bisa tahu beberapa bagian dari karakter tokoh kita itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Maka nama yang sebaiknya kita pilih adalah nama yang sebisa mungkin bisa menjelaskan bahwa tokoh kita ini gendut atau kurus, modern atau klasik, keren atau tidak, cakep atau jelek, baik atau jahat dan sebagainya.<br />
<br />
<b>2. Tampilan Fisik</b><br />
Kita bisa menjelaskan betapa unik dan berkarakternya tokoh kita ini dengan menerangkan ciri-ciri fisik tertentu dari dirinya kepada para pembaca. Misalnya saja hidungnya yang pesek atau mancung serta lehernya yang jenjang atau lunglai.<br />
<br />
<b>3. Sifat dan Watak</b><br />
Kalau masalah sifat dan watak, kita bisa menampilkannya dalam beberapa perilaku, perkataan dan cara berpikir.<br />
<br />
Agar terlihat berpadu atau ngeblend dengan baik, unsur karakteristik tokoh bisa kita masukkan dalam kalimat beralur seperti pada paragraf berikut ini :<br />
<br />
"Baru dua hari ini aku mengenalnya. Ketika berkenalan kemarin dia terlihat anggun dan sangat sopan. Kata tetangga sekitar Amira memang gadis yang sopan dan jarang keluar rumah. Tapi hari ini, kami sekampung dibuatnya berkerumun di rumahnya dan mendapati dirinya berteriak-teriak sambil terus memukuli Aldi, warga kami yang masih SMP itu".<br />
Dalam contoh di atas terdapat kalimat pendukung jalannya alur, yaitu alur maju. Ada juga kalimat yang menjelaskan karakter sang tokoh Amira.<br />
<br />
<b>Karakter tokoh </b>sangat penting sebagai pembangun cerita yang menarik dan berkesan di hati pembaca.</div>
</div>
SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-87078764885915015852014-10-26T15:41:00.000+07:002014-10-26T15:48:41.075+07:00Penokohan dalam Menulis Cerpen atau Novel Kamu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<b>Penokohan</b>. Setelah kita tahu apa itu tokoh cerita dari artikel <span style="font-weight: normal;"><a href="http://novel-is.blogspot.com/2014/09/pengertian-tokoh.html">Pengertian Tokoh Cerita dan Pembentukannya,</a> kini kita akan membahas bagaimana membentuk tokoh yang berkualitas dengan karakter-karakter luar biasa yang cocok dengan cerita kita.</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;"><b>Tokoh cerita</b> yang berkualitas tentu tidak terlepas dari hal-hal lain di dalam cerita itu. Misalnya latar tempat dan waktu, ketika cerita kita bertempat di Mesir pada saat Fir'aun terakhir masih hidup, karakter seperti apa yang bisa berada di dalam kondisi seperti itu?</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;"><br /></span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">Kenapa susah sekali ya membuat karakter saja? Harus tahu sejarah Fir'aun segala. Mungkin hal itu yang lantas terpikirkan oleh kita. Begini penjelasannya, semakin berat ceritanya, itu membutuhkan karakter yang semakin berat juga. Bandingkan dengan kita menulis cerita pacar-pacaran dari pengalaman dan bahan yang bisa kita dapat di sekitar kita, ini cerita ringan, tokoh yang ada dalam cerita juga tergolong karakter ringan. Tapi tetap saja kita butuh pengetahuan tentang tema cerita ya.</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;"><br /></span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">Artinya berat cerita dan berat tokoh yang bisa kita hasilkan tergantung luasnya pengetahuan dan imajinasi kita. Maka kita akan berlatih dari awal, membuat wawasan semakin luas dan berlatih membuat cerita plus karakter yang semakin berat setiap waktunya.</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWv1FRXXRVcHO17y3TIwVVnVojRMlZUtYxLCBdUSmnoPpVPF-Fm8FALDA0S5iSq63tTGvIDBPwp9oOJhkRXEeDPojCypZxnEaqkFkF03h7CseTlgz0-c7f3eaglbcHT09eNc_buAaJaM-u/s1600/karakter+toko,+pengertian+tokoh+utama,+cara+pengarang+menggambarkan+watak+tokoh,+jenis-jenis+tokoh,+tokoh+cerita,+pengertian+tokoh+protagonis.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img alt="karakter toko, pengertian tokoh, tokoh adalah, maksud tokoh, tokoh utama, pengertian tokoh dan penokohan watak tokoh, pengertian tokoh utama, cara pengarang menggambarkan watak tokoh, perbedaan tokoh dan penokohan, tokoh dalam drama, arti tokoh, jenis-jenis tokoh, tokoh cerita, pengertian tokoh protagonis, pengertian karakter tokoh, tokoh dalam cerita, pengertian tokoh cerita" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWv1FRXXRVcHO17y3TIwVVnVojRMlZUtYxLCBdUSmnoPpVPF-Fm8FALDA0S5iSq63tTGvIDBPwp9oOJhkRXEeDPojCypZxnEaqkFkF03h7CseTlgz0-c7f3eaglbcHT09eNc_buAaJaM-u/s1600/karakter+toko,+pengertian+tokoh+utama,+cara+pengarang+menggambarkan+watak+tokoh,+jenis-jenis+tokoh,+tokoh+cerita,+pengertian+tokoh+protagonis.jpeg" height="300" title="karakter toko, pengertian tokoh, tokoh adalah, maksud tokoh, tokoh utama, pengertian tokoh dan penokohan watak tokoh, pengertian tokoh utama, cara pengarang menggambarkan watak tokoh, perbedaan tokoh dan penokohan, tokoh dalam drama, arti tokoh, jenis-jenis tokoh, tokoh cerita, pengertian tokoh protagonis, pengertian karakter tokoh, tokoh dalam cerita, pengertian tokoh cerita" width="400" /></a></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;"><br /></span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">Beberapa hal yang akan membantu kita untuk membangun <b>tokoh cerita</b> yang bagus top markotop bisa disimak, sebagai berikut :</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;"><br /></span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">1. Posisi tokoh dalam cerita</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">Kita akan menciptakan tokoh satu per-satu. Dari masing-masing tokoh kita cari dulu posisinya di dalam cerita, dia akan ada dimana saja dan melakukan apa saja. Tentunya ini dari khayalan kasar dulu, belum detail pada cerita. </span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;"><br /></span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">Misalnya kita membuat tokoh :</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">- Tokoh utama</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">*Laila (Gadis desa, cantik, tidak berkerudung, lulusan sekolah terbaik, cerdas, kuat, baik, jadi mahasiswi ndeso di kota besar)</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">- Tokoh pendamping</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">Siapa ya? Dia bakal jadi kawan Laila nih. Dia bodoh tapi kadang-kadang bisa memberikan semangat untuk Laila. Saya mau namanya bukan nama yang biasa dipakai dalam cerita seperti Ina, maria atau yang lain. Tidak terlalu ndeso seperti Mariatun. Siapa ya?</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">Butuh bantuan lagi nih, dia anak Pak Haji yang kaya di Desa, jadi namanya keislam-islaman, tapi bukan Khumaira atau Azizah, kurang natural sepertinya. Siapa ya?</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">*Soliha (Putri Haji Harun, kawan Laila sedari balita, berkerudung, tidak cerdas, pejuang keras, semangatnya tidak pernah padam, ekonomi kecukupan)</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">- Tokoh Antagonis</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">Ini anak cowok dilengkapi gank-nya dia nanti. Gank-nya bukan cuma anak kampus, preman-preman terminal, pasar dan stasiun juga dia bayar. Cowok namanya ala kota, tidak namanya ada nilai patriotismenya/nasionalisme atau nilai-nilai luhur tertentu, dia kan anak pejabat, nama anak pejabat harus menggambarkan betapa berbudi pekertinya pejabat tersebut.</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">*Dharma (cakep, macho, kaya, anak pejabat, jadi kapten kampus, tapi selalu saja ada mata kuliah yang tidak lulus, takut kepada dosen, tapi dibelakang pura-pura berani, karakter yang bingung sendiri, playboy mesum)</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;"><br /></span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">Harusnya banyak karakter lagi yang kita ciptakan untuk cerita ini, seperti beberapa tokoh anggota gank dan preman si Dharma, mungkin ada karakter hakim dan polisi jika ada permasalahan yang berujung ke peradilan, </span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">termasuk juga karakter dosen-dosen tertentu dan karakter kampus.</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">Salah satu tujuan dalam tahap ini adalah hadirnya tokoh kedalam cerita secara alami.</span><br />
</div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
</div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">2. Unik</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">Dengan sendirinya sebenarnya karakter-karakter kita akan menjadi unik jika kita bisa menjelaskan detail tentang tokoh-tokoh kita tersebut baik secara fisik maupun non fisik. Laila, Soliha, Dharma, anggota gank dan preman, hakim dan polisi serta dosen dan kampus masing-masing bisa ditambahkan sifat-sifat unik yang bisa membuat cerita jadi lebih berwarna.</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">Yang perlu diperhatikan juga adalah keunikan mereka jangan sampai membuat cerita keluar alur atau tokoh ini jadi tidak layak dipasangkan dengan posisinya dan pekerjaan-pekerjaan yang akan dia lakukan dalam cerita kita.</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">Misalnya Ada beberapa karakter sangat unik dalam cerita Harry Potter seperti Buckbeak yang bisa digambarkan sebagai burung berkaki empat. Iya unik, tapi cerita akan rusak kalau tokoh seperti Buckbeak muncul di cerita Liala. Lha nanti kita yang bingung sendiri ini cerita akan dilanjutkan dengan cara apa? Contoh di atas memang terlihat kejanggalan besar kalau karakter burung berkaki empat mauncul di cerita Lila, yang banyak terjadi justru kejanggalan-kejanggalan kecil perihal karakter yang ada di cerita membuat cerita kita juga kurang bisa dinikmati dengan baik. Hal ini perlu diperhatikan oleh kita sebagai penulis pemula.</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;"><br /></span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">3. Detail Tokoh</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">Detail tokoh yang bisa kita jelaskan di dalam cerita adalah tentang fisik, sifat-sifat unik yang bernilai positif maupun negatif, antagonis atau protagonis.</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;"><br /></span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">Watak halus, kasar, disiplin, berlebihan, centil, boros, sembrono dan lain-lain bisa kita sampaikan dengan baik bila kita benar-benar paham akan watak-watak tersebut. Hal ini tergantung pada kemampuan dan kemauan kita menghayati orang-orang yang kita tahu, bisa jadi para tetangga atau poblic figure yang sering muncul di TV.</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;"><br /></span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;">*Bayangkan bagaimana </span><span class="st">Masashi Kishimoto mengarang karakter-karakter Akatsuki dan para tokoh film Naruto yang lain.</span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;"><br /></span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;"><b>Penokohan</b> tentu saja harus dilatih dengan baik. Kita bisa menulis puluhan cerpen untuk melatihnya. Mari terus bersemangat menulis cerpen. </span></div>
<div class="post-title entry-title" style="text-align: left;">
<span style="font-weight: normal;"><br /></span></div>
</div>
SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-11363872157091399922014-10-14T23:15:00.003+07:002014-10-14T23:15:33.155+07:00Menganalisis Cerpen KACAMATA LALA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Analisa cerpen</b> memang bisa membuat kita memahami cara penulis menuliskan sebuah cerpen, unsur-unsur instrinsik yang ada di dalamnya bahkan unsur-unsur ekstrinsiknya juga. Tentu pemahaman dan wawasan baru itu bisa memberikan tambahan teknik menulis dan kemampuan menulis ketika kita menulis cerita setelahnya. Apalagi cerpen yang kita analisa adalah cerpen hasil karya cerpenis berpengalaman, pasti banyak teknik baru pengembangan karekter, pengaturan alur dan ide-ide cerita yang luar biasa. Hasil analisa kita akan menjadi tambahan pengetahuan penulisan yang sangat berarti.<br />
<br />
Kali ini saya akan mencoba menganalisa cerpen tulisan saya sendiri. Yah, jarang-jarang ada orang menulis cerpen, dianalisa ulang dan dan dipublikasikan seperti ini, mungkin memang tidak terlihat keren. Yah, setidaknya yang saya bongkar-bongkar ini adalah cerpen saya sendiri sehingga ada rasa bebas untuk membongkarnya :D<br />
<br />
Cerpen <a href="http://novel-is.blogspot.com/2014/10/cerpen-kehidupan-kacamata-lala.html" target="_blank">Kacamata Lala</a> bisa anda baca di blog ini juga. Kita akan mulai mengupas unsur ekstrinsik cerpen tersebut.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYxkBXggO80mTETawHyW1Ks-GGot1Sc9pN5b-bWvJpGsd5SBUYeaUwEMl6hIHh-m9E1M4nqh_XIuJaTphR2Esb-1KWE8qEzy9YvRN1O6_b86bupxlYQmMdqZ0pwSRoCwLrUli0pM_J7stV/s1600/analisis+cerpen,+contoh+analisis+cerpen,+menganalisis+cerpen,+cerpen+beserta+analisisnya,+contoh+menganalisis+cerpen,+analisa+cerpen,+contoh+cerpen+beserta+analisisnya,+cerpen+analisa,+unsur+ekstrinsik,+unsur+intrinsik+ekstrinsik+cerpen.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="analisis cerpen, cerpen analisis, contoh analisis cerpen, menganalisis cerpen, cerpen beserta analisisnya, contoh menganalisis cerpen, analisa cerpen, contoh cerpen beserta analisisnya, artikel analisis cerpen, cerpen analisa, unsur ekstrinsik, sinopsis cerpen, unsur ekstrinsik cerpen, unsur intrinsik ekstrinsik, unsur intrinsik ekstrinsik cerpen" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYxkBXggO80mTETawHyW1Ks-GGot1Sc9pN5b-bWvJpGsd5SBUYeaUwEMl6hIHh-m9E1M4nqh_XIuJaTphR2Esb-1KWE8qEzy9YvRN1O6_b86bupxlYQmMdqZ0pwSRoCwLrUli0pM_J7stV/s1600/analisis+cerpen,+contoh+analisis+cerpen,+menganalisis+cerpen,+cerpen+beserta+analisisnya,+contoh+menganalisis+cerpen,+analisa+cerpen,+contoh+cerpen+beserta+analisisnya,+cerpen+analisa,+unsur+ekstrinsik,+unsur+intrinsik+ekstrinsik+cerpen.jpg" height="325" title="analisis cerpen, cerpen analisis, contoh analisis cerpen, menganalisis cerpen, cerpen beserta analisisnya, contoh menganalisis cerpen, analisa cerpen, contoh cerpen beserta analisisnya, artikel analisis cerpen, cerpen analisa, unsur ekstrinsik, sinopsis cerpen, unsur ekstrinsik cerpen, unsur intrinsik ekstrinsik, unsur intrinsik ekstrinsik cerpen" width="400" /></a></div>
<br />
<b>Contoh cerpen</b> kita kali ini sangat terlihat ditulis oleh orang yang tidak suka sinetron dan infotainment. Kemungkinan penulisnya berpikir bahwa sinetron dan infotainment bisa merusak moral masyarakat, mengarahkan masyarakat untuk berperilaku negatif dan memiliki banyak rekam negatif akibat sinetron dan infotainment.<br />
<br />
Bisa jadi penulis adalah anak muda yang masih emosional, bisa jadi dia psikolog dari keluarga yang berkarakter keras atau seorang anak muda yang kebetulan tergabung ke dalam kemunitas anti sinetron dan anti infotainment sehingga terpengaruh dan memiliki kebencian yang berlebihan terhadap sinetron dan infotainment. Hal ini sangat terlihat dari adanya beberapa kalimat yang menyatakan begitu buruknya dampak sinetron dan infotainment bagi masyrakat. Juga beberapa kalimat yang menyatakan bahwa sinetron dan infotainment adalah hal sia-sia alias tidak bermanfaat.<br />
<br />
<b>Analisis cerpen</b> di atas bisa dinyatakan benar karena nyatanya memang cerpen itu saya tulis beberapa bulan setelah lulus SMK dengan emosi yang belum terkendali. Unsur ektrinsik memang bisa berisi hal-hal unik tentang penulisnya, bisa juga berisi tantang sosial budaya waktu itu, dalam hal ini misalnya seberapa tinggi kualitas sinetron waktu itu, dan kondisi perilaku masyarakat waktu itu. Sekian untuk unsur ekstrinsiknya.<br />
<br />
<b>Contoh cerpen</b> Kacamata Lala bisa dikatakan tidak memiliki unsur instrinsik yang menonjol, justru ada babarapa hal yang layak dikritik.<br />
- Alur tidak begitu buruk, tetapi bisa dibilang kurang greget untuk menghantarkan emosi klimaks kepada pembaca.<br />
- Penokohan, deskripsi karakter Ibu Lala kurang natural karena penulis masih belum bisa mengontrol emosi, sehingga seakan-akan semua kalimat ingin digunakan untuk menumpahkan kebencian kepada sinetron dan infotainment. Penulis pemula sering kali terpancing untuk memuntahkan emosi berlebihan ke dalam karyanya.<br />
- Klimaks, lagi-lagi karena penulis belum bisa mengatur emosinya sehingga banyak bagian yang seharusnya tidak mengandung kemarahan jadi mengandung kemarahan. Hal ini jelas berpengaruh pada posisi klimaks yang seharusnya menjadi puncak emosi, tapi ternyata ada bagian cerita lain yang juga beremosi tinggi sehingga puncak klimaks kurang tertandai/terasa/terlihat oleh pembaca.<br />
- Gaya bahasa, masih karena emosi penulis yang tidak terkontrol membuat gaya bahasa menjadi berisi emosi semua. Seharusnya tetap diatur dimana harus menyatakan emosi dan di bagian mana harus mendeskripsikan keadaan dengan kalem. Hal itu jelas sangat mempengaruhi gaya bahasa para penulis pemula seperti kita.<br />
<br />
<b>Analisis cerpen</b> unsur instrinsik di atas tentu juga menjadi pelajaran perbaikan diri saya sendiri.<br />
<br />
Sampai jumpa di kesempatan berikutnya.</div>
SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-35057117362923713332014-10-14T20:54:00.000+07:002014-10-14T23:19:19.164+07:00Contoh Cerpen Kehidupan. KACAMATA LALA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Dua lenganku selalu mengait kedua telinganya. Tercantol begitu di
wajahnya yang imut. Lala mulai memakaiku setelah vonis dokter bahwa
matanya minus. Aku menemaninya setiap waktu. Aku bertugas membantu
penglihatannya, tugas yang membuat aku tahu setiap apa yang
diketahuinya. Aku juga harus melindungi matanya. Pernah suatu ketika
beberapa anak laki-laki kelasnya, teman-temannya yang tergabung dalam
gank brandal cilik, menyemburkan pasir ke wajah lala. Membuat wajahnya
kotor penuh tanah debu, kecuali bagian mata. Tapi dia tidak menangis,
aku tak melihat air setetespun di matanya. Walau ceria dan centil, dia
adalah gadis cilik yang kuat dan tangguh. Selain bisa melihat apa yang
dia lihat, aku juga bisa menoleh ke belakang untuk melihat matanya.
