Unsur intrinsik cerpen/ karya sastra asalah satunya dalah setting, baik setting waktu, setting tempat maupun setting suasana.
Dan ternyata unsur intrinsik yang satu ini bisa kita mainkan untuk menambah gejolak pembaca dalam menghayati cerita. Latar/setting tempat bisa kita lebih tonjolkan daripada unsur-unsur yang lain.
Contohnya saja, setting tempat dalam buku novel Ayat-ayat cinta karya Habiburrahman el-syerazi. Disana tidak hanya menggunakan latar belakang yg relevan dengan alur cerita, tetapi juga memilih latar belakang yang unik, berbeda, memaksa kita untuk membayangkannya lewat deskripsi-deskripsi yang disajikan. Ini menjadikan rasa yang berbeda bagi pembaca, memberikan sensasi imaji baru yang menyegarkan otak.
Setting tempat di mesir, dengan sungai nil, dan berbagai tempat menarik yang belum banyak dikunjungi oleh orang-orang indonesia akan menimbulkan pengetahuan baru lewat deskripsi-deskripsi yang dijelaskan di sana.
Begitulah hingga beberapa penulis berusaha memahami tempat-tempat yang sebelumnya tidak pernah terjangkau oleh kebanyakan orang agar bisa memberikan deskripsi yg baik tentang tempat baru yang asing, unik dan asik bagi kebanyakan pembaca.
Sebagian dari mereka terjun langsung ke dunia perang agar bisa mendeskripsikan keadaan ditempat-tempat peperangan. Terkadang mereka masuk hutan untuk menulis deskripsi alam liar demi karya fabelnya. Atau bahkan sering menyelam untuk menciptakan novel putri duyung. Dengan harapan mematangkan deskripsi mereka tentang tempat yang diceritakan.
JK. Rowling pun tidak akan sembarangan memilih tempat kemana saja si harry, harmony dan ron akan berpetualang. Deskripsi tempat sangat ditonjolkannya disini. Bagaimana Hogwarts dan bagaimana bangunan gedung kementrian itu.
Inilah kabar baik bagi kita, bila kita bisa membuat sebuah tempat yang asing dan unik bagi cerita kita, dan bisa mendeskripsikannya dengan baik, cerita ini tidak akan dianggap sembrangan.
Selamat menulis.
Dan ternyata unsur intrinsik yang satu ini bisa kita mainkan untuk menambah gejolak pembaca dalam menghayati cerita. Latar/setting tempat bisa kita lebih tonjolkan daripada unsur-unsur yang lain.
Contohnya saja, setting tempat dalam buku novel Ayat-ayat cinta karya Habiburrahman el-syerazi. Disana tidak hanya menggunakan latar belakang yg relevan dengan alur cerita, tetapi juga memilih latar belakang yang unik, berbeda, memaksa kita untuk membayangkannya lewat deskripsi-deskripsi yang disajikan. Ini menjadikan rasa yang berbeda bagi pembaca, memberikan sensasi imaji baru yang menyegarkan otak.
Setting tempat di mesir, dengan sungai nil, dan berbagai tempat menarik yang belum banyak dikunjungi oleh orang-orang indonesia akan menimbulkan pengetahuan baru lewat deskripsi-deskripsi yang dijelaskan di sana.
Begitulah hingga beberapa penulis berusaha memahami tempat-tempat yang sebelumnya tidak pernah terjangkau oleh kebanyakan orang agar bisa memberikan deskripsi yg baik tentang tempat baru yang asing, unik dan asik bagi kebanyakan pembaca.
Sebagian dari mereka terjun langsung ke dunia perang agar bisa mendeskripsikan keadaan ditempat-tempat peperangan. Terkadang mereka masuk hutan untuk menulis deskripsi alam liar demi karya fabelnya. Atau bahkan sering menyelam untuk menciptakan novel putri duyung. Dengan harapan mematangkan deskripsi mereka tentang tempat yang diceritakan.
JK. Rowling pun tidak akan sembarangan memilih tempat kemana saja si harry, harmony dan ron akan berpetualang. Deskripsi tempat sangat ditonjolkannya disini. Bagaimana Hogwarts dan bagaimana bangunan gedung kementrian itu.
Inilah kabar baik bagi kita, bila kita bisa membuat sebuah tempat yang asing dan unik bagi cerita kita, dan bisa mendeskripsikannya dengan baik, cerita ini tidak akan dianggap sembrangan.
Selamat menulis.
Posting Komentar