RSS

Cerpen Kompas. Analisis Cerpen Seorang Kawan


Cerpen Kompas, tidak diragukan lagi telah menjadi wahana cerpen berkualitas nasional. Baik penulis, peminat, komentator dan pembaca selalu fokus perhatiannya kepada Cerpen Kompas. Seakan-akan kini standard kualitas cerpen Indonesia dapat diukur dari cerpen-cerpen yang ditayangkan Kompas. Hal ini bisa dipahami karena memang kualitas cerpen yang diterbitkan dinilai tinggi dan harus melalui seleksi tim seleksi Kompas.

Penulis sendiri telah beberapa kali menulis cerpen meskipun tidak ditujukan untuk diterbitkan di Koran Kompas karena sadar diri akan kualitas yang belum maksimal. Disamping itu saya memiliki seorang kawan yang berlangganan Koran Kompas hanya ketika Cerpen Kompas terbit. Dia sering membuat analisis cerpen sehingga terbiasa menilai-nilai diksi, amanat, alur cerpen dan berbagai gaya bahasa yang ada dalam sebuah cerpen. Dasar pendidikannya yang sedang dalam program perguruan tinggi jurusan strata Sastra Inggris juga mendukung dalam menambah modal kemampuannya analisis cerpen.

Setelah tahu saya punya beberapa cerpen, dia langsung minta untuk diperlihatkan. Nalurinya sebagai analisis cerpen membuatnya langsung merasa penasaran ketika didapatinya ada kenalan yang memiliki cerpen baru. Lalu saya berikan naskah cerpen saya yang saya tulis di saat-saat SMA.

Beberapa hari setelah membaca beberapa cerpen saya, dia mulai menyatakan komentarnya. Saya tahu akan banyak kekurangan karena saat cerpen itu saya baca sendiri (lagi, setelah beberapa tahun), ada beberapa kekurangan yang lucu dan membuat diri saya malu sendiri. Tapi mari kita simak apa komentar kawan saya ini, yang pastinya dia akan menggunakan standard Cerpen Kompas sebagai patokan penilaian.

"Cerpenmu temanya bagus. Cerita-cerita unik dan belum ada di cerpen-cerpen sebelumnya (kebanyakan). Kamu juga sudah bisa mengatur alur, walaupun kalau dilatih lagi bakal lebih top. Tapi di sini bahasa kamu terlalu lebay. Terlalu berat. Terutama di cerpen yang judulnya "Kemuning", itu ada kalimat kalau nggak salah "Seperti ada sisi simetris antara mistis dan spiritual yang agung" itu kalimat keberaten banget. Sebaiknya kalimat sederhana, tapi amanat tersampaikan. Coba banyak-banyak baca buku EYD juga".

"Kalau di Kompas... . " Nah mulai masuk kemari nih. Mari kita lanjut.

"Cerpen Kompas kebanyakan sederhana gaya bahasanya. Tapi maksud yang disampaikan bisa benar-benar dipahami dan berhasil memberikan efek kepada pembaca. Tema yang diambil unik, atau tema biasa yang diambil dari sudut pandang yang unik".

Saya akui, "Kemuning" memang cerpen yang saya tulis di usia remaja. Jadi dalam proses penulisannya saya tumpahkan seluruh perbendaharaan kata yang saya miliki. Semua saya semuakan agar benar-benar maksimal dan ini bukan hal buruk. Hanya saja komentar kawan saya tersebut memang layak dijadikan referensi bahwa kadang diksi yang muluk-muluk malah tidak cocok dengan suasana pembaca atau suasana cerpen.

Cerpen Kompas kemungkinan besar memiliki kriteria yang seperti itu. Gaya bahasa sederhana, EYD, tema unik dan amanat yang mampu memberikan efek kepada pembaca. Semoga sekali atau beberapa kali, cerpen kita bisa dimuat di Cerpen Kompas. Amin.


0 Responses to "Cerpen Kompas. Analisis Cerpen Seorang Kawan"

Posting Komentar

ARTIKEL MENARIK LAINNYA

 

Follower

Anda Pengunjung ke

Return to top of page Copyright © 2010 | Flash News Converted into Blogger Template by HackTutors