Ketika dia melihat seragam barunya dengan mata gembira, ketika dia
melihat teman-teman barunya dengan sorot mata keakraban, ketika dia
melihat kilat petir dengan mata terkejut, dan yang paling sering adalah
ketika akhir-akhir ini matanya selalu tersayat-sayat penuh emosi dari
adegan-adegan yang bahkan samasekali tak dipahaminya, Sinetron.<br />
<br />
Dulunya
dia tidak begitu. Dulu dia tak suka sinetron. Dia adalah anak normal,
seperti juga teman-temannya, seperti juga anak-anak TK dimana-mana, suka
bermain boneka, bongkar pasang dan masak-masakan. Dulu dia juga adalah
anak kecil yang setiap sore membawa kardus penuh mainan keluar ke teras
rumah, mencetak tanah basah menjadi bentuk-bentuk kue-kue, atau juga
mengejar kupu-kupu atau capung. Selalu aktif dan ceria. Bahkan beberapa
kali menjuarai lomba baca puisi tingkat TK se-kecamatan. Semua tetangga
dan gurunya turut membanggakannya. Namun yang seharusnya adalah orang
yang paling bangga malah meghancurkan semuanya, kekreativitasan Lala,
masa kecil dan masa depan Lala, harus hancur atas ulah ibunya sendiri.
Wanita tengik dengan mata yang berkilat-kilat ketika mendengar gosip
baru artis atau ketika dapat bocoran kejelekan salahsatu tetangganya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZfckwCF7CB4Wjhs7tKnx3HhD0gyniTbdccDYczA93c3WUiFpVqpMlj4Y50LyIlj9afAmVqtxw0h4qIuO6kY_wCnkYFd1_37CCXUTOkdhsHZs79v2qjuJnkhfs31j7kyVVM9EXlVrYT3sJ/s1600/cerpen+pengalaman+pribadi,+contoh+cerpen+pengalaman+pribadi,+menulis+cerpen+berdasarkan+pengalaman+pribadi,+cerpen+kehidupan.jpg" imageanchor="1" target="_blank"><img alt="cerpen pengalaman pribadi, contoh cerpen pengalaman pribadi, cerpen pengalaman, contoh cerpen pengalaman, kumpulan cerpen pengalaman pribadi, cerpen pribadi, cerpen pengalaman sendiri, contoh cerpen pribadi, contoh cerpen berdasarkan pengalaman pribadi, kumpulan cerpen pengalaman, contoh cerpen pengalaman sendiri, kumpulan cerpen pribadi, menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi, cerpen dari pengalaman pribadi, kumpulan cerpen pengalaman sendiri, contoh cerpen dari pengalaman pribadi, cerpen kehidupan, contoh pengalaman pribadi, cerita pengalaman pribadi, contoh-contoh cerpen, cerpen kehidupan sehari-hari, cerpen pengalaman hidup, contoh cerita pengalaman pribadi, contoh cerita pengalaman, contoh cerpen bahasa indonesia, kumpulan cerpen kehidupan, cerpen pengalaman diri sendiri" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZfckwCF7CB4Wjhs7tKnx3HhD0gyniTbdccDYczA93c3WUiFpVqpMlj4Y50LyIlj9afAmVqtxw0h4qIuO6kY_wCnkYFd1_37CCXUTOkdhsHZs79v2qjuJnkhfs31j7kyVVM9EXlVrYT3sJ/s1600/cerpen+pengalaman+pribadi,+contoh+cerpen+pengalaman+pribadi,+menulis+cerpen+berdasarkan+pengalaman+pribadi,+cerpen+kehidupan.jpg" height="221" title="cerpen pengalaman pribadi, contoh cerpen pengalaman pribadi, cerpen pengalaman, contoh cerpen pengalaman, kumpulan cerpen pengalaman pribadi, cerpen pribadi, cerpen pengalaman sendiri, contoh cerpen pribadi, contoh cerpen berdasarkan pengalaman pribadi, kumpulan cerpen pengalaman, contoh cerpen pengalaman sendiri, kumpulan cerpen pribadi, menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi, cerpen dari pengalaman pribadi, kumpulan cerpen pengalaman sendiri, contoh cerpen dari pengalaman pribadi, cerpen kehidupan, contoh pengalaman pribadi, cerita pengalaman pribadi, contoh-contoh cerpen, cerpen kehidupan sehari-hari, cerpen pengalaman hidup, contoh cerita pengalaman pribadi, contoh cerita pengalaman, contoh cerpen bahasa indonesia, kumpulan cerpen kehidupan, cerpen pengalaman diri sendiri" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
Ibu
Lala-lah yang dulu terlihat kelewat serius memelototi kemelut di-TV
yang tak pernah reda. Tak ketinggalan pula acara gosip-menggosip dari
semua chenel TV. Selalu saja ada sesuatu yang baru, tak pernah habis
konflik demi konflik mendera mata dan otak. Dan dari semua itu, tak
boleh ada yang tertinggal bagi Ibu Lala. Ibu Lala tak akan beranjak
mencuci baju sebelum semua gosip ditelannya habis. Otak dan telinganya
tumpul tak berfungsi ketika adegan paling seru-semrawut atau gosip
terpanas mak-nyos ditampilkan di TV. Tak akan ada tamu yang dibukakan
pintu walau telah mengetuk pintu selama dua jam sekalipun, tak akan ada
panci air yang akan diangkat dari kompor walau sudah kering-gosong juga.
Dipersembahkannya hidup demi melihat sinetron dan mendengar gosip.
Dunianya berhenti di titik itu. Dan semua tingkah polah ibunya ini,
terekam baik di mata Lala.<br />
Ketika Lala minta diambilkan makan
sepulang dari sekolah, tak akan diterimanya sebutir nasi-pun sebelum
acara gosip siang berakhir. Ketika dia ingin melihat spongebob, sampai
menangis seperti apapun, tak akan chenel berpindah hingga adegan
terakhir sinetron petang episode hari itu usai. Pernah juga anak dan ibu
itu bertengkar seru memperebutkan remot TV. Ku tengok ke belakang,
terlihat mata lala yang mengalirkan air kebencian begitu derasnya.
Kupandang ke depan, terlihat ibunya mendelik merah, berkacak pinggang
dengan remot tetap nyaman terlindungi dan tak pernah lepas dari
genggaman eratnya. Mulut ibu lala juga mangap-mangap saat itu. Pasti-lah
nama setiap hewan yang ada di kebun binatang Surabaya disebutnya
satu-persatu untuk menghinakan Lala. Peperangan yang sungguh tidak
sepadan. Bukan hanya tentang lawan yang tak sebanding tetapi juga karena
penyebab yang begitu tidak pantas.<br />
<br />
Keadaan seperti ini terus saja
terjadi. Setiap waktu aku harus menyaksikan pertengkaran anak-beranak
yang tak pernah terselesaikan. Tangisan dan cacian menjadi sesuatu yang
tak terelakkan. Setiap hari terdengar dari ruang tengah, ruangan yang
berisi seperangkat sofa-meja, rak dan TV 29”, lengkap dengan VCD dan
Sound system. Hingga akhirnya, makan siang yang telat dan chenel yang
tak pernah terganti membuat Lala putus asa. Dia menyerah dan mulai ikut
saja menonton sinetron dan gosip. Terus saja dia menahan lapar siang dan
kerinduan akan tawa spongebob. Dia tahu bahwa dia kalah. Dia juga tahu
bahwa keadaan tak akan pernah berubah. Maka dia turut mengalir saja
mengikuti hulu-hilir sungai adegan-adegan yang tak pernah rampung. Turut
tertipu masalah-masalah remeh yang malah menambah konflik di otak.
Seperti pecinta-pecinta sinetron lain yang merasa belum cukup dengan
kemelut hidupnya sendiri dan sehingga menambahi dengan kemelut-kemelut
lain yang pastinya mbulet khas sinetron. Masih belum cukup kesulitan
hidup mereka, pasti batin mereka masih cukup luas untuk menampung dan
menanggung beban kehidupan tokoh-tokoh tipuan itu. Waktu-waktu mereka
pun pasti telah kelewat banyak digunakan untuk hal-hal berguna, pasti
sudah sangat banyak yang digunakan untuk menyelamatkan wanita dan
anak-anak dari trafficking, pasti juga sudah terlalu banyak digunakan
untuk menorehkan tanda-tanda jasa sehingga telah waktunya waktu-waktu
itu harus mereka gunakan untuk hal yang tidak berguna.<br />
<br />
Selintas Lala
melihat kalender. Mungkin menghitung hari ulang tahunnya yang masih dua
bulan lagi. Aku tidak, aku malah menghitung bahwa hari itu adalah hari
ke-tujupuluh empat setelah Lala menyerahkan matanya untuk gosip dan
sinetron. Saat itu Lala telah terbiasa ikhlas nimbrung dengan ibunya
terayun-ayun kerumitan yang dibuat-buat. Keduanya selalu murung-merenung
menghayati cerita. Tak ada humor, tak ada tawa. Tak ada spongebob, tak
ada ceria. Yang ada hanya ketegangan, emosi, amarah, dendam, kebencian,
kekerasan dan gumpalan-gumpalan kotor lain yang selalu menyesaki dada.
Kegeraman yang membara tak jarang terlihat pada dengusan mereka berdua.
Tidak lagi karena terpaksa, kini Lala mulai menyukai semuanya. Apalagi
kini sinetron dan infotainment lebih berariasi dengan karakter
masing-masing. Tapi, padahal sama saja, intinya ruwet dibikin-bikin dan
membongkar aib. Masa kanak-kanak Lala telah hilang dari sinar matanya.
Telat makan siang tak pernah lagi jadi masalah. Perutnya tak pernah
lapar di kala sinetron siang mulai disuguhkan. Hanya mata-lah yang
selalu lapar akan keruwetan masalah orang dewasa. Sinetron dan
infotainment yang setiap jam seperti selalu ada, bergantian,
susul-menyusul-lah yang memenuhi waktu-waktu mereka berdua. Dan yang
membuat bu Wati, guru TK dimana Lala sekolah, kawatir adalah PR Lala
yang tak pernah dikerjakan satupun, garis paras Lala yang semakin hari
semakin kaku, kukuh dan tegang. Selain itu, ternyata minat bermain Lala
juga terkuras habis. Boneka dan capung tak pernah lagi tersentuh. Tak
ada teman akrab yang berbagi bekal, tak ada lompat tali, dan tak ada
puisi lagi yang keluar dari bibirnya. Kehidupan kanak-kanaknya telah
hancur mendebu. <br />
<br />
Tiap hari Lala diam di kelas. Meletakkan pipi di
meja dan mulai mengenang adegan-adegan terdahsyat yang dia ingat. Ketika
tokoh utama, seorang gadis yang cantik dan baik hati, dianiaya majikan
wanitanya yang jahat, kriting dengan wajah yang tak pernah enak
dipandangan mata, persis ibunya sendiri. Ketika seorang suami menampar
istrinya yang baik. Ketika seorang anak laki-laki yang tampan ditinju
bapak tirinya. Ketika harta warisan diperebutkan lima bersaudara yang
antagonis semuanya. ketika seorang istri selingkuh dan menimbulkan
prahara. Ketika seorang wanita diperebutkan dua pria dan sebaliknya.
Ketika anak-anak putih abu-abu saling berebut pacar. Cinta si kaya dan
si miskin yang terhalangi. Semuanya begitu sistematis terangkum dalam
lembar-lembar hikayat otak Lala. Sambil berdiam diri di bangku,
dikeluarkannya-lah lembar demi lembar itu. Diterawangnya jelas-jelas,
seperti kacaku adalah layar TV saja. Layar kaca pribadi. Bahkan teman
sebangku tak akan bisa melihat adegan-adegan yang dilihat Lala di
kacaku. Semua akan terlihat begitu nyata bagi Lala, mengalir, hingga dia
tertidur.<br />
<br />
Yang seperti itu terjadi terus, semakin hari semakin
mengakar parah. Hingga suatu hari, tiba-tiba Lala menghajar Dimas, salah
satu teman sekelasnya yang termasuk dalam gerombolan gank berandal
cilik, tanpa sebab. Bukan karena dia ditaburi pasir lagi atau dijambak
rambutnya sehingga marah, ini benar-benar tanpa sebab yang bagaimanapun.
