Cerpen anak berjudul "
Rumah Misterius di Pak Doni"
Sudah dua hari ini Sora, Miranda, Syarif dan Angel mengintai rumah itu. Rumah yang belum satu bulan ini ditempati seorang bapak-bapak itu memang sekarang terlihat misterius. Sora dan kawan-kawan berpikir pasti bapak-bapak yang biasa dipanggil Pak Doni itu menyembunyikan sesuatu di dalam rumah di sudut perumahan itu. Pak Doni selalu terlihat mencurigakan ketika keluar masuk rumah itu sebelum hari terang. Tapi kalau sudah siang, Pak Doni terlihat tidak mencurigakan melakukan aktifitas di rumah itu. Pasti agar para ayah dan ibu tidak tahu bahwa ada rahasia yang dia sembunyikan.
Sejak lama rumah itu kosong, sejak Sora dan kawan-kawan masih kecil. Lalu tiba-tiba Pak Doni datang dan membersihkan rumah itu. Malam hari-nya Pak Doni mengundang Ayah Sora dan ayah kawan-kawan Sora untuk menggelar pengajian di rumah itu. Sekarang Pak Doni tinggal di rumah itu dan sering mengendap-endap keluar rumah dan masuk rumah ketika hari masih gelap. Sepedah motornya juga dimatikan. Pak Doni tidak mau mengeluarkan suara sama sekali. Pasti dia melakukan kejahatan dan menyembunyikannya. Kalau tidak, untuk apa dia mematikan sepedah motor dan menuntunnya dari gerbang perumahan sampai rumahnya ketika hari masih gelap, itu kan jauh sekali jaraknya. Tidak pernah ada orang yang mau melakukan hal itu, kecuali Pak Doni.
Dibawah pohon jambu Syarif, Sora dan kawan-kawan membicarakan Pak Doni dan rumah misteriusnya itu.
Sora : ”Pasti ada yang disembunyikan Pak Doni di dalam rumah itu”.
Miranda : ”Apa itu?”
Sora : ”Tidak tahu, mungkin dia sebenarnya menyimpan bom di dalam rumah itu”.
Syarif : ”Mungkin juga Pak Doni adalah seorang pencuri barang berharga”.
Miranda : ”Apa itu?”
Syarif : ”Mungkin kalung emas, sepedah motor, TV atau jam tangan mahal. Lalu barang curiannya disimpan di dalam rumah itu. Buktinya Pak Doni keluar rumah dan pulang ketika hari belum terang. Pencuri memang bekerja malam-malam ketika gelap”.
Angel : ”Sebenarnya tidak baik kalau kita berburuk sangka begini. Seperti kata Bu Guru, tidak baik berburuk sangka. Tapi Pak Doni memang misterius. Kita harus cari tahu apa yang dia sembunyikan di rumah itu. Siapa tahu memang ada yang disembunyikannya di rumah itu”.
Miranda : ”Apa itu?”. Tanya Miranda untuk yang ketiga kalinya.
Angel : ”Ya nggak tahu Mir. Kita akan cari tahu, kamu jangan tanya apa itu terus dong”. Jawab Angel kesal karena mendengar Miranda yang terus saja bertanya apa itu.
Sora : “Oke, kita akan cari tahu apa yang ada di rumah Pak Doni dulu. Kita akan selidiki rumah itu ketika siang-siang Pak Doni bekerja, dia kan pulang agak sore. Gimana Mir, Angel dan Syarif? Apa kalian mau?”. Tanya Sora tegas.
Syarif : “Aku mau”.
Angel : “Aku juga ikut. Gimana kamu Mir, jangan bilang 'apa itu' lagi ya”. Kata Angel sambil menoleh kepada Miranda.
Miranda : “Iya aku ikut”.
Sora : “Oke, besok setelah makan siang, kita kumpul lagi di sini terus ke rumah Pak Doni kita lihat apa yang ada di dalamnya”.
Lalu mereka pulang ke rumah masing-masing untuk mandi karena hari sudah sore. Besoknya setelah makan siang, mereka berkumpul lagi di bawah pohon jambu Syarif.
Mereka segera menuju rumah Pak Doni. Seperti biasa, sepi rumahnya. Sepedah motor Pak Doni tidak ada di beranda, berarti sekarang Pak Doni tidak ada di rumah itu. Lalu mereka mulai mengintip ke dalam, ke salah satu kamar melalui jendela yang masih kotor karena belum sempat dibersihkan.
“Siapa itu, uhk uhk uhk.... . .” Tiba tiba terdengar suara dari dalam kamar di rumah itu. Sora dan kawan-kawannya langsung terbirit-birit lari menjauh meninggalkan rumah itu. Mereka bingung dan ketakutan, lalu Sora mengajak mereka kembali ke bawah pohon jambu Syarif.
Sampai di bawah pohon jambu Syarif, nafas mereka ngos-ngosan dan kaki terasa capek sekali karena tadi berlari sekencang-kencangnya. Mereka duduk beristirahat sebentar, lalu mulai membicarakan rumah misterius Pak Doni lagi.
Sora : “Kalian lihat siapa yang ada di dalam kamar tidur itu tadi?”. Kata Sora sambil masih ngos-ngosan.
