RSS

Penokohan dalam Menulis Cerpen atau Novel Kamu

0 komentar

Penokohan. Setelah kita tahu apa itu tokoh cerita dari artikel Pengertian Tokoh Cerita dan Pembentukannya, kini kita akan membahas bagaimana membentuk tokoh yang berkualitas dengan karakter-karakter luar biasa yang cocok dengan cerita kita.

Tokoh cerita yang berkualitas tentu tidak terlepas dari hal-hal lain di dalam cerita itu. Misalnya latar tempat dan waktu, ketika cerita kita bertempat di Mesir pada saat Fir'aun terakhir masih hidup, karakter seperti apa yang bisa berada di dalam kondisi seperti itu?

Kenapa susah sekali ya membuat karakter saja? Harus tahu sejarah Fir'aun segala. Mungkin hal itu yang lantas terpikirkan oleh kita. Begini penjelasannya, semakin berat ceritanya, itu membutuhkan karakter yang semakin berat juga. Bandingkan dengan kita menulis cerita pacar-pacaran dari pengalaman dan bahan yang bisa kita dapat di sekitar kita, ini cerita ringan, tokoh yang ada dalam cerita juga tergolong karakter ringan. Tapi tetap saja kita butuh pengetahuan tentang tema cerita ya.

Artinya berat cerita dan berat tokoh yang bisa kita hasilkan tergantung luasnya pengetahuan dan imajinasi kita. Maka kita akan berlatih dari awal, membuat wawasan semakin luas dan berlatih membuat cerita plus karakter yang semakin berat setiap waktunya.

karakter toko, pengertian tokoh, tokoh adalah, maksud tokoh, tokoh utama, pengertian tokoh dan penokohan watak tokoh, pengertian tokoh utama, cara pengarang menggambarkan watak tokoh, perbedaan tokoh dan penokohan, tokoh dalam drama, arti tokoh, jenis-jenis tokoh, tokoh cerita, pengertian tokoh protagonis, pengertian karakter tokoh, tokoh dalam cerita, pengertian tokoh cerita

Beberapa hal yang akan membantu kita untuk membangun tokoh cerita yang bagus top markotop bisa disimak, sebagai berikut :

1. Posisi tokoh dalam cerita
Kita akan menciptakan tokoh satu per-satu. Dari masing-masing tokoh kita cari dulu posisinya di dalam cerita, dia akan ada dimana saja dan melakukan apa saja. Tentunya ini dari khayalan kasar dulu, belum detail pada cerita.

Misalnya kita membuat tokoh :

- Tokoh utama
*Laila (Gadis desa, cantik, tidak berkerudung, lulusan sekolah terbaik, cerdas, kuat, baik, jadi mahasiswi ndeso di kota besar)

- Tokoh pendamping
Siapa ya? Dia bakal jadi kawan Laila nih. Dia bodoh tapi kadang-kadang bisa memberikan semangat untuk Laila. Saya mau namanya bukan nama yang biasa dipakai dalam cerita seperti Ina, maria atau yang lain. Tidak terlalu ndeso seperti Mariatun. Siapa ya?
Butuh bantuan lagi nih, dia anak Pak Haji yang kaya di Desa, jadi namanya keislam-islaman, tapi bukan Khumaira atau Azizah, kurang natural sepertinya. Siapa ya?
*Soliha (Putri Haji Harun, kawan Laila sedari balita, berkerudung, tidak cerdas, pejuang keras, semangatnya tidak pernah padam, ekonomi kecukupan)

- Tokoh Antagonis
Ini anak cowok dilengkapi gank-nya dia nanti. Gank-nya bukan cuma anak kampus, preman-preman terminal, pasar dan stasiun juga dia bayar. Cowok namanya ala kota, tidak namanya ada nilai patriotismenya/nasionalisme atau nilai-nilai luhur tertentu, dia kan anak pejabat, nama anak pejabat harus menggambarkan betapa berbudi pekertinya pejabat tersebut.
*Dharma (cakep, macho, kaya, anak pejabat, jadi kapten kampus, tapi selalu saja ada mata kuliah yang tidak lulus, takut kepada dosen, tapi dibelakang pura-pura berani, karakter yang bingung sendiri, playboy mesum)

Harusnya banyak karakter lagi yang kita ciptakan untuk cerita ini, seperti beberapa tokoh anggota gank dan preman si Dharma, mungkin ada karakter hakim dan polisi jika ada permasalahan yang berujung ke peradilan, 
termasuk juga karakter dosen-dosen tertentu dan karakter kampus.

Salah satu tujuan dalam tahap ini adalah hadirnya tokoh kedalam cerita secara alami.
2. Unik
Dengan sendirinya sebenarnya karakter-karakter kita akan menjadi unik jika kita bisa menjelaskan detail tentang tokoh-tokoh kita tersebut baik secara fisik maupun non fisik. Laila, Soliha, Dharma, anggota gank dan preman, hakim dan polisi serta dosen dan kampus masing-masing bisa ditambahkan sifat-sifat unik yang bisa membuat cerita jadi lebih berwarna.

Yang perlu diperhatikan juga adalah keunikan mereka jangan sampai membuat cerita keluar alur atau tokoh ini jadi tidak layak dipasangkan dengan posisinya dan pekerjaan-pekerjaan yang akan dia lakukan dalam cerita kita.

Misalnya Ada beberapa karakter sangat unik dalam cerita Harry Potter seperti Buckbeak yang bisa digambarkan sebagai burung berkaki empat. Iya unik, tapi cerita akan rusak kalau tokoh seperti Buckbeak muncul di cerita Liala. Lha nanti kita yang bingung sendiri ini cerita akan dilanjutkan dengan cara apa? Contoh di atas memang terlihat kejanggalan besar kalau karakter burung berkaki empat mauncul di cerita Lila, yang banyak terjadi justru kejanggalan-kejanggalan kecil perihal karakter yang ada di cerita membuat cerita kita juga kurang bisa dinikmati dengan baik. Hal ini perlu diperhatikan oleh kita sebagai penulis pemula.

3. Detail Tokoh
Detail tokoh yang bisa kita jelaskan di dalam cerita adalah tentang fisik, sifat-sifat unik yang bernilai positif maupun negatif, antagonis atau protagonis.

Watak halus, kasar, disiplin, berlebihan, centil, boros, sembrono dan lain-lain bisa kita sampaikan dengan baik bila kita benar-benar paham akan watak-watak tersebut. Hal ini tergantung pada kemampuan dan kemauan kita menghayati orang-orang yang kita tahu, bisa jadi para tetangga atau poblic figure yang sering muncul di TV.

*Bayangkan bagaimana Masashi Kishimoto mengarang karakter-karakter Akatsuki dan para tokoh film Naruto yang lain.

Penokohan tentu saja harus dilatih dengan baik. Kita bisa menulis puluhan cerpen untuk melatihnya. Mari terus bersemangat menulis cerpen.

Continue Reading... Label: , , , , ,


ARTIKEL MENARIK LAINNYA

 

Follower

Anda Pengunjung ke

Return to top of page Copyright © 2010 | Flash News Converted into Blogger Template by HackTutors