Tak urung membuat ibu-ibu wali murid dan siswa-siswa lainnya
mengerubungnya. Sebagian dari penonton-penonton itu adalah tetangga Lala
yang juga mulai heran dengan perubahan Lala yang akhir-akhir itu tak
lagi ceria, tak pernah lagi meminta buah jambu atau sekedar numpang
bermain dirumah mereka. Segera setelah mengetahui konflik itu, bu Wati
cepat-cepat merenggutnya dari kerumunan dan menggendongnya ke ruang guru
untuk diIntrogasi.<br />
<br />
Sesampainya di ruang guru, mula-mula bu Wati
mengelus-elus rambutnya landai-landai, mencoba menenangkannya, lalu
dibetulkannya tata letakku di wajah Lala dan digenggamnya kedua pundak
Lala demi mendapat perhatian fokus dari Lala. “ kenapa Lala pukul
Dimas??.. .. “. Diperhatikannya raut wajah Lala yang masih saja kaku
tak bersalah persis batu pondasi. Kesadaran bahwa Lala telah melewati
sesuatu yang salah membuat bu Wati tahu bahwa ada yang harus diperbaiki,
bukan pada diri Lala, tapi pada apa yang telah mempengaruhi Lala. “ di
film di TV orang baik pasti susah bu, pasti dihajar, ditinju, pokoknya
disakiti terus, Lala pengen jadi orang jahat aja, dan orang jahat itu
harus balas dendam bu.. . .. “. Jawabnya lugas dan logis.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
02 Agustus 2009<br />
Di rongga triplex<br />
<br />
<br />
<b>Contoh cerpen kehidupan</b> Kacamata Lala sudah dituliskan analisisnya, dan bisa dibaca di link sebagai berikut(<a href="http://novel-is.blogspot.com/2014/10/menganalisis-cerpen-kacamata-lala.html" target="_blank">Menganalisis Cerpen Kacamata Lala</a>)<br />
</div>
SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-13273926946201586752014-09-11T22:50:00.000+07:002014-10-26T15:47:17.845+07:00Pengertian Tokoh Cerita dan Pembentukannya<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><b>Pengertian tokoh</b> menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ada beberapa arti. Seperti dituliskan di web <a href="http://kbbi.web.id/tokoh" target="_blank">KBBI</a> bahwa beberapa pengertian dari kata tokoh adalah rupa, perawakan, orang yang terkenal di masyarakat dan pemegang peran dalam roman atau drama.</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><b>Tokoh</b> <b>cerita</b> dijelaskan lebih khusus oleh <span class="a" style="left: 1106px; top: 3313px;">Abrams dalam Nurgiyantoro (20<span class="l6">05:165), yang mengungk<span class="l6">apkan bahwa </span></span></span><span class="a" style="left: 859px; top: 3469px; word-spacing: -2px;">tokoh cerita (karakter) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu</span><span class="a" style="left: 859px; top: 3627px; word-spacing: -2px;"> karya naratif atau drama yang ditafsirkan oleh pembaca memiliki kualitas </span><span class="a" style="left: 859px; top: 3783px; word-spacing: -3px;">moral dan kecenderungan tertentu yang diekspresikan dalam ucapan dan</span><span class="a" style="left: 859px; top: 3939px; word-spacing: -3px;"> apa yang diakukan dalam tindakan.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span class="a" style="left: 859px; top: 3939px; word-spacing: -3px;"> Tapi pada perkembangannya, kini tokoh cerita juga bisa dibentuk dari hewan dan tumbuhan bahkan benda-benda mati.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span class="a" style="left: 859px; top: 3939px; word-spacing: -3px;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJJP_zCJgdexk7om16HSst7wktUIAwYRO2yIqsNj-cMgYErigOp1RByYNJ3qfNi42vTucxvnoEmmulAPW957jvS4woM29oyGKA3Mh_Ok8qloHyvzmAGQEqVHYTC0wlTaNsVtizA_UXDETW/s1600/karakter+toko,+pengertian+tokoh,+tokoh+adalah,+maksud+tokoh,+tokoh+utama,+pengertian+tokoh+dan+penokohan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="karakter toko, pengertian tokoh, tokoh adalah, maksud tokoh, tokoh utama, pengertian tokoh dan penokohan watak tokoh, pengertian tokoh utama, cara pengarang menggambarkan watak tokoh, perbedaan tokoh dan penokohan, tokoh dalam drama, arti tokoh, jenis-jenis tokoh, tokoh cerita, pengertian tokoh protagonis, pengertian karakter tokoh, tokoh dalam cerita, pengertian tokoh cerita" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJJP_zCJgdexk7om16HSst7wktUIAwYRO2yIqsNj-cMgYErigOp1RByYNJ3qfNi42vTucxvnoEmmulAPW957jvS4woM29oyGKA3Mh_Ok8qloHyvzmAGQEqVHYTC0wlTaNsVtizA_UXDETW/s1600/karakter+toko,+pengertian+tokoh,+tokoh+adalah,+maksud+tokoh,+tokoh+utama,+pengertian+tokoh+dan+penokohan.jpg" height="255" title="karakter toko, pengertian tokoh, tokoh adalah, maksud tokoh, tokoh utama, pengertian tokoh dan penokohan watak tokoh, pengertian tokoh utama, cara pengarang menggambarkan watak tokoh, perbedaan tokoh dan penokohan, tokoh dalam drama, arti tokoh, jenis-jenis tokoh, tokoh cerita, pengertian tokoh protagonis, pengertian karakter tokoh, tokoh dalam cerita, pengertian tokoh cerita" width="400" /></a></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span class="a" style="left: 859px; top: 3939px; word-spacing: -3px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span class="a" style="left: 859px; top: 3939px; word-spacing: -3px;"><b>Tokoh cerita</b> bisa dipahami secara sederhana sebagai pihak yang terlibat dalam cerita. Bisa saja kita menulis sebuah cerita tentang kejahatan, maka kita akan membentuk pelaku kejahatan dan korban kejahatan. Pelaku dan korban kejahatan inilah yang menjadi tokoh cerita kita.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span class="a" style="left: 859px; top: 3939px; word-spacing: -3px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span class="a" style="left: 859px; top: 3939px; word-spacing: -3px;">Sering kali kita membutuhkan tokoh tambahan seperti polisi, orang tua korban, saksi mata atau bahkan hewan sebagai tokoh pendamping di dalam cerita yang kita buat.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span class="a" style="left: 859px; top: 3939px; word-spacing: -3px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span class="a" style="left: 859px; top: 3939px; word-spacing: -3px;"><b>Karakter tokoh dalam cerita</b> biasanya dibuat unik dan alami. Dibuat unik di sini bertujuan memberikan kesan yang berbeda bagi pembaca agar pembaca semakin penasaran dan tertarik, "Apa yang akan dialami tokoh seunik ini?".</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span class="a" style="left: 859px; top: 3939px; word-spacing: -3px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span class="a" style="left: 859px; top: 3939px; word-spacing: -3px;"><b>Karakter tokoh</b> juga dibuat alami agar menyatu dengan kejadian dan alur cerita sehingga cerita tidak terasa ganjil atau janggal oleh pembaca. Cerita yang janggal dan tidak alami secara urutan akan mengganggu jalannya nalar pembaca. Tentu saja gangguan dalam urutan nalar pembaca ini membuat pembaca menjadi kehilangan urutan dan malas melanjutkan membacanya.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span class="a" style="left: 859px; top: 3939px; word-spacing: -3px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span class="a" style="left: 859px; top: 3939px; word-spacing: -3px;"><b>Tokoh dalam cerita</b> hendaknya disesuaikan dengan tempat si tokoh tinggal, cara tokoh berpikir dan bahkan cara dia makan dan berbicara (bahasa/dialek daerah). Jangan sampai ada tokoh, orang dari Madura, tetapi berbicara menggunakan bahasa Lampung. Jika sampai hal semacam itu terjadi, nalar pembaca akan putus sehingga malas untuk meneruskan membaca. "Bagaimana bisa orang Madura bicaranya bahasa Lampung?" demikian batin pembaca. Banyak hal dari tokoh buatan kita yang secara detail harus diperhatikan karakter lahir maupun batin hingga watak otaknya agar berada di dalam cerita secara alami.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span class="a" style="left: 859px; top: 3939px; word-spacing: -3px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span class="a" style="left: 859px; top: 3939px; word-spacing: -3px;"><b>Pengertian tokoh</b> telah kita pelajari bersama. Apa selanjutnya?</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span class="a" style="left: 859px; top: 3939px; word-spacing: -3px;"><b>Penokohan</b> dan pembentukan <b>karakter tokoh </b>akan kita pelajari pada artikel</span> </span><a href="http://novel-is.blogspot.com/2014/10/penokohan.html">Penokohan dalam Menulis Cerpen atau Novel Kamu</a><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span class="a" style="left: 859px; top: 3939px; word-spacing: -3px;">.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span class="a" style="left: 859px; top: 3939px; word-spacing: -3px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span class="a" style="left: 859px; top: 3939px; word-spacing: -3px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span class="a" style="left: 859px; top: 3939px; word-spacing: -3px;">Sumber :</span> (1) http://kbbi.web.id/tokoh</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"> (2) http://www.academia.edu/4250510/Analis_Tokoh_dan_Penokohohan </span></blockquote>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span class="a" style="left: 859px; top: 3939px; word-spacing: -3px;"><br /></span></span></div>
</div>
SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-38537435009361750822013-11-26T13:16:00.006+07:002013-11-26T13:16:42.891+07:00Kerangka Cerpen. Belajar Membangun Kerangka Karangan No.02<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<b>Kerangka cerpen</b> kembali akan menjadi tema tulisan kita kali ini. Setelah kita kenal salah satu kerangka karangan dengan alur seperti di dalam artikel <a href="http://novel-is.blogspot.com/2011/10/kerangka-cerita-dalam-penulisan.html" target="_blank"><b>kerangka karangan </b>no.01</a>, kita akan beranjak ke <b>kerangka karangan </b>selanjutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kerangka karangan</b> yang akan kita bahas kali ini adalah <b>kerangka cerpen</b> dimana para penulis pemula lebih PD untuk menulis cerpen daripada menulis novel. Maka kali ini kita belajar membangun kerangka unik dalam cerita yang pendek.<br />
<br />
Cerpen yang akan kita kupas kerangkanya adalah Cerpen berjudul "<span class="data-post">HELKOIS, HELIKOS DAN RAMALAN KATAK HIJAU" (selanjutnya akan disebut sebagai cerpen HHRKH) yang bisa anda baca di <a href="http://novel-is.blogspot.com/2013/11/contoh-cerpen-pendek-helkois-helikos.html" target="_blank">(klik) sini.</a> Cerpen itu saya tulis sebagai miniatur atau contoh kecil <b>kerangka karangan</b> Novel Api, Awan, Asap karya Bapak Korie Layun Rampan yang memiliki <b>alur cerita</b> sangat unik. Kalau mempelajarinya dari novel langsung mungkin penulis pemula seperti kita akan kesulitan dalam mencerna dan mengurai <b>alur cerita</b>. Maka kali ini kita coba urai alur semacam itu yang di tampung wadah sebuah cerpen.</span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLkNFm8xdc2U6pP8-ZPaHgFBP1IIWHV2b9eIqQwbrW78jAHmLudljZ759Pz-EyTysWxn21tG8-PSkJdzTZ_GvwW6AXG06ubVtPFsa9s9WS1mvaJknvN1_3Kc2uhPmVduQcDCw3yC0EgQlv/s1600/kerangka+karangan+cerpen,+contoh+kerangka+cerpen,+kerangka+cerpen,+kerangka+tulisan,+kerangka+karangan,+unsur+intrinsik+cerpen,+sinopsis+cerpen,+analisis+cerpen,+unsur+ekstrinsik+cerpen,+unsur-unsur+cerpen.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLkNFm8xdc2U6pP8-ZPaHgFBP1IIWHV2b9eIqQwbrW78jAHmLudljZ759Pz-EyTysWxn21tG8-PSkJdzTZ_GvwW6AXG06ubVtPFsa9s9WS1mvaJknvN1_3Kc2uhPmVduQcDCw3yC0EgQlv/s1600/kerangka+karangan+cerpen,+contoh+kerangka+cerpen,+kerangka+cerpen,+kerangka+tulisan,+kerangka+karangan,+unsur+intrinsik+cerpen,+sinopsis+cerpen,+analisis+cerpen,+unsur+ekstrinsik+cerpen,+unsur-unsur+cerpen.jpg" /></a></div>
<br />
<span class="data-post"> Ada beberapa poin yang bisa kita pelajari di sini, diantaranya :</span><br />
<br />
<span class="data-post"><b>Karakter</b></span><br />
<span class="data-post">Walau tidak sama persis, kali ini saya mencoba menghadirkan <b>karakter tokoh</b></span> yang unik dan berbeda. Sampai mati-matian memakai nama aneh Helikos dan Helkois segala, adalah upaya saya membentuk <b>karakter tokoh</b> yang unik. Tidak hanya nama, namun juga pekerjaan, isi pikiran, kalimat yang diucapkan, tingkah dan banyak hal yang bisa kita bubuhkan untuk menegaskan karakter tokoh. Kalau di Novel Api Awan Asap ada karakter Nori si isteri setia dan suaminya, Jue yang pantang menyerah meski seakan dia tidak akan bisa lagi hidup di atas Bumi.<br />
<br />
<b>Konflik</b> <b>Cerita</b><br />
Di cerpen HHRKH kita temui beberapa konflik yang akhirnya mengarah pada satu titik yang mempertemukan dengan jelas berbagai <b>konflik</b> itu.<b> </b>Di dalam kehidupan nyata, kita biasa bete' dengan berbagai masalah yang kita hadapi, namun beberapa waktu kemudian kita menyadari bahwa masalah-masalah yang kita hadapi pada akhirnya akan memberikan hikmah. Inilah yang sering dikatakan orang sebagai Takdir Tuhan.<br />
<br />
Kini takdir para <b>karakter tokoh</b> cerpen yang ada di cerpen kita ada ditangan kita. Kita yang akan mengatur mereka terlahir sebagai apa dan siapa, apa dan siapa yang hidup di sekitar mereka, sifat dan sikap mereka. Kita juga akan menentukan masalah-masalah apa yang akan mereka hadapi dan hikmah atau titik akhir yang bagaimana yang akan mereka alami. Semakin kreatif kita menciptakan masalah, dan semakin rapih kita mengaturnya akan membuat cerita kita semakin berkualitas.<br />
<br />
<b>Alur Cerita</b><br />
Nah ini yang menjadikan Novel Api Awan Asap begitu berkesan di hati saya selain konflik-konflik yang terjadi di novel itu.<b> </b>Ada yang bilang begini "Alur Novel Api, Awan, Asap itu maju-mundur berkali-kali tapi dibawakan dengan sangat halus sehingga kita tidak merasa kejedok depan, lalu kita mundur, kejedok belakang kita maju, maju-mundurnya itu terasa mengalir terus ke depan". Di sini susahnya, ada banyak bab cerita yang ada di novel Api, Awan Asap, di setiap bab mengandung cerita sekarang dan cerita jaman lampau dengan berbagai konflik yang awalnya semakin membingungkan, tapi konflik-konflik semakin jelas titik temunya di saat cerita masa lalu dan masa sekarang bertemu. Memang sedikit rumit, kita butuh bantuan cerpen HHRKH lagi nih..<br />
<br />
<b>Alur cerpen</b> KKRKH saya pisah per bagian dengan tanda "..." agar mempermudah pembaca menandai mana yang alur mundur (cerita masa lalu) dan alur maju (cerita sekarang). Cerita masa lalu milik Helkois dan cerita masa kini Helikos masing-masing memiliki konflik dan kejadian di waktunya masing-masing. Namun pada akhirnya tokoh dan <b>alur cerita</b> bertemu di satu masa yang juga menjadi titik temu dari berbagai konflik yang terjadi sebelumnya.<br />
<br />
Walaupun tidak bisa sehalus Api, Awan, Asap, alur cerpen KKRHK mampu membantu saya menunjukkan poin-poin penting <b>kerangka karangan</b> novel tersebut.<br />
<br />
<b>Kerangka karangan</b> dan beberapa poin cerita saya cukupkan sekian dulu dalam artikel ini. Semoga lain kali kita bisa memahami <b>kerangka cerpen</b> lebih jauh lagi.</div>
</div>
SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-87188983826577810082013-11-21T01:42:00.002+07:002014-09-09T02:20:58.567+07:00Contoh Cerpen Pendek. Helkois, Helikos dan Ramalan Katak Hijau<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<br />
<br />
<br />
<b>Contoh cerpen pendek</b> kali ini memuat cerita yang tidak biasa bagi saya. Kali ini saya mencoba menulis dengan <b>alur novel</b> yang saya pelajari di Novel Api, Awan, Asap karya Bapak Korie Layun Rampan yang benar-benar wah dan mampu memberikan pengalaman pengaturan <b>alur novel</b>, <b>ide cerita</b> dan imajinasi <b>kerangka cerita</b> dalam <b>menulis novel</b>.<br />
<br />
<br />
<b>Plot maju mundur</b> dengan pengaturan Pak Korie Layun Rampan terolah sangat rapih dan indah di novel beliau tersebut. <b>Ide cerita</b> yang diambil benar-benar unik dan diluar nalar dan imajinasi manusia rata-rata.<br />
<br />
Melalui <b>contoh cerpen </b>berikut, mari kita pelajari sedikit yang bisa saya ambil dari novel Bapak Korie Layun Rampan berikut.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
====================================================================</div>
<div style="text-align: center;">
HELKOIS, HELIKOS DAN RAMALAN KATAK HIJAU </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--></div>
<div style="text-align: justify;">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dahulu kala di sebuah desa,
hiduplah seekor katak hijau. Bukan saja ukurannya yang terlalu besar yang
membuat katak itu dikeramatkan penduduk desa. Namun juga suara tak lazim yang
keluar darinya dan seakan mengandung ramalan-ramalan tertentu yang membuat
penduduk desa itu, bahkan penduduk di sembilan puluh desa lainnya mengeramatkan
katak hijau itu.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdu4FDT4FpRHY4KmlZCIr2D0fA9t4t8LDFaJCnWDumd5JvwydRdgt98RomvrzBiSdW18O9fKKKJdvz6YgYMtOe_x3mpi8uXp2RSPJEHnf6rqSA29YxoKYMRJWQeKgUlKrPI_wgUj_GbqUf/s1600/cerpen+rakyat+,+contoh+cerpen,+cerpen+pendek,+contoh+cerpen+singkat,+cerpen+singkat,+contoh+cerpen+pendek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdu4FDT4FpRHY4KmlZCIr2D0fA9t4t8LDFaJCnWDumd5JvwydRdgt98RomvrzBiSdW18O9fKKKJdvz6YgYMtOe_x3mpi8uXp2RSPJEHnf6rqSA29YxoKYMRJWQeKgUlKrPI_wgUj_GbqUf/s400/cerpen+rakyat+,+contoh+cerpen,+cerpen+pendek,+contoh+cerpen+singkat,+cerpen+singkat,+contoh+cerpen+pendek.jpg" height="300" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Mula-mula Helkois yang
menemukannya secara tidak sengaja. Waktu itu dia bermaksud buang air di sungai
kecil yang membatasi rumpun rumah penduduk dan area sawah yang sangat luas
ketika didengarnya suara aneh yang dikeluarkan katak hijau itu. Suaranya
mengorok tidak jelas dan tidak seperti suara katak musim hujan. Walaupun rasa
penasaran memenuhi dadanya, Helkois tidak berani mengambil dan membawanya
pulang. Telah menjadi hukum adat desa bahwa benda apapun yang ditemukan warga
di sekitar desa harus dimusyawarahkan sebelum diambil dari tempatnya ditemukan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
...</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Helikos keluar dari ruang
kerjanya dengan raut wajah kusut meski hari masih pagi.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Katak hijau besar bahan penelitian tim
terpadu yang dia pimpin hilang dari kandangnya. Tidak hanya aktivitas
penelitian yang akan terhambat, namun juga ancaman bahaya pada penduduk yang
bisa ditimbulkan katak hijau itu. Katak hijau yang mereka teliti telah mencapai
seukuran drum aspal dan bisa menelan manusia. Berbagai zat kimia yang terkandung
dalam tubuh mahluk itu juga bisa meracuni air 120 hektar waduk yang akan
membunuh tanaman, hewan lain dan manusia yang mengkonsumsinya. Jika semua itu
terjadi, Helikos adalah tersangka utama pihak berwenang.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
...</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Serta merta setelah mendengar
laporan Helkois dan mengecek langsung ke lokasi katak hijau, ketua lingkungan
desa segera mengadakan musyawarah yang dihadiri tamu undangan dari kalangan penduduk
dan beberapa tetua desa sebayanya serta perwakilan dan tetua 90 desa terdekat.