Miranda : “Apa itu?”
Angel : ”Mir jangan tanya 'apa itu' terus dong. Kita juga lagi bingung nih. Jadi tambah bingung kalau kamu tanya begitu terus”. Jawab Angel kesal.
Syarif : “Aku sih lihatnya ada nenek rambut putih tidur di kasur. Serem sekali nenek itu, acak-acakan bajunya juga. Jangan-jangan dia nenek penyihir”.
Sora : “Atau itu nenek-nenek yang diculik Pak Doni dari jauh sana”.
Angel : “Wah gawat dong. Kalau nenek itu nenek sihir, kita bisa kena sihir jadi tikus. Kalau nenek itu nenek yang diculik Pak Doni, nanti besok-besok kita yang bakal diculik juga sama Pak Doni”.
Semua terdiam kebingungan. Mereka juga takut kalau-kalau besok mereka yang diculik.
Miranda : “Kita tanya Ayahnya Syarif saja yuk. Ayahnya Syarif kan sekarang di rumah?”
Sora, Angel dan Syarif saling berpandangan. Tumben Miranda memberi ide, idenye juga ide yang bagus. Lalu Sora, Angel dan Syarif mengangguk bersamaan. Empat anak itu bangkit bersama dan masuk ke rumah Syarif.
Syarif : “Ayah, tadi kami lihat ada seorang nenek di dalam kamar rumahnya Pak Doni. Apa dia nenek sihir ayah?”. Mendengar pertanyaan itu, ayah Syarif tertawa terbahak-bahak.
Ayah Syarif : “Ayah juga tidak tahu. Sepertinya Pak Doni sudah pulang kerja, ayo kita tanya langsung”.
Sora : “Tapi kita takut Om, nanti kalau kita disihir atau diculik bagaimana?”. Sekali lagi Ayah Syarif tertawa.
Ayah Syarif : “Kan ada Om yang nanti nolongin kalian. Ayo kita tanya Pak Doni, Pak Doni orang baik kok, jangan takut”.
Beberapa menit kemudian semuanya sudah berada di rumah Pak Doni.
Ayah Syarif : “Pak Doni sudah pulang kerja? Ini Pak, anak-anak mau bertanya pada Pak Doni”.
Pak Doni : “Iya Pak, Sabtu begini saya setengah hari di kantor. Silahkan adik-adik mau tanya apa?”. Pak Doni terlihat bingung merasa digrebek anak-anak kecil.
Sora : “Maaf Pak, yang di dalam kamar depan di rumahnya Pak Doni itu siapa ya?”. Tanya sora sedikit takut.
Pak Doni : “Oooh.. Itu ibu saya. Beliau sakit dan tidak bisa turun dari kasur”.
Syarif : “Jadi nenek itu bukan tukang sihir ya Pak?”.
Angel : “Bukan nenek orang yang Pak Doni culik ya?”.
Pak Doni : “Hahahahaaaa....... Bukan, saya dan ibu saya bukan orang jahat. Kami bukan tukang sihir, penculik maupun pencuri”. Ungkapnya menahan tawa.
Sora : “Terus kenapa Pak Doni kalau subuh-subuh kok dituntun sepedah motornya? Biar tidak ketahuan orang ya? Itu biasanya habis ngapain Pak?”
Pak Doni : “Waaahh.. Kalian perhatikan saya ya Hahahahahaaaa... Iya, sudah kebiasaan saya kalau masih petang begitu sepedah motor saya matikan, biar tidak berisik. Mungkin masih ada tetangga kita yang masih capek dan tidur jam segitu kan mengganggu mereka kalau saya bunyikan sepedah motornya. Terus kalau subuh-subuh itu saya beli obat untuk Ibu saya, harus beli setiap hari. Penjualnya juga hanya ada pas subuh-subuh begitu. Jadi subuh-subuh setiap hari saya harus beli obat. Begitu ceritanya”.
Angel : ”Terus dimana keluarga Pak Doni yang lain?”.
Pak Doni : “Hari ini mereka akan sampai sini, habis ini saya nyusul ke stasiun kereta. Saya punya isteri dan seorang anak laki-laki, namanya Ardi. Tolong nanti kalian berteman dengan Ardi anaknya Pak Doni ya. Tapi Pak Doni heran, kenapa kalian bisa tahu kalau ada nenek-nenek di kamar itu?”. Tanya Pak Doni sambil menunjuk jendela kamar depan rumahnya. Sebenarnya Pak Doni tahu kalau anak-anak ini pasti sudah mengintip lewat jendela sehingga mereka melihat ibunya yang ada di dalam.
Angel : “Maaf Pak Doni, tadi kami mengintip kamar itu dan melihat ada nenek-nenek di dalam. Tadinya kami kira Pak Doni penjahat dan menyembunyikan rahasia di rumah ini”.
Miranda : “Iya Pak Doni, kami minta maaf”.
Pak Doni : “Iya, tidak apa-apa. Saya maafkan”.
Sekarang semua tahu bahwa Pak Doni bukan orang jahat dan tidak menyembunyikan rahasia kejahatan di rumah itu dan sebentar lagi mereka akan punya kawan baru, anaknya Pak Doni, Ardi.