RSS

Puisi anak memiliki gaya bahasa berbeda dengan puisi dewasa


Coba kita perhatikan puisi-puisi anak. Puisi anak cendrung memiliki gaya bahasa yang sederhana dengan amanatnya yang tersurat. Puisi anak tidak memiliki maksut untuk menohok masalah-masalh aktual politik, moral dan budaya.

Puisi anak memiliki gaya bahasa dan isi yang ringan dan polos. Sangat minim motif-motif majas dan diksi. Banyak yang masih bersajak AB AB, tapi beberapa sudah bebas tanpa sajak. Walaupun penulisnya sudah dewasa, tentu penulis tak akan berani memberikan majas terlalu banyak dan makna tersirat yang sulit dipahami anak-anak.

Dan justru gaya yang seperti ini terasa alami, dan apa adanya. Puisi-puisi polos seperti itu memberikan rasa yang berbeda daripada rasa pada puisi dewasa. Puisi yang apa adanya itu justru memiliki semacam keterbukaan, apapun yang di rasa dan dipikirkan penulis seringkali keluar dengan lancar.

Problem yang sering muncul adalah hubungan antar bait yang sering tidak nyambung. Hal ini tentu saja dapat kita latihkan kepada anak-anak bagaimana mengoneksikan baris satu dengan yang lain dan bagaimana menghubungkan bait satu dengan bait yang lain.

Berikut contohnya :

Nelayan

Kesana kemari engkau berlayar
Dengan sangat bersemangat
Demi keluarga tercinta

Nelayan...
Jasamu sangat besar
Mencari ikan siang malam
Walau tak pernah mendapat upah sepadan

Nelayan...
Dalam ombak besar engkau terus berlayar
Hingga perahumu terguling
Dan jatuh ke dasar laut

Nelayan...
Terimakasih atas perjuanganmu



Yovia Galuh [yovia_galuh @yahoo .co.id]




Puisi "nelayan" telah ditampilkan di http://www.ceritaanak.org

Dengan keterbukaan semacam ini, orang tua dapat menyimak perkembangan intlektual maupun emosional si anak.

Latihlah anak anda menulis puisi mulai dari sekarang.


0 Responses to "Puisi anak memiliki gaya bahasa berbeda dengan puisi dewasa"

Posting Komentar

ARTIKEL MENARIK LAINNYA

 

Follower

Anda Pengunjung ke

Return to top of page Copyright © 2010 | Flash News Converted into Blogger Template by HackTutors