Dugaan kepala lingkungan desa tentang suara katak hijau itu didukung penuh
semua tetua dari 90 desa terdekat. Suara itu seperti suara kode kelompok telik
sandi unggulan Istana Nyayalesu yang telah hancur ratusan tahun silam. Bahasa
sandi ini harus diartikan untuk mengetahui apa yang ingin disampaikan katak
hijau yang bisa jadi adalah utusan almarhum Sang Maharaja Resokie Nyayalesu.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
...</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Bagaimana menemukan seekor katak
hijau besar yang hilang entah ke arah mana?” ialah satu kalimat yang memenuhi
otak Helikos hari itu. Bahkan anjing pelacak hanya bisa menemukan jejaknya
hingga tepian sungai besar saja. Diduga dia masuk ke sungai, mengikuti arus dan
memilih salah satu dari 27 cabang sungai yang ada mulai dari 100 meter setelah
jejak terakhirnya terendus. Setelah 8 jam 30 helikopter dikerahkan menyusuri
kanal juga belum memperlihatkan hasil. Mahluk itu pasti naik ke darat di suatu
titik dan entah pergi ke arah mana. Masih mungkin ditemukan jika dikerahkan
seribu orang dan mencarinya di bantaran-bantaran kanal, padang rumput luas atau
bahkan hutan lebat yang mengelilingi laboratorium penelitian tempatnya bekerja,
tapi pihak laboratorium tidak lagi memiliki dana untuk itu. Tidak hanya
dipecat, mungkin dia akan dipenjara untuk kesalahan ini. Lantas siapa lagi yang
akan membayar sejumlah biaya pengobatan ayahnya di rumah seperti yang selama
ini ditanggungnya.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
...</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Helkois benar-benar tidak bisa mempercayai
ramalan-ramalan dari mulut katak hijau besar yang subuh tadi dia temukan itu.
Para tetua desa sepakat mengungkapkan bahwa katak itu berusaha menyampaikan
kalimat “Zaman baru akan menghapus zaman lama. Semua hancur digantikan yang
baru”. Cara berbicara para tetua yang begitu menggebu menimbulkan rasa tidak
percaya di hatin Helkois. Zaman dirinya lahir, juga zaman kakek buyutnya lahir,
berdasarkan cerita-cerita masa lalu, tidak ada yang berubah. Desa itu dan 90
desa terdekat tetap demikian adanya, tidak ada yang baru, tidak ada yang hancur.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
...</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Atas kelalaian itu, Helikos
benar-benar dipecat. Ketua satuan petugas keamanan yang harusnya menjadi penaggung
jawab utama justru dengan nyaman turut menanda tangani surat pemecatan. Bahkan
dalam laboratorium kecil di tengah kawasan hutan itu ada politik egoisme yang
sangat menjijikkan. Hal terbaik yang dia pikirkan hanyalah pulang dengan istri ke
negaranya dan menengok ayahnya di rumah yang telah puluhan tahun dia tinggalkan.
Apapun yang akan dilakukannya kemudian mungkin akan dia pertimbangkan di rumah
bersama istri dan ayahnya nanti.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
...</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Helkois terbaring lemah di
ranjang tidurnya yang reot dengan kasur bau apak tak karuan. Ada sepiring nasi,
separuh ikan asin dan sejumput sambal serta sebotol mineral air isi ulang di
samping bantalnya. Teringat wajah putranya yang tampan berjanji mengiriminya uang
untuk perawatan kesehatan dirinya sebelum berangkat meninggalkan rumah untuk
bekerja di luar negeri puluhan tahun silam. Kini tak ada sepeserpun yang dia
terima. Isteri adiknya yang selalu mengantar makanan sederhana untuk hidupnya
dengan sebaris kalimat yang begitu menyakitkan, “Mana kiriman anakmu itu gak
nyampe-nyampe? Tidak pernah ada uang masuk ke rekening kami. Sekarang semua
mahal!!”.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dia mulai mengakui kebenaran isi
ramalan katak hijau. Kini semua berubah, kini hamparan sawah berubah rupa
menjadi gedung-gedung yang menjulang dan hamparan rumah mewah orang-orang baru.
Desa, sawah, sungai kecil dan perilaku baik sesama penduduk desa telah hancur
digantikan berbagai rupa baru. Kini dia diperbolehkan tinggal di gubuk yang
bersandar pada tembok pagar salah satu bangunan tinggi oleh isteri adiknya.
Rumahnya sendiri yang dulu begitu terasa nyaman kini entah telah rata menjadi
jalan aspal, taman sebuah gedung tinggi atau mungkin kuburan mewah orang-orang
baru itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sedang melayang-layang
pikirannya, Helkois mendengar sebuah suara di depan pintu. Tidak mungkin ada
orang yang sudi mengetuk pintu dan bertamu di gubuknya. Mungkinkah itu
puteranya? Helikos?</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
...</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Butuh hampir satu bulan bagi
Helikos mengurus surat-surat regulasi perjalannya bersama isteri kembali ke negara
asal. Negara asalanya terlihat telah mengalami banyak sekali berubah. Jalan setapak di tengah hutan yang
menjadi penghubung 91 desa dengan daerah lain kini menjadi jalan utama daerah
penuh toko, kantor, bioskop, restoran dan berbagai bangunan megah. Desanya dan
sepertinya 90 desa yang lain juga telah berubah rupa. Di desa-desa itu
banyak sekali terbangun gedung menjulang dengan berbagai aktifitas penting berlalulalang.
Sempat kebingungan juga mencari-cari tempat tinggal ayahnya karena segalanya
telah berbeda. Namun akhirnya bisa dia temukan juga rumah ayahnya itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tapi gubuk yang ditunjukkan orang
itu samasekali tidak seperti rumah ayahnya yang ia kenal. Atau perubahan memang
sampai sedemikian rupa? Dicobanya saja menuju gubuk itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pintu gubuk terbuka lebar dan bau
menyengat segera menerjang hidungnya di jarak 10 meter dari bangunan gubuk.
Rasa-rasanya sangat tidak rasional ayahnya tinggal di dalam sana. Kecuali ada
hal lain yang tidak diketahuinya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Di dalam ruangan gubuk, bau
semakin menyengat hingga mata Helikos merah berair. Ruangan itu tidak
berpenghuni, hanya ada satu dipan bambu tua yang hampir roboh. Ada piring, nasi
putih, sebotol air mineral dan sepotong kecil ikan asin berserakan di lantai
tanah. Di atas dipan terdapat kasur kumal tak berupa dipenuhi kotoran manusia yang
telah kering menghitam. Diperhatikannya lagi sekeliling ruangan sampai terasa
ada yang mulai bergerak di bawah dipan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Slap!!</i> Ada benda yang sangat dia kenal tiba-tiba mengait kakinya.
Ditariknya sekuat tenaga benda yang keluar dari bawah dipan itu. Ini bukan
musuh baru baginya, katak hijau besar tertarik muncul dari bawah dipan.
Diambilnya pestol dari saku, segera ditembakkannya dua peluru ke arah otak
katak hijau.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ada hal lain yang mungkin lebih
buruk? Tentu. Helikos berniat membongkar perut katak hijau yang tentunya bisa
dengan mudah dia lakukan. Benar dugaannya, wajah kurus dan tubuh koyak ayahnya
muncul dari dalam perut katak hijau raksasa yang dibongkarnya. Helkois tidak
yakin, tapi setidaknya ada lima atau tujuh nafas yang dihembuskan sebelum
akhirnya ayahnya, Helkois, meninggal dunia di pelukannya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Helkois sendiri sempat
mempersiapkan senyum untuk kematiannya di sisa nafasnya. Bahagia rasanya putra
yang puluhan tahun dirindukannya kini berhasil mengeluarkan dirinya dari perut
katak hijau dalam keadaan hidup, walaupun mungkin hanya untuk beberapa saat
saja. Ini Helikos anaknya, anak yang berjanji akan mengirim uang untuk
perawatan kesehatan dirinya namun mengingkari janji itu. Anak yang puluhan
tahun tidak terlihat dan kini kembali lengkap dengan katak hijau raksasa
pembawa suara ramalan yang dulu malah dibawanya pergi juga ketika akan
berangkat bekerja ke luar negeri.</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
====================================================================</div>
<br />
<b>Contoh cerpen </b>ini tentu saja sangat jauh bila dibandingkan dengan <b>alur novel</b> Api, Awan, Asap milik Pak Korie Layun Rampan, namun setidaknya ada beberapa poitn yang bisa kita samakan. Point-point tersebut akan kita bahas di (klik) <a href="http://novel-is.blogspot.com/2013/11/kerangka-cerpen-belajar-membangun.html" target="_blank">halaman ini</a>.<br />
<br />
Tentu saja <b>contoh cerpen</b> di atas juga banyak memiliki kekurangan. Penulis sangat mengharapkan partisipasi para pembaca untuk menuliskan komentar tentang kekurangan-kekurangan yang ada pada <b>contoh cerpen pendek</b> di atas.</div>
SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-39129972593488058442013-11-14T12:36:00.002+07:002013-11-14T12:36:57.568+07:00Tips Menulis Novel. Cara Menulis Buku ala Newbie<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<b>Tips menulis novel</b> yang akan ditulis di sini tentu bukan tips-tips ajib ala master karena ditulis oleh penulis newbie yang samasekali belum menelurkan, menetaskan atau tepatnya menyelesaikan satupun novel-nya sendiri. Jadi sebenarnya saran-saran ini berlaku juga sepenuhnya untuk saya biar bisa lekas menyelesaikan novel.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tips menulis novel</b> berikut hanya pengalaman pribadi yang dirangkai dengan imajinasi penyelesaian yang belum diterapkan. Walaupun mungkin jauh dari valid, insyaallah bisa dipertimbangkan bersama. Toh kalau ada salah satu atau semua <b>tips menulis novel</b> berikut keliru, ada anda sekalian yang bersedia mengoreksi dan menulis komentar di kolom bawah (PD).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggCEgxA0EEN5yXIj0XbYUVNcAsJpB4KaborrQExivLJeEmoZu9EQRwiDwQhW_nJuQ6Wa_k-eEcZxQ7uc-kpJ9MjZKLSNxnwnmVsb1UeGuxgNlZD_3gtwcC96YmfbXudy8-VmwmSYblnU9T/s1600/tips+menulis+novel,+cara+menulis+buku,+keterampilan+menulis,+pengertian+menulis,+menulis+adalah,+definisi+menulis,+manfaat+menulis,+cara+menulis+buku,+tips+menulis+novel,+cara+menulis,+hakikat+menulis,+tips+menulis,+pembelajaran+menulis,.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggCEgxA0EEN5yXIj0XbYUVNcAsJpB4KaborrQExivLJeEmoZu9EQRwiDwQhW_nJuQ6Wa_k-eEcZxQ7uc-kpJ9MjZKLSNxnwnmVsb1UeGuxgNlZD_3gtwcC96YmfbXudy8-VmwmSYblnU9T/s400/tips+menulis+novel,+cara+menulis+buku,+keterampilan+menulis,+pengertian+menulis,+menulis+adalah,+definisi+menulis,+manfaat+menulis,+cara+menulis+buku,+tips+menulis+novel,+cara+menulis,+hakikat+menulis,+tips+menulis,+pembelajaran+menulis,.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Berikut <b>tips menulis novel</b> dan mungkin bisa diterapkan sebagai <b>cara menulis buku </b>lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Referensi yang Banyak</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tips menulis buku</b> yang pertama adalah referensi banyak novel, buku EYD dan berbagai artikel kepenulisan. Menurut saya 100 novel kecil (50 novel tebal) dan 1 buku EYD sudah dianggap cukup sebagai referensi novel pertama kita. Selain bisa memperkaya ide, banyak referensi novel lain berarti memiliki pengetahuan yang cukup tentang berbagai macam permainan alur, berbagai macam teknik pembentukan karakter, berbagai macam penyuguhan konflik, berbagai macam diksi dan berbagai hasil dari teknik-teknik menulis secara langsung.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Biasakan menganalisa permasalahan lingkungan, sosial dan politik, termasuk analisa tulisan sebuah novel agar ide cerita dan metode penulisan kita semakin banyak. Apapun yang bisa menjadi referensi sebaiknya kita perhatikan dengan baik. Termasuk juga gosip selingkuh artis atau tetangga sendiri, daripada ikut menyebarkan info yang tidak bermanfaat itu lebih baik menjadikan kasus tersebut sebagai ide novel yang lebih bermanfaat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Banyak Menulis Cerpen</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tips menulis novel</b> berikutnya adalah banyak praktek menulis cerpen. Saya sendiri merasa menulis novel membutuhkan kemampuan, waktu, ide dan alur yang jauh lebih banyak daripada cerpen (Ya iya lah!!). Maka sebelum mencapai ke titik novel, sebaiknya kita banyak menulis cerpen untuk melatih kemampuan menulis dan melatih otak untuk terbuka pada keluasan ide baru. Tentu saja aturan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) juga bisa diasah ketika kita banyak-banyak menulis cerpen.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Menulis Kroyokan</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tips menulis novel</b> yang ke-tiga adalah mengerjakan novel bersama dengan teman. Karena dengan mengerjakan sendiri bisa jadi kemampuan kita, daya tangkap ide kita dan waktu kita tidak mencukupi untuk menulis novel seorang diri. Sebagai penulis pemula hal ini bisa saja dilakukan bial ada koordinasi yang baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Menulis Kisah Sejarah</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tips menulis novel</b> berikutnya adalah dengan menulis kisah sejarah. Kenapa kisah sejarah?, karena runtutan cerita, tokoh dan kejadian-kejadian dan materi-materi lain telah ada sehingga dapat membantu kita para penulis pemula dalam hal pencarian ide, pengaturan alur dan penciptaan kejadian. Hanya saja kita harus bisa memburu kisah sejarah berdasarkan data yang outentik. Jika memang mengantarkan sejarah, sebisa mungkin seluruh bagian <b>novel</b> sesuai dengan kisah masa lalu yang sebenarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5. Dokumentasi Ide</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tips menulis novel</b> terakhir di artikel ini adalah dokumentasi ide. Saya sendiri sering kali tiba-tiba mendapatkan ide, dan lupa beberapa menit kemudian. Jadi di sini kita sebaiknya menuliskan dahulu beberapa bagian inti novel kita. Misal akan terdiri dari 20 bagian. Setiap bagian memiliki satu sub judul novel. Kadang tiba-tiba kita mendapatkan ide untuk bagian 13, langsung saja di tulis di kolom bagian 13 agar beberapa waktu kedepan ide tersebut tidak hilang dan kemungkinan besar bisa diterapkan di novel kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekian artikel <b>Tips Menulis Novel </b>dari saya. Semoga bisa diterima walau seadanya. Semoga juga bisa digunakan sebagai referensi <b>tips menulis</b> buku lain. Bila ada yang kurang pas dengan artikel <b>Tips Menulis Novel</b> ini, silahkan tulis saran anda di kolom komentar di bawah ini.</div>
</div>
SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-44371804541609859342013-11-13T15:03:00.000+07:002013-11-13T15:03:08.017+07:00Cerpen Rakyat. Cerpen "Kemuning"<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Cerpen rakyat</b> ini tulisan saya sendiri di masa-masa SMA. Tentu masih banyak kekurangan di sana-sini. Tapi menurut saya, dari beberapa cerpen yang telah saya tulis, <b>cerpen rakyat </b>"Kemuning" ini yang memiliki tema berbeda dan unik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
=============================================================================</div>
<div style="text-align: center;">
KEMUNING</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Desa Kemuning, desa damai dipinggir hutan tenang itu tiba-tiba
gempar-cemarut. Lolongan seorang wanita menuik menguasai udara.
