"disuruh baca, emang masih SMP harus baca muluk?"
Dan bahkan profesor masih saja banyak membaca. Karena membaca memang merupakan cara pembelajaran yang paling utama. Itu mengapa awal mula pembelajaran di SD (sekolah dasar/awal) adalah membaca.
Bukan berarti kita akan membaca di saaat-saat bersekolah saja. Karena sebenarnya pelajaran-pelajaran sekolah hanyalah bekal untuk pelajaran-pelajaran selanjutnya di saat dewasa, di saat siswa itu harus belajar sendiri tanpa bantuan guru.
"jadi walau udah gede, status siswa-ku masih nempal di aku ya?"
Yap, benar. Bahkan hingga tua bangka, manusia akan menemukan hal-hal baru yang harus mereka pelajari. Atau mereka akan ketinggalan peradaban dunia.
"hubungannya dengan menulis?"
Kebayang gak, orang ketinggalan peradaban dunia, dia bakal dinilai kuper, jadul, atau ketinggalan abis (kayak yang nulis nih.. puftt... . . .)
Apalagi kalau penulis yang sampe ketinggalan peradaban karena tidak mau membaca.
Suatu tulisan bisa menggambarkan tentang suatu peradaban di waktu tetentu. Kitab-kitab kuno bisa membantu kita untuk mengetahui bagaimana peradaban nenek moyang kita di masa itu. Begitu pula tulisan-tulisan masa kini yang bisa memberi tahu kita bagaimana peradaban saudara-saudara kita di tempat lain. Bukan hanya dari isi cerita, tetapi juga dari gaya tulisan dan gaya bahasa.
Artinya, membaca bisa memberikan pengetahuan yang tidak terlihat oleh kita. Artinya pengetahuan kita akan lebih luas daripada ketika kita hanya mempelajari hal-hal yang bisa kita lihat. Hal yang dapat kita lihat tentu saja sangat terbatas. Dan dengan membaca, kita bisa menembus batas-batas itu.
"siapa yang pengen nembus batas, baca aja yang banyak.... "
Bukan hanya pengetahuan kita yang akan menembus batas penglihatan dan pendengaran. Bahkan nantinya imajinasi kita juga akan menembus batas rasio otak dan logika.
Kita bisa menemukan cerita-cerita yang seharusnya tidak ada, karena memang tidak ada di dunia nyata. Pada akhirnya, imajinasi ini akan bisa mendeskripsikan suatu rupa, suatu kejadian dari suatu wujud dengan baik dan jelas.
Inilah salah satu kunci kepenulisan, kuatnya deskripsi mempengaruhi imaji pembaca.
Maka, jadilah dia penulis yang mampu menguasai ceritanya dan mampu menarik hati para pembaca ceritanya.
Artinya lagi, banyak membaca itu benar-benar merupakan solusi jitu pencarian ide bagi seorang penulis. Seperti yang sudah di bahas (klik) di sini.
Banyak membaca menjadikan kita memiliki wawasan yang luas, dan wawasan yang luas akan membuat kita mampu memahami banyak hal, dan berpikir dengan lebih cerdas dan bijaksana.
Dan bahkan profesor masih saja banyak membaca. Karena membaca memang merupakan cara pembelajaran yang paling utama. Itu mengapa awal mula pembelajaran di SD (sekolah dasar/awal) adalah membaca.
Bukan berarti kita akan membaca di saaat-saat bersekolah saja. Karena sebenarnya pelajaran-pelajaran sekolah hanyalah bekal untuk pelajaran-pelajaran selanjutnya di saat dewasa, di saat siswa itu harus belajar sendiri tanpa bantuan guru.
"jadi walau udah gede, status siswa-ku masih nempal di aku ya?"
Yap, benar. Bahkan hingga tua bangka, manusia akan menemukan hal-hal baru yang harus mereka pelajari. Atau mereka akan ketinggalan peradaban dunia.
"hubungannya dengan menulis?"
Kebayang gak, orang ketinggalan peradaban dunia, dia bakal dinilai kuper, jadul, atau ketinggalan abis (kayak yang nulis nih.. puftt... . . .)
Apalagi kalau penulis yang sampe ketinggalan peradaban karena tidak mau membaca.
Suatu tulisan bisa menggambarkan tentang suatu peradaban di waktu tetentu. Kitab-kitab kuno bisa membantu kita untuk mengetahui bagaimana peradaban nenek moyang kita di masa itu. Begitu pula tulisan-tulisan masa kini yang bisa memberi tahu kita bagaimana peradaban saudara-saudara kita di tempat lain. Bukan hanya dari isi cerita, tetapi juga dari gaya tulisan dan gaya bahasa.
Artinya, membaca bisa memberikan pengetahuan yang tidak terlihat oleh kita. Artinya pengetahuan kita akan lebih luas daripada ketika kita hanya mempelajari hal-hal yang bisa kita lihat. Hal yang dapat kita lihat tentu saja sangat terbatas. Dan dengan membaca, kita bisa menembus batas-batas itu.
"siapa yang pengen nembus batas, baca aja yang banyak.... "
Bukan hanya pengetahuan kita yang akan menembus batas penglihatan dan pendengaran. Bahkan nantinya imajinasi kita juga akan menembus batas rasio otak dan logika.
Kita bisa menemukan cerita-cerita yang seharusnya tidak ada, karena memang tidak ada di dunia nyata. Pada akhirnya, imajinasi ini akan bisa mendeskripsikan suatu rupa, suatu kejadian dari suatu wujud dengan baik dan jelas.
Inilah salah satu kunci kepenulisan, kuatnya deskripsi mempengaruhi imaji pembaca.
Maka, jadilah dia penulis yang mampu menguasai ceritanya dan mampu menarik hati para pembaca ceritanya.
Artinya lagi, banyak membaca itu benar-benar merupakan solusi jitu pencarian ide bagi seorang penulis. Seperti yang sudah di bahas (klik) di sini.
Banyak membaca menjadikan kita memiliki wawasan yang luas, dan wawasan yang luas akan membuat kita mampu memahami banyak hal, dan berpikir dengan lebih cerdas dan bijaksana.
Posting Komentar