Aktivitas pasar, sawah dan segenap dapur terhenti. ”suara siapa itu?”,,
”itu mbah nah, tetanggaku”, laki-laki sang penjawab yang ternyata
bernama Kasno itu segera menggaet sepedahnya dan mengayuh cepat-cepat,
pulang. Semua orang di pasar mengikutinya tanpa satupun tertinggal. Juga
semua orang di sawah dan di rumah-rumah. Semua memiliki satu pertanyaan
yang sama. ”apa yang bisa membuat seorang wanita tua bersedia
memberikan lolongan terkerasnya??”.
<br /> </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEji9Kyfz4XkCz02PlgMAXCEAXJ4lSpsN-E4R0ts9py6wwSZhgH2Ky01AoOmi1G7mDS-D-Bb_MWP24Wec5CmvPSQjsD54M2XCOxvzvpsnHXKR8l_JcQF-8-F8uqGTqHzqUHGh2Qs1eoOfAtO/s1600/cerpen+rakyat+,+contoh+cerpen,+cerpen+pendek,+contoh+cerpen+singkat,+cerpen+singkat,+cerpen+bahasa+indonesia,+contoh+cerpen+pendek,+cerpen+kehidupan+sehari-hari,.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEji9Kyfz4XkCz02PlgMAXCEAXJ4lSpsN-E4R0ts9py6wwSZhgH2Ky01AoOmi1G7mDS-D-Bb_MWP24Wec5CmvPSQjsD54M2XCOxvzvpsnHXKR8l_JcQF-8-F8uqGTqHzqUHGh2Qs1eoOfAtO/s640/cerpen+rakyat+,+contoh+cerpen,+cerpen+pendek,+contoh+cerpen+singkat,+cerpen+singkat,+cerpen+bahasa+indonesia,+contoh+cerpen+pendek,+cerpen+kehidupan+sehari-hari,.jpg" width="640" /> </a></div>
<div style="text-align: justify;">
Tiba-tiba saja gubuk yang hampir ambruk itu dikrubuti orang.
Sebagai pusat kerumunan adalah seorang wanita tua yang melolong tak
terkendali. Beberapa laki-laki dan perempuan mencoba menenangkan, tapi
tak berpengaruh, nenek-nenek yang dipanggil mbah nah itu malah
kosel-kosel meronta-ronta gila. Istri kasno dan ambar, janda yang
rumahnya terhalang lima meter tanah kosong tempat di mana mbah nah
melolong ngeri, tak tahu apa sabab-musababnya. Semua orang tercenung dan
tak dapat berkomentar apapun. Angin siang yang panas berhembus
menarik-narik rambut mbah nah yang putih, ikal, kusut dan trurai,, Lama
kemudian,, lolongan itu tetaplah berwujud lolongan, tak reda. Bahkan
seperti tak akan pernah reda.
<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tersebutlah Parka, Parka adalah menantu dari keponakan cicitnya
adik almarhum kakak ipar mbah nah. Mungkin hubungan persaudaraan itulah
yang membuat dia merasa berhak untuk mencoba memulai penyelidikan.
”mungkin dia kehilangan uang banyak”, katanya. Sontak saja semua mata
serentak memburunya, membuat dia gugup dan kagok. Untungnya tak lama
kemudian semua mata beralih ke Kasno ketika dia bertanya, ”kau pikir
seberapa banyak uang mbah nah sehingga dia menjadi gila karena
kehilangan uang itu, parka?”. ”bukankah kita semua tidak tahu berapa
banyak uang yang dimiliki mbah nah,,, siapa tahu mbah nah punya simpanan
uang banyak, dan sekarang hilang, mungkin yang curi orang-orang dekat
sini saja”. kembali perkataan Parka ini membuat semua mata serentak
menghujam mentalnya, membuat dia kembali gugup dan merunduk. Kasno yang
merasa tersinggung menimpali,, ” darimana dia mendapat uang sebanyak
itu, sedangkan saudaranya tak pernah memberi nasi se-pincukpun. Malah
kami yang dekat-dekat ini yang berusaha membantu”. Semua mata kembali
berpindah menyorot Kasno, mencoba memahami rasa ketersinggungannya.
Kalau saja tak banyak orang di situ, mungkin sudah hancur parka itu
dihajar kasno. Masih kecil, bodoh dan lamban sudah tajam lidahnya, minta
ditumpulkan pakai tinju rupanya. Lalu, setelah beberapa sa’at,
mata-mata itu kembali menagih parka, menanti kalimat yang mungkin akan
muncul dari mulutnya. Tapi tidak, parka tetap diam dan merunduk gugup.
Mungkin dia merasa salah, kalah, atau mungkin juga dia tak sanggup lagi
menahan siksaan mental ketika harus menghadapi pandangan dari sebegitu
banyaknya orang. Dia berhenti. Ini juga yang membuat segenap warga
menghentikan lempar-lemparan pandang yang sejak tadi serempak meraka
lakukan. Kini semua mata kembali ke satu titik. Mbah nah.,, mbah nah dan
mulutnya yang masih menembangkan lolongan paraunya.
<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
“mungkin dia kesurupan”. Kata ambar tiba-tiba. Segenap warga yang
tadinya hening jadi nggremeng, Bicara tak jelas ke kanan-kirinya.
Menimbulkan suara yang mirip suara lebah berdengung. Lain lagi dengan
pak sapuan. Tanpa kepenuhan bicara, dengan tegas dan tlikas dia
memerintah beberapa orang untuk bergegas keluar dari kerumunan dan
secepatnya pergi kerumah wak kaji. Di Kemuning, wak kaji-lah yang
dipercaya mampu mengusir setan dan menyuruhnya pindah ke hutan. Pernah
idris, anak bungsu ambar itu ketempelan jin ketika mandi di kali.
Mungkin karena tak sengaja mematahkan ranting tempat tinggal sang jin,
membuat sang tuan rumah marah. Muka si idris itu separuh merah dan
separuh hijau lebam. Dia berteriak dan menggelinjang tak terhenti jika
didekati manusia sehingga oleh ambar disembunyikannya anaknya itu di
dalam kamar. Segera setelah tiba, wak kaji menyalaminya dengan jabatan
sekaligus ucapan. Gemeratak bunyi garam dalam genggaman tangan antara
keduanya membuat mata idris melotot seperti mata barong. Tak merenggang
eratnya genggaman wak kaji, malah ditahannya genggaman itu beberapa
menit. Dan pada akhirnya, diawali dengan perkenalan basa-basi dan
ditutup dengan sedikit ancaman tajam,, ternyata sudah cukup untuk
membuat jin itu pergi mencari rumah baru. Untuk pekerjaan semacam ini,
wak kaji tidak pernah menerima upah. Tapi, tidak setiap orang dia mau
mengobatinya. Tak pernah ada yang tahu bagaimana rumusan yang dia
gunakan untuk memilih-milih dan mempertimbangkannya.
<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara itu, pak sapuan yang memang terbiasa jadi ketua panitia di
berbagai acara desa, kini kembali membentuk panitia kilat yang bertugas
sebagai tim penggeledah rumah mbah nah. Kasno diangkat sebagai pemimpin
tim penggeledah Karena menurut pak sapuan, dia-lah yang paling paham
tentang arsitektur artistika gubuk mbah nah. Secepatnya tim itu
bolak-balik-keluar-masuk rumah mbah nah. Segala sudut-sisi,
gelaran-lipatan dan luar-dalamnya rumah mbah nah diperiksa seteliti
mungkin, mungkin saja ada hal yang bisa ditemukan dan dijadikan
petunjuk. Ketika itu, di samping kesibukan-kesibukan itu, mbah nah masih
saja terus menyalakkan lolongan tajamnya. Melengking-lengking di langit
desa.
<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
Wak kaji dan rombongan sampai di lokasi. Tak langsung menolong, wak
kaji yang menggenggam segenggam garam itu berhenti dan diam sejenak
mengamati situasi, saat itulah tim penggeledah keluar dan merenggut
semua tatapan mata yang memancarkan rasa harap-harap cemas. Ternyata
hasilnya NIHIL… Namun ternyata hal itu-lah yang malah membuat wak kaji
semangat melangkahkan kakinya dan mulai menembus kerumunan. Langkahnya
yang mantap tiba-tiba terhenti setelah matanya menangakap sorot mata
mbah nah. Ada yang berbeda,, ”dia tidak ketempalan jin. .. matanya
manusiawi kok, ,,”. Hening sejenak sebelum wak kaji mengulang lagi
kata-katanya, ”dia tidak kesurupan..!!”. Dan membuat semua orang tak
mampu lagi berfikir, semua hanya diam dan mubazir.
<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
“panggillah dulu mbah marin, siapa tahu dia tahu apa permasalahan
temannya ini”. Kasno menerima bisikan ini dari istrinya. Kasno yang
merasa hanya memiliki tenaga dan sepeda onthel tua untuk bisa membantu,
berusaha memberikan dua potensi itu se-maksimal mungkin. Diraihnya si
onthel dan dikayuh cepat menyusul mabah marin.
<br />
<br />mbah marin adalah sahabat dekat mbah nah sejak kecil. Mereka adalah
cicit- cicit dua keluarga pembabat desa itu, dua keluarga pembuka
Kemuning. Tak pernah dan tak boleh ada rahasia diantara kedua sahabat
itu. Mbah nah akan langsung tahu permasalahan yang ada setelah
dilihatnya mata sedih mbah marin, asli tanpa penjelasan yang
bagaimanapun. Sebaliknya pula jika mbah nah yang tertimpa masalah.
<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
Rumah mbah nah tepat di ujung utara desa Kemuning, sedangkan rumah
mbah marin berada di tepian selatan desa. Ada yang percaya bahwa mereka
berdua adalah lambang penjagaan desa dari segala macam balak dan bahaya.
Kini keduanya diperkirakan berumur sembilan puluh-an. Masing-masing tak
mampu lagi saling berkunjung untuk bercengkrama. Tapi, konon mereka
berdua dapat saling berkomunikasi batin. Kasno dan istrinya sangat tahu
tentang hal ini. Jadi, walaupun telat, mereka pikir, pasti mbah marin
tahu dan paham apa yang sebetulnya terjadi, bagaimana akarnya hingga
membuahkan lolongan yang sampai saat itu belum juga berhenti,, lolongan
yang terus mengiris hati setiap orang,, lolongan yang terus menyengat
telinga semua pendengar,,
<br />
<br />,, lolongan yang terasa memiliki sisi simetris antara mistis dan spiritual yang agung ,,
<br />
<br /> Setibanya kasno dan mbah marin, keadaan tetap tak berubah.
Memancarkan lelah dan putus asa dari semua pihak. Mbah marin menembus
kerumunan dengan papahan kasno. Nenek renta itu malah tersenyum setelah
melihat keadaan mbah nah yang semakin mengenaskan, membuat semua orang
tambah bingung. ”kasno, dan apalagi kamu ambar. Tentu kalian tahu kayu
sebesar lengan yang tingginya kira-kira satu depa dan tadinya tertancap
di tempat temanku si nah itu, ya , , tepat di situ. Tahu tho?”,
kata-kata mbah marin terhenti sebentar oleh sedikit batuk bau tanah khas
orang tua. Membuat suasana kembali hening menunggu… ”kayu itulah yang
hilang, bukan sekedar uang atau giwang. Kayu itu bahkan lebih dia jaga
daripada anaknya yang mati tak terurus itu. Keyakinannya, entah karena
apa, dia letakkan di kayu itu. Dan sekarang kayu itu hilang. Dia tak
akan pernah bisa terima”.
<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
Sepi, semua melongo. Yang paham memaklumi walau tetap tidak bisa
setuju. ”keyakinan kok ditaruh di kayu, tak boleh seperti itu, syirik
namanya, menyekutukan Tuhan. Haram, Neraka”. Yang tak paham, tanpa pikir
panjang, mulai mengeluarkan celotehan, memamerkan keahliannya mengolah
lidah,, , ”orang kehilangan kayu saja kok edan, di rumahku banyak kayu
bakar, mau yang segede apa juga ada. Tiwas rebut-ribut gini, bikin capek
orang saja, masak orang sekampung gini ngumpul Cuma disuruh bahas kayu
ilang , mungkin Cuma gara-gara kudisnya kumat jadi kayak gitu, mungkin
kudis itu kudis parah yang gatalnya minta ampun”. Membuat
dengungan-dengungan kembali keluar dari mulut-mulut.
<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
Wak kaji yang mulai memahami dan menyadari titik inti ini mulai
berbicara lagi, ”jadi mbah nah kita ini kehilangan keyakinan,
saudara-saudara sekalian. Saya-pun akan gila jika Tuhan yang saya yakini
dengan teguh tiba-tiba lenyap atau musnah. Syukurnya ALLAH tak kan
pernah hilang atau musnah…. (jeda sejenak) …Dia tidak kerasukan mahluk
halus, melainkan kerasukan keyakinan yang dia buat dan dipercayainya
sendiri. Tidak ada gangguan dari luar. Maslah ini murni berasal dari
dalam diri sendiri”.
<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi ternyata ada yang tidak terima. Pak sapuan menyela,, ”saya
kira ada juga apa yang disebutkan sebagai gangguan dari luar itu.
Bagaimana tragedi kayu itu bisa hilang adalah karena dicuri, entah oleh
manusia atau rayap, yang penting itulah kesalahan dari luar. Saya kira,
sebaiknya kayu keyakinan itu harus diketemukan agar supaya keadaan
daripada mbah nah cepat semakin membaik pula. Dia hanya akan tenang jika
dan hanya jika kayunya ia pegang kembali, jika dan hanya jika
keyakinannya ia peluk kembali”,, Pak sapuan ini adalah orang yang
dipandang penting dan intlek di desa Kemuning itu. Maka, setiap
berbicara, selalu akan ditumpahkannya seluruh perbendaharaan kata-kata
yang terlihat baku, mantap dan berwibawa walau hasilnya akan menjadi
kalimat yang akan dihina guru bahasa Indonesia dan tidak dipahami
khalayak penduduk.
<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah kalimat pak sapuan terlontar, mulut-mulut kembali tak tahan
untuk mengumbar clometan masing-masing...”mungkin ambar atau istrinya
kasno yang ambil untuk kayu bakar”,, ”agh!... Cuma kayu ilang, sampe
gila, kasihan daganganku tak tinggal”,, ”ayo!!... langsung aja dicari
kayunya, kasihan mbah nah udah lemes gitu”,, ”kayu kok diyakini ini
gimana tho??”,, ”mbah nah pasti sudah gila sebelum kayu itu hilang”,,
”jadinya mbah nah ini kehilangan kayu bakar apa kehilangan apa tho??”
,,.. dan sebagainya…. Semua punya opini, tapi diungkapkan kekanan-kiri
dengan tidak jelas, menciptakan suara dengungan-dengungan aneh di udara.
Sedangkan mbah nah masih saja melolong, walau telah lumat-lemas badan,
mata dan mulutnya, meski telah hancur suaranya, ia tetap konsisten pada
lolongannya, pada teguh keyakinannya. Udara sore itu dipenuhi dengungan
dan lolongan… .. langit senja dengan lengang berbunyi yang aneh.. . .…
<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
Kasno yang tak sabar dengan keadaan yang tak pasti itu angkat
Tanya. “jadi kayunya dicari apa tidak??, saya manut saja”.. Seketika
itu, sebelum seorangpun berfikir untuk menjawab, wak kaji dengan segera
melompatkan sergahannya ,, “jangan!!!..., keyakinan itu hanya untuk
ALLAH, bukan untuk kayu. Jangan Bantu mbah nah pergi ke neraka bersama
kayunya,, Bagi yang tega ikut-ikutan mencari, berarti dia tega kalau tak
kan pernah aku mau mengobati anaknya kalau sewaktu-waktu kesurupan.
Percayalah, Ini kerja SETAN!!! Kalian dengar….. SETAN!!!....”. Kemudian
wak kaji meninggalkan kerumunan itu. Sebagian yang sudah capek dan
kesal, terutama beberapa orang yang dari pasar, turut pergi tanpa suara.
Terhuyung-huyung mereka kembali ke tempat masing-masing dengan hati tak
menentu, mungkin karena mereka belum tahu penyelesaian cerita aneh mbah
nah ini. Tapi tak ada manfa’atnya juga kalaupun tetap di situ, pikir
mereka.
<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
“sekarang gimana pak?”. Kasno yang sudah gatal kesabarannya
bertanya lagi. “Genahnya kita harus gimana??, saya pusing dari tadi
bingung-bingungan terus”. Arah pandangan maupun arah pertanyaan kasno
kali ini tepat memburu pak sapuan yang menurutnya paling mampu mengatur
dan berbicara. Dia dan yang lain pantasnya menjadi pihak yang menerima
perintah-perintah itu. Jadi jelas siapa yang harus memerintah dan siapa
yang harus trima untuk diperintah.
<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
Pak sapuan, semua mata memandang dirinya. Membuat dia merasa
tertimbun tanggungan penyelesaian masalah. Dia terpaku, kenapa dia yang
tiba-tiba terkena tanggung jawab??,, kasno tak punya otak, kasno seperti
mewakili warga melongsorkan tanggung jawab ini padanya. Lalu bagaimana
pula penyelesaian yang harus dia ambil untuk masalah konyol seperti ini.
Benar-benar bukan permasalahan yang seharusnya dia pikirkan.
<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
Dan, yang akhirnya keluar dari mulut pak sapuan adalah, “ ah… kita
kan sudah tahu mbah nah begini karena kehilangan barang. Ya… sudah, kita
cari saja barang itu. Semua berpencar dan cari kayu itu!!...”. Seketika
buyarlah semua orang, ada yang bertekat ikut mencari kayu keramat itu,
ada yang tidak ikut karena takut ancaman wak kaji, ada pula yang lebih
memilih pulang dan makan.
<br /> Sedangkan keadaan mbah nah, tetap dengan tingkah yang sama. Mbah nah masih saja melolong, sendirian… .
<br />Walau bernada lebih rendah dan sangat serak, lolongan teruslah berupa lolongan.
<br />
<br />“ mana kayuku… .. . ?? mana keyakinanku.. .. .”,,
<br />
<br />- Hingga sore menjelang malam.
<br />
<br />
<br />
<br />`Kamis, 23 juni 2009
<br />Di Rongga triplex </div>
<div style="text-align: justify;">
=============================================================================</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikian <b>cerpen rakyat</b> berjudul "Kemuning". Silahkan tinggalkan komentar, kritik dan saran di kolom komentar di bawah ini.</div>
</div>
SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-91072610875022863652013-11-13T14:47:00.000+07:002013-11-13T14:47:42.709+07:00Cerpen Kompas. Analisis Cerpen Seorang Kawan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<b>Cerpen Kompas</b>, tidak diragukan lagi telah menjadi wahana cerpen berkualitas nasional. Baik penulis, peminat, komentator dan pembaca selalu fokus perhatiannya kepada <b>Cerpen Kompas</b>. Seakan-akan kini standard kualitas cerpen Indonesia dapat diukur dari cerpen-cerpen yang ditayangkan Kompas. Hal ini bisa dipahami karena memang kualitas cerpen yang diterbitkan dinilai tinggi dan harus melalui seleksi tim seleksi Kompas.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDm0yWi7-8JO-1GwjP4B_hkPOuPU2JitGvPcWFsBYuWR0LDiHAFKnmnjH0MY1zEjulmfCMsP70V8oCibX7GNLM0UJEHuouTdcCdUFkNQIRDFhC2kw8U4gh1a5psA8Wu5gGAqN9Bbkr9L3Z/s1600/unsur+intrinsik+cerpen,+pengertian+cerpen,+cara+membuat+cerpen,+cerpen,+contoh+cerpen,+cerpen+kompas,+macam-macam+cerpen,+cerpen+ibu,+sinopsis+cerpen,+analisis+cerpen,+unsur+ekstrinsik+cerpen,+unsur-unsur+cerpen,+definisi+cerpen.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDm0yWi7-8JO-1GwjP4B_hkPOuPU2JitGvPcWFsBYuWR0LDiHAFKnmnjH0MY1zEjulmfCMsP70V8oCibX7GNLM0UJEHuouTdcCdUFkNQIRDFhC2kw8U4gh1a5psA8Wu5gGAqN9Bbkr9L3Z/s320/unsur+intrinsik+cerpen,+pengertian+cerpen,+cara+membuat+cerpen,+cerpen,+contoh+cerpen,+cerpen+kompas,+macam-macam+cerpen,+cerpen+ibu,+sinopsis+cerpen,+analisis+cerpen,+unsur+ekstrinsik+cerpen,+unsur-unsur+cerpen,+definisi+cerpen.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis sendiri telah beberapa kali menulis cerpen meskipun tidak ditujukan untuk diterbitkan di Koran Kompas karena sadar diri akan kualitas yang belum maksimal. Disamping itu saya memiliki seorang kawan yang berlangganan Koran Kompas hanya ketika <b>Cerpen Kompas</b> terbit. Dia sering membuat <b>analisis cerpen </b>sehingga terbiasa menilai-nilai diksi, amanat, <b>alur cerpen</b> dan berbagai gaya bahasa yang ada dalam sebuah cerpen. Dasar pendidikannya yang sedang dalam program perguruan tinggi jurusan strata Sastra Inggris juga mendukung dalam menambah modal kemampuannya <b>analisis cerpen</b>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah tahu saya punya beberapa cerpen, dia langsung minta untuk diperlihatkan. Nalurinya sebagai <b>analisis cerpen</b> membuatnya langsung merasa penasaran ketika didapatinya ada kenalan yang memiliki cerpen baru. Lalu saya berikan naskah cerpen saya yang saya tulis di saat-saat SMA.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa hari setelah membaca beberapa cerpen saya, dia mulai menyatakan komentarnya. Saya tahu akan banyak kekurangan karena saat cerpen itu saya baca sendiri (lagi, setelah beberapa tahun), ada beberapa kekurangan yang lucu dan membuat diri saya malu sendiri. Tapi mari kita simak apa komentar kawan saya ini, yang pastinya dia akan menggunakan standard <b>Cerpen Kompas</b> sebagai patokan penilaian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Cerpenmu temanya bagus. Cerita-cerita unik dan belum ada di cerpen-cerpen sebelumnya (kebanyakan). Kamu juga sudah bisa mengatur alur, walaupun kalau dilatih lagi bakal lebih top. Tapi di sini bahasa kamu terlalu lebay. Terlalu berat. Terutama di cerpen yang judulnya "Kemuning", itu ada kalimat kalau nggak salah "Seperti ada sisi simetris antara mistis dan spiritual yang agung" itu kalimat keberaten banget. Sebaiknya kalimat sederhana, tapi amanat tersampaikan. Coba banyak-banyak baca buku EYD juga".</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Kalau di Kompas... . " Nah mulai masuk kemari nih. Mari kita lanjut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"<b>Cerpen Kompas</b> kebanyakan sederhana gaya bahasanya. Tapi maksud yang disampaikan bisa benar-benar dipahami dan berhasil memberikan efek kepada pembaca. Tema yang diambil unik, atau tema biasa yang diambil dari sudut pandang yang unik".</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya akui, "Kemuning" memang cerpen yang saya tulis di usia remaja. Jadi dalam proses penulisannya saya tumpahkan seluruh perbendaharaan kata yang saya miliki. Semua saya semuakan agar benar-benar maksimal dan ini bukan hal buruk. Hanya saja komentar kawan saya tersebut memang layak dijadikan referensi bahwa kadang diksi yang muluk-muluk malah tidak cocok dengan suasana pembaca atau suasana cerpen.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Cerpen Kompas</b> kemungkinan besar memiliki kriteria yang seperti itu. Gaya bahasa sederhana, EYD, tema unik dan amanat yang mampu memberikan efek kepada pembaca. Semoga sekali atau beberapa kali, cerpen kita bisa dimuat di <b>Cerpen Kompas</b>. Amin.</div>
</div>
SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-63752112811587059702013-11-12T12:04:00.001+07:002013-11-12T13:03:41.583+07:00Buku Online. Kelebihan dan Kekurangan Buku Online<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<b>Buku Online</b>. Buku Online semakin digemari akhir-akhir ini. Betapa tidak, kita bisa beli buku hanya dengan menyalakan laptop dan mengoneksikannya dengan internet. Kita bisa melihat-lihat dan memilih-milih buku yang kita inginkan di stok kategori tertentu di web penjualan buku tertentu. Jika telah ditentukan buku yang cocok, kita tinggal melakukan pembelian dengan langkah-langkah sesuai dengan petunjuk pembelian di web tersebut. Namun adakah sisi negatif membeli <b>buku online</b> dengan cara ini? Mari kita bahas bersama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSs0-JzNl5Dh_JAygrNz8dUyQItZU0IcFSSCA-ln7-M1qyZgY-kMm8kChxGfeFSH3lLisB0_RohRptcO0ukBJzVGM70BtxQZxWZjdeanmBivplFYS6SHkIpnMlB5hFzlrUGLQ78la8Psvy/s1600/buku+online,+buku+kuliah,+buku+elektronik,+download+buku+kuliah+gratis,+buku+gratis+gramedia,+free+download+buku+kuliah,+harga+buku,+cari+buku,+buku+bekas,+beli+buku+online,+buku+baru,+jual+buku+bekas,+buku+murah,+jual+novel+bekas,+harga+buku.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSs0-JzNl5Dh_JAygrNz8dUyQItZU0IcFSSCA-ln7-M1qyZgY-kMm8kChxGfeFSH3lLisB0_RohRptcO0ukBJzVGM70BtxQZxWZjdeanmBivplFYS6SHkIpnMlB5hFzlrUGLQ78la8Psvy/s1600/buku+online,+buku+kuliah,+buku+elektronik,+download+buku+kuliah+gratis,+buku+gratis+gramedia,+free+download+buku+kuliah,+harga+buku,+cari+buku,+buku+bekas,+beli+buku+online,+buku+baru,+jual+buku+bekas,+buku+murah,+jual+novel+bekas,+harga+buku.png" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kelebihan membeli <b>buku online</b> adalah kepraktisan yang telah dijelaskan sebelumnya. Kita bisa dengan santai memilih-milih buku yang terpajang di layar monitor laptop, PC atau bahkan gadget mobile kita. Pembayaran pembelian <b>buku online</b> juga bisa sangat praktis ketika kita menggunakan mobile banking atau internet banking. Lalu kita tinggal menunggu buku favorit sampai di rumah kita 2 atau tiga hari kerja kemudian. Saat menunggu <b>buku online</b> kita datang dan apalagi ketika buku baru sampai ke tangan kita, ada sensasi pengalaman berbeda di hati kita. Tentu saja hal ini menjadi nilai tambah bagi kita untuk membeli <b>buku online</b> daripada membeli <b>buku</b> di <b>toko buku</b> di kota anda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan <b>beli buku online</b> kita juga bisa menghindari beberapa hal yang tidak kita sukai. Seperti berdesakan ketika <b>toko buku</b> di kota anda sedang ramai-ramainya. Atau ketika anda harus berlama-lama sampai kaki pegal memilih-milih buku yang anda tuju dan tidak kunjung ketemu, dan ternyata memang toko-<b>toko buku</b> di kota kita tidak menjual buku yang kita cari. Dan juga tentu saja dapat menghindari macet di jalan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan banyaknya keuntungan yang didapat, pasti ada juga resiko kerugian dalam saat kita <b>beli buku online</b>. Transaksi dengan Toko Online pada umumnya memiliki resiko di penipuan. Yang sering terjadi adalah pembeli tergiur dengan diskon murah, terutama material gadget, sehingga kurang memperhatikan pertimbangan keamanan transaksi. Hasilnya barang pesanan tidak kunjung sampai setelah harga dan ongkos kirim ditransferkan. <b>Buku online</b> memiliki potensi penipuan yang sangat minim. Hal ini bisa jadi karena nilai transaksinya yang kecil, sehingga minat para penjahat untuk melakukan penipuan <b>buku online</b> juga kecil.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namunpun begitu, sebagai pembeli yang cerdas anda pasti akan tetap waspada dan teliti dalam membeli. Tidak hanya pada resiko penipuan, tetapi juga pada kualitas buku secara detail. Info-info tentang buku yang akan anda beli sebaiknya dibrowsing terlebih dahulu. Misal tentang siapa penjualnya, siapa dan bagaimana penulisnya, tentang buku-buku lain yang ditulis penulis tersebut, bagaimana komentar para pembaca sebelumnya, bagaimana kualitas kertasnya dan sebagainya. Hal-hal itu juga bisa kita cari di internet, maka luangkanlah waktu untuk mencari info-info tersebut sebelum membeli buku yang telah kita pilih.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Misalnya saja kita <b>beli buku online</b> tentang materi kuliah kita, carilah info buku apa yang relevan, bagaimana komentar para mahasiswa yang telah membeli buku tersebut. Apakah bahasa pembahasan penulis mudah dipahami atau tidak, lengkap atau tidak, nyambung atau tidak dengan materi yang kita inginkan. Sangat sayang bila mahasiswa yang kebanyakan sangat menghemat keuangan, setelah membeli <b>buku</b> <b>kuliah</b> yang dibutuhkan dengan sejumlah uang, namun buku yang dibeli tidak mudah dipahami. Hal ini-lah yang membuat kita tertuntut untuk sangat teliti sebelum <b>beli</b> <b>buku online</b>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekian artikel tentang <b>buku online</b>. Semoga kita bisa benar-benar memanfaatkan internet untuk hal-hal yang aman dan bermanfaat.</div>
</div>
SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-32184945550019650042013-11-09T00:52:00.001+07:002013-11-09T00:52:33.453+07:00MENULIS. Pengertian Menulis<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<b>Menulis</b> adalah sesuatu yang menyenangkan. Kenapa menyenangkan? Bagaimana bisa menulis membuat kita senang? Bagaimana bisa <b>menulis</b> membuat kita bahagia? Diamana sambungannya?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Menulis</b>, zaman dahulu kala...*alah ribet banget. <b>Menulis</b> pada dasarnya mengungkapkan hal-hal yang ada di dalam pikiran ke dalam media tulisan. Lah yang ada di dalam pikiran itu apa saja? Katanya hal-hal itu yang nantinya akan kita tuliskan?</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZEBMUtuBzElksbnXDnyfUtsltCB0eHqTCa4SFouqgo1Ibgju2W7vvJyWj3_gnWKaTcMtDOF-Okfcl1Aq_8LGUpgNMgPAay1479ZpwEABw1TcNZljCxuuderVCAFjJ7JY1gP95oz_0iHtk/s1600/tips+menulis+novel,+cara+menulis+buku,+keterampilan+menulis,+pengertian+menulis,+menulis+adalah,+definisi+menulis,+manfaat+menulis,+cara+menulis+buku,+tips+menulis+novel,+cara+menulis,+hakikat+menulis,+tips+menulis,+pembelajaran+menulis.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZEBMUtuBzElksbnXDnyfUtsltCB0eHqTCa4SFouqgo1Ibgju2W7vvJyWj3_gnWKaTcMtDOF-Okfcl1Aq_8LGUpgNMgPAay1479ZpwEABw1TcNZljCxuuderVCAFjJ7JY1gP95oz_0iHtk/s1600/tips+menulis+novel,+cara+menulis+buku,+keterampilan+menulis,+pengertian+menulis,+menulis+adalah,+definisi+menulis,+manfaat+menulis,+cara+menulis+buku,+tips+menulis+novel,+cara+menulis,+hakikat+menulis,+tips+menulis,+pembelajaran+menulis.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Isi pikiran kita setidaknya bisa dibagi menjadi tiga bagian. Masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Beberapa cuplikan masa lalu yang muncul kembali di pikiran saya membuat saya tahu bahwa di dalam pikiran saya ada masa lalu. Lalu ketika saya sedang fokus, ngotot dan 'mrekenteng' menghadapi masalah yang sekarang saya hadapi membuat saya tahu bahwa pikiran saya bekerja keras untuk masa sekarang. Lalu ketika saya memiliki rencana masa mendatang, saya berkhayal tentang hidup kaya, sukses dan terhormat, mempersembahkan penghormatan itu kepada orang tua, dan memiliki pacar (berarti sekarang?) dan lain sebagainya membuat saya tahu bahwa berkhayal masa depan itu menyenangkan (dalam khayalan saya bisa pura-pura punya pacar) *back to the point please.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sayangnya pada setiap masa tersebut, pikiran kita hanya memiliki kepingan-kepingan yang tidak begitu rapih beraturan (apa cuma saya saja yang pikirannya berantakan ya?). Bagian-bagian kejadian yang berantakan ini akan terasa kusut. Dengan pikiran kusut, kira-kira kehidupan macam apa yang akan kita bangun? Pikiran-pikiran kusut ini akan membuat kita mudah bimbang dan resah. Jadi sebenarnya diary itu bukan tempat menumpahkan seluruh keluh-kesah melainkan tempat untuk menata pikiran dari kepingan-kepingan masa lalu, masa sekarang dan masa depan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Menulis</b> bisa kita jadikan sebuah media menyusun kepingan-kepingan tiga masa yang berantakan kedalam alur yang jelas. Dengan menulis kita bisa merangkai kepingan-kepingan masa lalu, masa sekarang maupun masa depan kita dalam sebuah cerita yang runtut dan rapih. Termasuk juga masa-masa yang dialami orang lain yang mereka bagikan lewat <b>buku</b> mereka, <b>tulisan</b> mereka di blog/web, tayangan TV, suara radio, cerita secara langsung dan isu-isu juga akan menambah kekayaan kepingan-kepingan pikiran di otak kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Menulis</b> sebuah mata pelajaran yang diajarkan guru pada dasarnya adalah usaha meruntunkan pikiran dalam alur yang jelas. Bayangkan saja apa saja yang masuk kedalam pikiran seorang pelajar. Macam-macam hal masuk ke otaknya, dan terjadi setiap hari. Ketika dia kembali pada pelajarannya akan terasa sulit karena dia harus mencari kepingan-kepingan pembelajaran gurunya diantara milyaran kepingan pikiran tiga masa yang dia miliki. Maka dengan membaca catatan yang dia <b>tulis</b> tadi, alur menjadi jelas dan pemahaman-pemaham akan pelajaran akan kembali terangkai dengan baik. Begitu juga yang dialami para staff perusahaan dengan ribuan lembar catatan laporan kerjanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan pengertian cerita yang saya tulis di <a href="http://novel-is.blogspot.com/2011/07/pengertian-cerita-cerpen-novel-dan.html">(klik) artikel ini</a>, saya memiliki kesimpulan bahwa <b>cerita</b>, entah itu ditulis dalam bentuk <b>novel</b> atau <b>cerpen</b>, adalah bertemunya tokoh dan kejadian. Maka kali ini dengan pengetahuan mini ini saya beranikan diri intuk mengambil kesimpulan bahwa <b>menulis adalah</b> memberikan alur yang terangkai dengan rapih bagi kepingan-kepingan pikiran yang ada di otak kita. Yeah.. Itu <b>pengertian menulis </b>versi saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tulisan tentang <b>menulis </b>yang akhirnya berujung pada <b>pengertian menulis</b> ini belum pernah saya rencanakan sebelumnya. Hanya buka layar postingan Blogger dan mulai mengalir menulis dengan beberapa kali menengok FB saya. Kenapa bisa? Karena sebenarnya saat ini kita telah memiliki milyaran kepingan pikiran yang menunggu untuk dirapihkan dalam alur yang jelas. Jangan biarkan kepingan pikiran itu menumpuk usang dan tidak terpakai. Upgrade kembali dengan banyak membaca dan memperluas wawasan dan <b>menulis-</b>lah untuk merapihkannya menjadi sebuah pemahaman baru bagi hidupmu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-65516974019646881912013-11-06T00:29:00.002+07:002013-11-06T00:29:07.861+07:00PUISI GALAU. "RINDU YANG KAU TINGGALKAN"<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>PUISI GALAU. </b>Iseng-iseng nulis puisi lagi nih guys. Silahkan dikritik di kolom komentar deh..<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRyjSMqanrZOmdNfSgWs9qeyhiji_yMSs87kX_mK4S-G9Df_N7Yw4DzQ8hYrbbMGV7v-pkGwpzs1PdH8mF8XJIH_NWoEdFe0irC5NyDdD_9RcZx_aNN8MQn9gOt5TSBr9_IXLWtD7XRQiq/s1600/puisi,+puisi+cinta,+puisi+galau,+puisi+tentang+cinta,+puisi+indah,+puisi+cinta+sedih,+puisi+cinta+lucu,+puisi+rindu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="313" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRyjSMqanrZOmdNfSgWs9qeyhiji_yMSs87kX_mK4S-G9Df_N7Yw4DzQ8hYrbbMGV7v-pkGwpzs1PdH8mF8XJIH_NWoEdFe0irC5NyDdD_9RcZx_aNN8MQn9gOt5TSBr9_IXLWtD7XRQiq/s400/puisi,+puisi+cinta,+puisi+galau,+puisi+tentang+cinta,+puisi+indah,+puisi+cinta+sedih,+puisi+cinta+lucu,+puisi+rindu.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
"RINDU YANG KAU TINGGALKAN"</div>
<br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]--><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Rindu
di kala itu membuatku tidak bisa menemukan penggantimu<br />
Tak ada lagi yang mampu membuatku serindu itu<br />
Hingga kelu aku menunggu<br />
<br />
Rindu kala itu telah menjadi patokan pencarianku<br />
<span class="textexposedshow">Nyatanya hingga berjuta malam minggu</span><br />
<span class="textexposedshow">Tak ada satupun pendatang pergi meninggalkan rindu
se-kala itu</span><br />
<br />
<span class="textexposedshow">Jikapun tetap menujumu</span><br />
<span class="textexposedshow">Bukanlah jiwa pemerkosa di dalam tubuhku</span><br />
<span class="textexposedshow">Maka, nikmatilah kebebasanmu</span><br />
<br />
<span class="textexposedshow">Akan tetap kutunggu pendatang penerimaku</span><br />
<span class="textexposedshow">Pemilik rindu seperti rindu di kala itu</span><br />
<span class="textexposedshow">Pemilik rindu seperti rindu yang kau tinggalkan di
hatiku</span><br />
<br />
<span class="textexposedshow">Setidaknya..</span><br />
<span class="textexposedshow">Telah kau berikan sebuah tanda pada siapa
penggantimu di hatiku</span></span></div>
SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-5951754870905618882013-11-06T00:20:00.001+07:002013-11-06T00:20:42.035+07:00PUISI CINTA. "CINTA BUAH MANGGA"<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<b>PUISI CINTA</b> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJh2MkoVr4JbJxO7STblnGy_mfUKie6I4m-gbKfplZ0s9hhKBevwoPseBRI1_gNm2NNsygUpEr1ziZnUNaW0aJfBFBzLjqZChoYK7dW0Wg94G6uV_-H_235b5mMODYsPo0Ftd3dMc9a1cx/s1600/puisi,+puisi+cinta,+puisi+galau,+puisi+tentang+cinta,+puisi+indah,+puisi+cinta+sedih,+puisi+cinta+lucu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="282" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJh2MkoVr4JbJxO7STblnGy_mfUKie6I4m-gbKfplZ0s9hhKBevwoPseBRI1_gNm2NNsygUpEr1ziZnUNaW0aJfBFBzLjqZChoYK7dW0Wg94G6uV_-H_235b5mMODYsPo0Ftd3dMc9a1cx/s400/puisi,+puisi+cinta,+puisi+galau,+puisi+tentang+cinta,+puisi+indah,+puisi+cinta+sedih,+puisi+cinta+lucu.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
"CINTA BUAH MANGGA"</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cinta bukanlah mangga yang boleh didapat dengan sekali lompat.<br /><br />Bukan juga mangga yang boleh ditarik paksa dari tangkainya.<br /><br />Bukan juga mangga yang boleh dicuri pada malam hari.<br /><br />Bukan juga mangga yang boleh dibuang bijinya setelah dimakan dagingnya.<br /><br />Bukan pula mangga kweni yang boleh menyebarkan getah penyakit.<br /><br />Bukan pula mangga yang berbuah hanya dikala musimnya.<br /><br />Cinta membutuhkan sifat kealamian utk mendapatkannya.<br /><br />Namun membutuhkan usaha dalam kebersamaannya.<br /><br />Usaha untuk membuat cinta itu nyaman dalam kebersamaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-81300434149858496412011-11-10T22:04:00.000+07:002011-11-10T22:39:42.881+07:00Teknik Menulis Cerita Dasar dan Tips MenulisBanyak sekali kawan-kawan kita yang sibuk mencari-cari teknik dan tips-tips menulis. Sedangkan dia sendiri belum pernah menyelesaikan ceritanya.<p>Begitu banyaknya kawan-kawan kita yang bertanya demikian hingga seorang penulis mengeluarkan twett yang berbunyi : Tidak ada tips menulis, kecuali mulailah menulis sekarang juga.<p>Sebenarnya memang ada teknik-teknik dan tips-tips semacam itu. Tapi sangat tidak bagus jika kita hanya mengurusi teori saja tanpa berlatih menulis langsung. Sedangkan yang membuat kita lihai dalam mengolah kata dan rasa sebenarnya adalah pelatihan secara langsung. Bentuk pelatihan ini-pun bisa secara otodidak atau kursus atau yang lain.<p>Dan jika kawan-kawan benar-benar kosong dan tidak memiliki ide untuk menulis, berikut saya hadirkan teknik menulis cerita dasar beserta tips-tipsnya.<p>Ada dua komponen dasar dalam sebuah cerita, yaitu Tokoh dan Kejadian.<p>Jadi pertama : Buatlah sesosok tokoh.<br>Tips = Buatlah tokoh yang unik dan karakternya terlihat jelas.<p>Ke-dua : Buat kejadian. Buatlah serangkaian kejadian yang saling menyambung dan berkesinambungan yang pastinya bakal dihadapi si tokoh yang sudah kawan buat di atas.<br>Tips : Buatlah kejadian yang memberikan kesan berbeda bagi pembaca. Bisd dikombinasikan dengan pemihan sudut pandang, latar tempa atau waktu dan lainnya.<p>Oke, silahkan mulai menentukan tokoh dan kejadian-kejadian yang bakal dia hadapi. <p><p>Salam Karya.SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-85832529774417049012011-11-08T17:02:00.000+07:002011-11-08T17:16:28.891+07:00Dalam Termenungku<p class="mobile-photo"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjStj_biqJELDmFU4ezNCJjF2RHkV1EpMiIcIOyxjjI-LbOEpCWAWm8LPGRPN5bu2Dx4nsU3YU_4uCm5seR-dvAPg_bTxQGvD__ArX7rVodKsdimt6hVsc-luoJL8UI_TULSsJTYtELrMhu/s1600/DSC00072-788892.JPG"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjStj_biqJELDmFU4ezNCJjF2RHkV1EpMiIcIOyxjjI-LbOEpCWAWm8LPGRPN5bu2Dx4nsU3YU_4uCm5seR-dvAPg_bTxQGvD__ArX7rVodKsdimt6hVsc-luoJL8UI_TULSsJTYtELrMhu/s320/DSC00072-788892.JPG" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5672566843715151746" /></a></p>Ini bukan sekedar sajak puisi<br>Bukan cuma prosa duniawi<br>Bukan juga drama dengan lakon basi<p>Inilah hidup itu<br>Kau harus tau nak,,<p>Bukan hanya tentang kisah dan perbedaan<p>Sedangkan yang kau lihat selama ini<br>Hanya beda kaya dan miskin,<br>Beda tinggi dan rendah,<br>Hingga hanya kulit pualammu saja yang kau haluskan.<p>Ingat anakku,,<br>Ini tentang hidup.<p>(Lantas kuhentikan lamunanku)<br>Surabaya 08 November 2011SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-72025012136668155262011-11-06T15:12:00.000+07:002011-11-06T15:12:12.504+07:00Menulis cerita memiliki beberapa problem yang sebaiknya dihindari<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
</div>SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-14329940107850059442011-10-02T06:03:00.001+07:002011-10-02T06:15:35.279+07:00Kerangka Cerita dalam Penulisan Karangan Cerita Pendek No.1<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Tahukah anda bahwa beberapa karya tulis yang dimuat di koran sering kali memuat struktur <a href="http://novel-is.blogspot.com/2011/10/kerangka-cerita-dalam-penulisan.html"><b>kerangka cerita</b></a> yang sudah pernah ada. Artinya memang ada beberapa kerangka cerita yang menarik dan bisa dicoba oleh penulis pemula seperti kita.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://novel-is.blogspot.com/2011/10/kerangka-cerita-dalam-penulisan.html"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW2YCkHfbl8sQKKSfq0Sir5jaGCe5a3qPezzfHH_UyREeRX66nwexqE9bw6qOZma14lM-kEV7KUxIKLT9_PT3IUzLyRkWqdkfISSZiyiqUOviapwiCPOvF8vdA2Cm8322qhOg8v6q63TVu/s1600/kerangka+karangan.jpg" /></a></div><br />
Kerangka karangan bagi penulis pemula seperti kita sangat penting. Ini akan membantu kita mengatur konsep cerita dalam mengarahkan alur logika pembaca. Jika pembaca sudah ikut dalam jalur logika yang kita tata, jalan menjadi penulis handal suda terbuka lebar.<br />
<br />
Tema dan kejadian cerita harus dengan kreasi sendiri, tapi kita bisa menyajikannya dalam bentuk-bentuk berikut..<br />
<br />
1) Kerangka Lamunan<br />
<br />
Kenapa saya beri nama Lamunan, adalah karena kerangka ini biasa di usung dengan menyajikan lamunan sang tokoh. Gimana sih bentuknya..<br />
<br />
<b>Konflik pemeran utama yang sedang dihadapi</b> <b>- Melamunkan sejarah kemunculan konflik - Kembali ke keadaan sekarang</b><br />
<br />
Kerangka jenis ini meiliki beberapa ciri-ciri :<br />
-Alur maju mundur<br />
-Kejutan di akhir cerita<br />
-Konflik tidak tertangani sampai tuntas<br />
<br />
Contoh cerpen semacam ini bisa kita simak di (klik) sini<br />
<br />
<br />
Akan di-update kerangka-kerangka yang lain secara bertahap.</div>SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-39776754919577566032011-09-21T21:40:00.001+07:002011-09-21T21:42:26.791+07:00Penerbit Surabaya, Berikut Daftar Lengkapnya<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Mayoritas buku yang kita baca penerbitnya dari jogja, bandung dan jakarta. Lalu banyak yang menanyakan "Ada apa tidak ya penerbit dari Surabaya??". Banyak yang tidak tahu, ternyata <b>Surabaya</b> juga memiliki beberapa <b>penerbit</b> yang pantas untuk dipertimbangkan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit3vkpQNLCE_FRV0UfU42qDBpdZjv_AOMt0KIyhR3So7gvuRXbvkSplq8VrAL2zII2AkWOw1Pe-UwqnBCEC576xl5vjhFnB3DhRSJeDxmdL6R8epQvPt7thKpiulBX17_jheMl34g9YH0R/s1600/buku+kumpul.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit3vkpQNLCE_FRV0UfU42qDBpdZjv_AOMt0KIyhR3So7gvuRXbvkSplq8VrAL2zII2AkWOw1Pe-UwqnBCEC576xl5vjhFnB3DhRSJeDxmdL6R8epQvPt7thKpiulBX17_jheMl34g9YH0R/s1600/buku+kumpul.jpeg" /></a></div><div style="text-align: center;"><br />
</div><br />
<br />
Berikut daftar <b>Penerbit Surabaya</b> :<br />
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: georgia; line-height: normal; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;"><b>-PENERBIT KALAMEDINA</b></span></div><div style="text-align: left;"></div><div class="MsoNormal" style="font-family: georgia; line-height: normal; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;">Jl. Jemur Andayani 50. Kav. A1-2</span></div><div style="text-align: left;"></div><div class="MsoNormal" style="font-family: georgia; line-height: normal; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;">Surabaya-Jawa Timur </span></div><div style="text-align: left;"></div><div class="MsoNormal" style="font-family: georgia; line-height: normal; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;">Tlp/Fax. 031-8416967 </span></div><div style="text-align: left;"></div><span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: georgia;">Email: </span><span style="color: blue; font-family: georgia;"><a href="mailto:penerbit_kalamedina@yahoo.com">penerbit_kalamedina@yahoo.com</a></span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="color: blue; font-family: georgia;"><span style="color: black;">Site: <a href="http://kalamedina.blogspot.com/">kalamedina.blogspot.com/</a></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="color: blue; font-family: georgia;"><span style="color: black;"><b>- Penerbit NidyaPustaka</b></span></span></span><br />
<table border="0" cellpadding="2" cellspacing="0"><tbody>
<tr><td class="main">Jl. Rangkah Buntu 2/22</td> </tr>
<tr> <td class="main">Surabaya 60135 Indonesia</td></tr>
<tr><td class="main"></td></tr>
<tr><td class="main"></td></tr>
<tr><td class="main"></td></tr>
<tr><td class="main"></td></tr>
<tr><td class="main">Telp/Fax : 031 3760698</td> </tr>
<tr> <td class="main">Phone : 031 71160918, 081 55085655, 081 938007921, 081 330790222</td></tr>
</tbody></table><span style="font-size: 100%;"><span style="color: blue; font-family: georgia;"><span style="color: black;"><b></b></span></span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="color: blue; font-family: georgia;"><span style="color: black;"><b> </b>Site: <a href="http://nidyapustaka.com/">nidyapustaka.com</a></span> </span></span><br />
<br />
<b>- Penerbit Bina Ilmu</b><br />
Jl. Tunjungan No. 53-E,Surabaya 60275 Jawa Timur,Indonesia<br />
Jawa Timur<br />
No Fax. (031) 5315421<br />
No Telepon. (031) 5323214, No Telepon. (031) 5315421, No Telepon. (031) 5340076<br />
<br />
<br />
<b>- Penerbit Bintang</b><br />
Jl. Putroagung III No. 41-C,Surabaya 60135 Jawa Timur,Indonesia<br />
Jawa Timur<br />
No Fax. (031) 3715941<br />
No Telepon. (031) 3770687<br />
<br />
<br />
<b>- Djojobojo Yayasan Penerbit</b><br />
Jl. Embong Malang No. 69-H,Surabaya 60261 Jawa Timur,Indonesia<br />
Jawa Timur<br />
No Fax. (031) 5313329<br />
No Telepon. (031) 5341169, No Telepon. (031) 5312027<br />
<br />
<br />
<b>-</b><b> Jawa Pos</b><br />
Gedung Graha Pena, 4th Floor<br />
Jl. Jend. A. Yani No. 88,Surabaya 60231 Jawa Timur,Indonesia<br />
Jawa Timur<br />
No Fax. (031) 8294573<br />
No Telepon. (031) 8202243, No Telepon. (031) 8202244, No Telepon. (031) 8202245 <br />
<br />
<br />
<b>- Kelompok Berlian (Tabloid Oposisi)<br />
</b>Graha Pena, 2nd Floor,Jl. Jend. A. Yani No. 88,Surabaya 60231 Jawa Timur,Indonesia<br />
Jawa Timur<br />
No Fax. (031) 8294612, No Fax. (031) 8202121<br />
No Telepon. (031) 8202100, No Telepon. (031) 8202120, No Telepon. (031) 8202009<br />
<br />
<br />
<br />
<b>- Gramedia Pustaka Utama</b><br />
Jl. Berbek Industri I No. 29-31, Waru – Sidoarjo,Surabaya 61256 Jawa Timur,Indonesia<br />
Jawa Timur<br />
No Fax. (031) 8483032<br />
No Telepon. (031) 8483033, No Telepon. (031) 8483034, No Telepon. (031) 8483035</div>SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-84887159045460556162011-09-07T18:26:00.000+07:002011-09-07T18:38:25.134+07:00Latihan menulis untuk cerpenis dan novelis pemula<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Sejak kapan kita disebut penulis? Tentu saja sejak kita pertama kali menggoreskan tinta pena kita di atas kertas. Sejak saat itulah kita berhak menyandang titel sebagai penulis.<br />
<br />
Seperti juga pada keahlian-keahlian yang lain, keahlian menulispun membutuhkan tahap-tahap tertentu untuk mempelajarinya. Untuk tahap pemula, adalah tahap awal bagi kita untuk memulai <b>pengajaran menulis.</b><br />
<br />
Sebelumnya, alangkah baiknya kalau kamu simak kunci sukses menulis dalam catatan (klik) <a href="http://novel-is.blogspot.com/2011/08/menulis-cerita-itu-gampang-lho-jangan.html">berikut ini</a>.<br />
<b><br /></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9Nx1tCtIPBTdDfk7BXSAzNioeqwJtCT0PwCtQSddXzCygN06EK45Dq0gdp7q3cpvpdR4NdVefc1eT70jVaN1ciiJqmMH11t1oaDj9V8WYIqPMeSTS6pLPzDNLoIUGunJ7JJlcb7h7hW8-/s1600/latihan+menulis.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9Nx1tCtIPBTdDfk7BXSAzNioeqwJtCT0PwCtQSddXzCygN06EK45Dq0gdp7q3cpvpdR4NdVefc1eT70jVaN1ciiJqmMH11t1oaDj9V8WYIqPMeSTS6pLPzDNLoIUGunJ7JJlcb7h7hW8-/s1600/latihan+menulis.jpg" /></a></div>
<b><br /></b><br />
Mari kita lanjutkan.<br />
<br />
Setelah membaca pengenalan kunci menulis tersebut, adalah hal yang sangat penting untuk berlatih dan terus berlatih dengan tujuan mendapatkan keahlian menulis yang lebih baik dan tingkatan penulis yang lebih tinggi. Maka itu <a href="http://novel-is.blogspot.com/2011/09/latihan-menulis-untuk-cerpenis-dan.html"><b>latihan menulis</b></a> sangat penting untuk diterapkan para penulis pemula.<br />
<br />
Kelihaian menulis adalah tergantung dari seberapa banyak dia membaca dan berlatih. Membaca akan membuat imajinasinya semakin lancar dalam merangkai cerita seperti yang sudah dijelaskan (klik) <a href="http://novel-is.blogspot.com/2011/08/pengaruh-banyak-membaca-bagi-seorang.html">di sini</a>. Sedangkan <a href="http://novel-is.blogspot.com/2011/09/latihan-menulis-untuk-cerpenis-dan.html"><b>latihan menulis</b></a> akan membuat kita semakin lancar dalam permainan plot, pengaturan kata dan diksi serta mendapatkan keluwesan dalam mengatur keindahan gerak-gerik cerita.<br />
<br />
Maka tidak boleh tidak, seperti juga atlit olah raga yang berlatih setiap hari, atlit pena pun harus berlatih dengan pena dan buku-bukunya.<br />
<br />
<br />
Selamat <b>latihan menulis</b>.</div>
SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8563460786951038316.post-69017776247812694932011-09-05T21:13:00.000+07:002011-09-07T16:43:21.720+07:00Menulis buku dan menghasilkan karya sendiri itu mudah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="http://novel-is.blogspot.com/2011/09/menulis-buku-dan-menghasilkan-karya.html"><b>M</b><b>enulis buku</b></a> dan bisa menghasilkan karya merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi seorang penulis pemula. Apalagi kalau buku itu ternyata tembus masuk penerbit. Dan akhirnya kamu dikenal sebagai penulis yang oke punya. Gimana dong caranya..<br />
<br />
Artinya buku karya kamu itu harus buku yang bagus dan benar-benar berkualitas. Buku kamu harus berbeda dan berdiri sebagai karya yang unik dan bukan jiplakan. Karya kamu harus menonjol dan memiliki berbagai kelebihan yang membuatnya diingat pembaca selalu.<br />
<br />
Gimana buatnyaa...<br />
<br />
Yang perlu diingat sebelumnya adalah <b>LATIHAN MENULIS</b> secara continue. Ini akan membantu kamu semakin gemulai dalam mengembangkan konflik, karakter maupun alur.<br />
#Untuk belajar menulis dari dasar, silahkan baca yang (klik) <a href="http://novel-is.blogspot.com/2011/08/menulis-cerita-itu-gampang-lho-jangan.html">ini dulu</a>.<br />
#Untuk keterangan tentang latihan menulis lanjutan, silahkan baca yang ini dulu.<br />
<br />
Barikut hal-hal yang sebaiknya kamu lakukan untuk menulis buku setelah kamu memiliki keluwesan/kegemulaian dalam menulis cerita.<br />
<br />
1. Tema<br />
Dengan tema ini kamu sudah punya arah dalam menentukan karakteristik, alur, setting, konflik dan lain-lain. Artinya, karakteristik, alur, setting, konflik dan lain-lain itu nantinya harus selaras dan sesuai dengan tema yang kamu ambil. Inilah fungsi utama tema dalam sebuah karya, membatasi perkembangan cerita sehingga cerita tetap fokus pada inti cerita.<br />
<br />
2. Referensi<br />
Kamu harus punya banyak pengetahuan dong, tentang hal2 yang akan kamu ceritakan. Seumpama kamu mau buat buku biografi tentang seorang tokoh, misal <b>Kahlil Gibran</b>. Maka kamu harus paham akan jalan kehidupan tokoh tersebut. Bagaimana kehidupan <b>Kahlil Gibran </b>kecil, remaja dan dewasa. Bagaimana dia lahir dan meninggal. Bagaimana kisah asmaranya dan bahkan kamu juga harus tahu bagaimana sifat dan sikapnya dalam menghadapi masalah-masalah hidupnya.<br />
Kalau kamu mau <a href="http://novel-is.blogspot.com/2011/09/menulis-buku-dan-menghasilkan-karya.html"><b>menulis buku</b></a> tentang perjuangan di tahun 1940-an, kamu harus tahu bagaimana situasi dan kondisi saat itu. Nama-nama yang dipakai manusia saat itu. Perilaku-perilaku manusia saat itu. Kamu harus menguasai keseluruhan kondisi di tahun-tahun itu.<br />
<br />
Banyak-banyaklah membaca. Karena kesemuanya itu akan berpengaruh pada konsep buku kamu dari awal cerita hingga akhir.<br />
<br />
Mau tau pengaruh membaca bagi seorang penulis? simak <a href="http://novel-is.blogspot.com/2011/08/pengaruh-banyak-membaca-bagi-seorang.html">di sini</a>.<br />
<br />
3. Pahami EYD dengan baik<br />
EYD adalah hal yang sangat penting. Banyak pakar bahasa dan sastra yang menakar kualitas sebuah tulisan dari sisi EYD-nya.<br />
<br />
4. Koreksi<br />
Koreksi sangat penting agar buku yang dihasilkan bisa sesempurna mungkin. Hal ini juga dapat meminimalisir kesalahan tata bahasa maupun tata cerita.<br />
<br />
5. Cari Penerbit yang cocok<br />
Kamu <a href="http://novel-is.blogspot.com/2011/09/menulis-buku-dan-menghasilkan-karya.html"><b>nulis buku</b></a> fiksi apa non fiksi. Buku pelajaran sekolah atau buku umum. Maka kamu harus memilih penerbit yang sesuai dengan bentuk buku yang sudah kamu tulis.<br />
Untuk daftar penerbit, silahkan dicek listnya di sini (maaf blm tersedia).<br />
<br />
<br />
Silahkan <b>menulis buku.</b></div>
SIMPANG suwirhttp://www.blogger.com/profile/16454733113647103109noreply@blogger.com0